Bagian 15

646 17 9
                                    

hai hai🙌
i'm back gaes🤩

syukurlah UAS ku udah selesai jadi aku bisa ngelanjutin cerita ini 🤗

so, enjoy it and dont forget to vote and komen 🙏

thankyou 💜

🖇️🖇️🖇️🖇️🖇️

Kedua polisi yang mengejar Karin dan Bara sudah pergi menjauh.  Karin yang mencoba mengintip pun tiba-tiba ditarik oleh Bara sehingga posisi mereka seperti sedang berpelukan.

Karin pun memberanikan diri melihat wajah Bara yang masih melihat keadaan sekitar, namun tidak lama Bara yang merasa dirinya dilihat pun melihat balik Karin sehingga keduanya kini saling bertatapan dengan posisi yang sangat dekat.

Karena merasa ini salah, Karin pun mendorong tubuh Bara.

“Apa yang sedang kau lakukan?” ujar Karin setelah berhasil menjauhkan diri dari Bara.

“Apa maksudmu? Aku sedang membantumu bersembunyi dari polisi” ujar Bara santai. Karin yang mendengar itupun hanya mengeluarkan nafas kasar mencoba menahan emosi.

“Kalau kau tidak mengeluarkan ide buruk untuk berjualan di jalanab, akankah ini terjadi?” ujar Karin.

“Ini adalah bagian dari pelatihanmu, oke? Aku membantumu,” tutur Bara membela diri. Karin yang mendengar itupun terdiam.

“Baiklah, terimakasih,” ujar Karin mengalah, “kalau aku benar-benar tertangkap oleh polisi, itu akan-“ ujar Karin yang tiba-tiba dipotong oleh Bara.

“Eits! Jangan salah paham,” ujar Bara tiba-tiba, “aku takut kalau aku harus membayar dendanya,” ujar Bara dan membuat Karin cukup terkejut.

“Aku pikir kalau aku memberimu waktu dua jam lagi, kau masih tidak akan bisa menjual itu semua. Bagaimana kalau begini saja. Besok pagi, aku ingin barang dan uangnya totalnya 4.850.000. Tidak boleh kurang seribu rupiah pun,” ujar Bara mengalihkan pembicaraan. Karin yang mendengar itupun terkejut. Hei! Bagaimana bisa?

“4.850.000?” ujar Karin mencoba memastikan.

“Iya,” jawab Bara mantap, “apakah kau pikir kau tidak harus membayar keranjangnya yang rusak? Apakah otakmu pernah berpikir?” lanjut Bara sarkas.

“Aku telah banyak memikirkannya, aku hanya tidak bisa memikirkan cara yang lain! Sebaliknya aku tidak akan memohon padamu!” ujar Karin sambil menahan emosi.

Bara pun hanya diam dan mengeluarkan dompet Karin yang tadi diambilnya untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Karin pun mengambil dompet itu dengan kasar. Setelahnya, Bara pun berjalan santai meninggalkan Karin.

Saat ini, Karin sudah berada di kantor Tim Penjualan 3, begitu masuk ia langsung membungkukkan badannya tanpa melihat isi ruangan.

“Maaf, tolong beri aku sedikit waktu lagi. Aku akan terus memikirkan suatu rencana,” ujar Karin. Namun karena tidak mendapatkan respon, ia pun meneggakkan badannya dan kaget karena ruangan sudah kosong padahal jam baru menunjukkan pukul 5 sore (jam pulang kantor tepat pukul 5 sore).

“Ini benar-benar tim penjualan 3 yang tidak mau memberikan waktu lebih bahkan semenitpun pada perusahaan,” ujar Karin, ia pun berjalan gontai menuju mejanya sambil masih membawa keranjang berisi produk Dream Glow.

My Boss to My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang