Part 17 : Sayonara

173 24 0
                                    

Yura hanya terdiam didalam mobil, tangisannya sudah mereda. Yoongi pun hanya diam fokus mengendarai mobilnya. Sepuluh menit, akhirnya Yura jatuh tertidur. Yoongi tersenyum simpul saat melihat Yura tertidur, ia mengusap puncak kepala Yura. Beberapa lama, akhirnya sampai di depan rumah Yoongi.

Yoongi keluar mobil, kemudian membuka pintu bagian Yura, ia menggendong yura menuju depan pintu. Sedikit susah payah Yoongi membuka pintu rumahnya. Kemudian ia menggendong Yura masuk ke dalam kamarnya. Yura tetap tertidur, tidak merasa terganggu saat digendong Yoongi. Yoongi menatap wajah teduh Yura yang tertidur, mata dan pipinya lembab, sisa menangis tadi.

Yoongi mengusap kepala Yura, kemudian menghapus air mata di pipi Yura. Ia ingat-ingat, ia tidak pernah mencium pipi gadisnya itu. Bahkan kini pun, ia tak berani untuk sekedar mengecup pipi gadisnya. Akhirnya Yoongi ikut berbaring di samping Yura, hanya berbaring, tidak memeluk. Tak lama, Yoongi menyusul Yura yang telah tertidur.

*****

"Yoongi oppa" ucap Yura mengucek matanya, ia terbangun setelah satu jam tertidur.

"Nee" ucap Yoongi yang terbangun hanya dengan sahutan kecil dari Yura.

"Hah... Aku tertidur" ucap Yura dan bangkit dari tidurnya. Ia duduk di tepi ranjang.

"Kamu sudah tidak marah lagi?" Tanya Yoongi ikut duduk disamping Yura.

Yura hanya terdiam, tentu saja ia masih marah. Ah tidak, Yura tidak marah, tapi ia memikirkan apakah dia pantas untuk Yoongi. Yura hanya tertunduk, tidak menggubris ucapan Yoongi. Yoongi menghela nafas, kemudian memeluk Yura dari samping.

"Sebenarnya ada apa? Darimana kamu tau tadi siang aku makan dengan Kyung?" Tanya Yoongi dengan nada sehalus yang ia bisa.

Yura tidak menjawab pertanyaan Yoongi. Dia hanya cukup meraih ponselnya saja, kemudian ia membuka pesan dari nomor yang tidak ia kenal tadi. Yura memberikan nya pada Yoongi. Yoongi langsung membaca pesan itu. Setelah ia membaca pesan itu, ia hanya menutup matanya, nafasnya terdengar berat. Yoongi tengah menahan emosi, ternyata tadi Kyung mengambil kesempatan yang ada.

"Yoongi oppa" ucap Yura mengusap tangan Yoongi pelan. Sebenarnya ia takut melihat rahang Yoongi yang mengeras.

"Nee Yura" ucap Yoongi halus. Emosinya sudah ia kendalikan.

"Yoongi oppa marah?" Tanya Yura, pertanyaannya lebih tepat apakah Yoongi marah padanya.

"Aku tidak marah padamu Yura. Kamu pantas bersikap seperti tadi. Gadis mana yang tidak marah jika kekasihnya terlalu sibuk, eh, dia malah tau kalau pacarnya itu makan dengan wanita lain. Itu wajar" ucap Yoongi, mengusap kepala Yura.

"Jadi memang benarkan kalau tadi oppa makan dengan Kyung?" Ucap Yura mengerucutkan bibirnya.

"Memang benar, tapi tadi itu aku tidak sengaja bertemu dengannya. Ia memintaku untuk makan dengannya, aku tidak enak menolak" jelas Yoongi.

"Hmmm, bagiku. Kyung lebih pantas untukmu, dia seorang super model, cocok untukmu. Sedangkan aku? Aku hanya mahasiswi manja yang tidak bisa apa apa" Yura mengeluarkan apa yang ia pikirkan belakangan ini. Yoongi hanya memandang wajah gadisnya.

"Ku mohon Yura, jangan pernah berpikir seperti itu. Kau lebih dari pantas untuk ku, bahkan aku ragu, apakah aku pantas untuk wanita sebaik dirimu" ucap Yoongi memeluk erat Yura. Yura merasakan kehangatan dari pelukan itu.

"Tapi ibuku bilang, aku tak pantas untuk mu" ucap Yura mengingat kejadian sebulan lalu.

"Yang menjalani hubungan kita berdua. Jadi hanya kita berdua yang tau sepantas apa hubungan kita. Jangan pikirkan pendapat orang lain" ucap Yoongi memegang bahu Yura, ia telah melepas pelukannya.

Only Mine (Min Yoongi) [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang