Beberapa hari Keluarga Zahra dan Fatan menyiapkan acara pernikahan Zahra dan Fatan. Namun Zahra dan Fatan tidak boleh ikut mempersiapkan. Zahra di suruh di dalam kamar terus sebelum hari H pernikahan, begitu juga dengan Fatan.
Mulai dari pesan gedung, catering, dan kebutuhan nikah lainya di pegang oleh Abangnya Zahra. Abi dan Umi hanya memantau bagaimana proses kerjanya.
***************************
Tepat pada hari Rabu ini, Zahra dan Fatan akan melangsungkan acara pernikahan yang di gelar di Cakra Karana. Sebelum hari H, Zahra dan Fatan tidak diperbolehkan bertemu. Pukul 07.00 Zahra dan rombongan keluarganya menuju ke Masjid Agung untuk proses akad nikah. Waktu yang di tempuh untuk menuju ke Masjid Agung yaitu sekitar dua jam perjalanan. Di sepanjang jalan, Zahra hanya duduk termenung di samping Uminya.
Setelah menempuh perjalanan dua jam. Tepat pukul 09.00 WIB, Zahra dan rombongan keluarganya sampai di Masjid Agung. Saat di Masjid Agung, keluarga Fatan sudah sampai duluan. Fatan pun sudah siap bersama penghulu di dalam masjid. Setelah semuanya siap, Zahra langsung menuju ke dalam masjid namun tidak disandingkan langsung dengan Fatan. Zahra akan disandingkan dengan Fatan setelah Fatan selesai mengucap Ijab Qabul.
Tidak selang lama kemudian, akad nikah dimulai. Fatan mengucap ijab qabul dengan lantang tanpa ada yang salah. Keluarga Zahra, Umi dan Abi Fatan yang mendengarnya pun langsung berkaca-kaca.
Setelah selesai mengucab ijab qabul, Fatan langsung dipertemukan dengan Zahra. Mereka duduk berdampingan. Meskipun mereka sudah resmi sah, keduanya masih tetap canggung kalau berdua. Setelah akad nikah selesai, Fatan dan Zahra langsung menuju ke gedung Cakra Karana untuk melangsungkan acara resepsi. Resepsi digelar dengan sangat mewah dengan dihadiri tamu-tamu kelas atas. Sesampainya di gedung Cakra karana, Zahra dan Fatan langsung ditempatkan di tempat yang telah ditentukan. Zahra dan Fatan terlihat sangat cocok bersanding di kursi pengantin. Teman-teman Fatan dan Zahra berdatangan dan meminta suak foto bersama. Mulai sore acarapun mulai selesai. Tamu yang berdatangan mulai pulang.
*****************************
Satu minggu setelah melangsungkan pernikahan, Zahra dan Fatan pindah ke kota Bogor. Mereka membeli rumah baru di kota Bogor. Mereka memilih kota bogor karena lokasi kerjanya Fatan di kota Bogor. Zahra dan Fatan mulai tinggal satu atab. Zahra berusaha membiasakan untuk tidak canggung lagi dengan Fatan. Begitu juga dengan Fatan sendiri. Zahra berusaha menjadi yang terbaik untuk Fatan, ia selalu melayani Fatan tiap harianya. Mulai dari menyiapkan makanan, menyiapkan perlengkapan kerja yang akan dibawa Fatan kerja, menyiapkan baju dan yang lainya.
Mengetahui Zahra yang selalu melayaninya dengan baik dan sabar, Fatan semakin yakin kalau Zahra adalah istri yang tepat untuk dirinya. Fatan mulai menata perasaanya hatinya untuk Zahra istrinya. Fatan setiap harinya selalu perhatian pada Zahra. Hari demi hari mereka pun tambah romantis, meskipun dulunya tak saling mencintai.
Hari demi hari, bulan demi bulan. Kini Zahra dan Fatan sudah tiga bulan lebih di Bogor, mereka belum sempat pulang karena pekerjaan Fatan tidak bisa ditinggalkan.
Suatu malam, saat Zahra dan Fatan tengah bersantai di depan tv rumahnya. Tiba-tiba Zahra merasakan mual dan pusing. Zahra langsung menuju kamar mandi. Melihat istrinya yang mual-mual, Fatan pun langsung panik dan membawanya ke rumah sakit. Di sepanjang perjalanan. Zahra pun lemas. Tak lama kemudian, sampailah mereka di rumah sakit, Zahra pun langsung diperiksa oleh dokter. Sembari menunggu hasilnya, Fatan mendampingi Zahra. Tak lama itu, dokter datang dan memberi tahu kalau Zahra sedang hamil. Mendengar semua itu, mereka langsung sangat senang dan ingin segera memberi tahu Umi dan Abinya yang ada di Jakarta.
Mereka pun pulang dari rumah sakit dengan membawa kabar gembira itu. Kebetulan besok adalah hari Sabtu, Fatan libur bekerja. Mereka langsung memutuskan untuk pulang ke Jakarta Sabtu Pagi. Mereka sudah tidak sabar ingin memberi tahu soal kabar kehamilan.
Tepat pukul 05.00 WIB, Fatan dan Zahra berangkat ke Jakarta. Mereka pulang tanpa ada yang tau. Karena Fatan dan Zahra ingin memberi kejutan. Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, sampailah Zahra di rumahnya yang ada di Jakarta. Fatan dan Zahra pulang kerumahnya Abi dan Uminya Zahra terlebih dahulu. Saat di depan rumah, Uminya Zahra melihat. Umipun kaget melihat kedatanganya Fatan dan Zahra. Umi langsung mengajak Fatan dan Zahra masuk ke rumah. Umi langsung memanggil Abi yang ada di teras belakang.
"Abi Abi Abi.. Zahra dan Fatan pulang Bi." Ucap Umi.
"Pulang Mi? Kok enggak kasih kabar sih." Sahut Abi.
"Entah Bi. Tiba-tiba udah sampai Jakarta."
"Fatan, Zahra. Kok enggak bilang Abi sama Umi kalau mau pulang. Kan Umi bisa masakin." Ucap Abi.
"Enggak apa-apa kok Bi." Ucap Zahra dan Fatan dengan kompak. Mereka pun terlihat cengeesan di depan Umi dan Abinya. Hal itu membuat Umi dan Abinya heran.
"Kesini enggak bilang, terus cengeesan terus. Ada apa sih Nak." Tanya Umi.
"Gini loh Umi. Fatan dan Zahra kesini enggak bilang itu, karena Fatan dan Zahra ada kabar bagus." Ucap Fatan
"Kabar apa Tan?" Tanya Abi.
"Dengerin Bi, Mi. Alhamdulilah Zahra hamil Bi, Mi. Kemarin malam habis periksa ke rumah sakit. Tapi Umi sama Abi jangan ngomong ke Abi dan Umi Fatan ya. Fatan dan Zahra mau buat surpise." Ucap Fatan.
"Apaaaa? Zahra hamil? Beneran Nak? Umi dan Abi mau punya cucu dong. Alhamdulilah." Ucap Umi.
"Iya Umi, Abi." Jawab Zahra.
"Alhamdulilah." Ucap Abi.
Setelah memberi tahu Abi dan Uminya Zahra. Fatan dan Zahra langsung menuju ke rumah Fatan. Dengan niat yang sama mereka ingun memberi tahu soal kehamilan. Saat sampai di rumah orang tua Fatan, mereka juga bingung melihat kedatanganya Fatan dan Zahra. Abi dan Uminya Fatan pun menanyakan mengapa Fatan dan Zahra datang tidak bilang-bilang. Zahra dan Fatan pun memberitahu maksut kedatanganya karena ingin memberitahu soal kehamilan Zahra. Mendengar Zahra hamil. Abi dan Uminya Fatan sangat bahagia karena bakal punya cucu. Begitu juga dengan Fatan dan Zahra, mereka sangat senang dikaruniai keturunan. Kebahagian mereka pun semakin bertambah dengan adanya calon bayi.
T A M A T
Terima kasih yang telah membaca cerita saya "Assalamualaikum Calon Imam."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ASSALAMUALAIKUM CALON IMAM✔.
Novela Juvenil(Complete) Zahra,gadis berusia 22 tahun yang dijodohkan orang tuanya dengan laki-laki yang tidak pernah ia kenali sebelumnya.Orang tuannya menjodohkannya dengan Fatan,laki-laki berusia 23 tahun. Kebayang tidak?bagaimana jika kalian yang di jodohkan...