Tujuh

47 0 0
                                    

Solo, 2015

Akhir pekan adalah saat yang dinantikan setiap insan pendamba liburan. Termasuk diriku. Lelah dengan aktivitas penguras waktu kini saatnya aku menikmati waktu untuk bersenang-senang sebentar.

Hujan turun dengan gemas, rintik kecil bersama dengan sorot Surya yang sedikit redup. 'Ku peluk erat ransel kecil yang akan menemani hariku. Angin sejuk yang membawa berita gembira bahwa Juna akan segera tiba. Musim hujan tahun ini akan segera berakhir, kuharap kisahku dan Juna tidak berakhir.

Juna :

Tebak saja apa yang kubawa, maka kau akan mendapatkannya.
Clue :
- semua orang tak sanggup untuk memiliki sinarnya yang cerah,
- saat gelap dinanti saat hujan ku nanti,
- kepergiannya meninggalkan jejak yang dalam.

Aku akan tiba dalam 5 menit, untuk itu segera siapkan jawaban!

Hello June !

Kumasukkan kembali ponselku kedalam saku jaket dan memikirkan jawaban yang tepat,"Emang apa jawabannya?"

Aku melihat langit yang sudah mulai terang, sorot matahari kembali terlihat gagah dan menawan. Tak begitu terik, karena pagi hari masih membersamai. Kami memutuskan untuk pergi di awal hari, karena tak ingin hari berlalu begitu cepat.

Pim pim !

Terdengar suara klakson mobil yang sudah terparkir di depan rumah. Kepalaku celingukan mencari siapa pemilik mobil tersebut. Hingga terlihat sosok lelaki dengan celana panjang dan kaos hitam polos yang berjalan memasuki pekarangan rumah. Hei!

"Kak Reno!!!"

Laki-laki itu tertawa dengan lepas melihat aku berlari kearahnya. Kupeluk erat tubuh tegapnya yang tak pernah kulihat setelah ia memutuskan melanjutkan pendidikan di negeri orang. Ah dia adalah kakak ku, Reno Maureen.

"Aduh, adik kecil ku sudah besar ternyata..." Ucapnya sambil mengusap kepalaku gemas, "ngapain di depan sini hm?"

Ku urai pelukanku dan berdiri tegak, "aku mau liburan dong!!"

"Idih.. mentang-mentang udah besar nih ya.. liburan sendiri."
Aku mendengus kesal dan melihat ayah yang tertawa pelan berjalan bersama ibu, "lagian aku ditinggal sendirian di rumah."

"Iya iya... Tuh udah di tungguin," ucap kak Reno sambil memberikan isyarat bahwa Juna telah datang.

"Bawel huu, awas aja nanti kalau Aku udah pulang!"
"Cie udah bisa bilang aku..."goda Reno sambil tertawa.

Aku berpamitan dengan ayah dan ibu untuk pergi, tentu saja mereka memberiku izin karena Juna yang meminta izin. Aku pernah sekali bertanya apakah ayah tidak takut aku pergi bersama laki-laki? Dan ayah dengan santainya menjawab, "jika itu Juna untuk apa ayah khawatir? Lagipula jika Juna berbuat macam-macam, bukankah Lana pandai menjaga diri?"

Aku masih belum paham kenapa ayah dengan mudahnya memberikan ku izin. Ah baiklah, aku yakin sebentar lagi aku akan menemukan jawabannya. Mungkin besok? Biarkan semesta yang memberikan ku jawaban.

"Lama ya nunggu?" Tanya Juna yang berdiri di sebelahku.

Aku memperbaiki posisi tas ranselku dan berjalan ke arahnya,"engga kok. Ayo berangkat!"

Kami berjalan menuju halte bus yang tak jauh dari rumah untuk menuju stasiun kota. Tujuan wisata kami hari ini adalah Jogja. Ayay! Tunggu kami Jogja!

Sepatu sneakers, celana jeans Dan kemeja biru membalut tubuh Juna dengan pas. Kesan casual terpancar ditambah dengan Juna yang menggunakan kacamata yang aku tak tau itu kacamata minus atau sekedar sebagai fashion. Entah kenapa, aku merasa Juna sangat berbeda hari ini.

Aku [ H I A T U S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang