"Ciiiiin! Besok ikut seminar Kesehatan Mental kan?"
"InsyaAllah. Kenapa?" tanya Cinella dengan kedua mata masih tertuju pada layar laptopnya.
"Nggak pa-pa. Kirain lo nggak mau ikut. Ya udah kita barengan aja ya. Biar gue ada temennya. Gak enak banget tau sendirian. Apalagi seminar besok kan kita gabung sama mahasiswa kedokteran," ujar Dhea lalu menyeruput milk shake-nya.
"Iya, iya."
"Lagi ngerjain apa sih? Serius banget? Perasaan nggak ada tugas deh hari ini." Dhea mengetuk-ngetuk jemarinya di atas meja seraya berpikir. Benar, hari ini memang tidak ada tugas dari dosen. Lantas, kenapa Cinella sok sibuk begitu?
"Nggak lagi ngerjain apa-apa. Cuma lagi baca jurnal aja."
"Jurnal tentang apa?"
"Bunuh diri. Tahun ini WHO mengangkat tema bunuh diri untuk memperingati kesehatan mental sedunia kan? Yaa, lagian gue juga penasaran tentang tema itu."
Dhea mengangguk setuju. "Boleh tuh, jadiin referensi buat skripsi lo nanti," saran Dhea antusias. "Tapi, Cin. Bentar deh. Sejujurnya, gue masih penasaran loh sama anak seni yang kemarin nyariin lo. Lo nggak penasaran gitu?"
Cinella mengangkat kepalanya sedikit lalu merenggangkan otot tangannya. Ia lalu menatap Dhea yang juga ikut menatapnya. Menghela napas pelan, ia lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Pikirannya juga dari tadi malam sebenarnya tak jauh mengarah ke sana. Dan hingga saat ini dia pun tak tahu menahu mengenai anak seni itu.
"Sebenarnya gue juga penasaran. Perasaan gue nggak ada masalah sama mereka. Eh, lo tanya namanya siapa nggak?"
"Nama siapa?"
"Yang nyamperin lo kemarin."
Dhea tampak berpikir. "Itu ... umm, eh iya. Kalo nggak salah namanya ... Desta?" ujarnya tak yakin.
"Desta?" Dhea mengangguk pelan.
Cinella menggigit bibir bawahnya setelah mengetahui siapa orang yang mencarinya kemarin. Apakah Desta yang dimaksud Dhea adalah Desta teman Genta? Kalau iya, ada urusan apa lagi dia? Perasaan Cinella tidak melakukan hal aneh atau semacamnya kemarin. Atau ... Cinella melupakan sesuatu? Tapi apa?
"Lo ... ada apa dengan si Desta itu?"
"Wait, wait. Kok lo tau dia anak seni?"
"Ya kan dia yang bilang. Katanya, bilang ya Desta anak fakultas seni nyariin dia. Gituuu."
Cinella mengangguk paham. Ah, sepertinya tidak salah lagi. Pasti Desta teman Genta. "Dia nggak nyampaiin sesuatu gitu?"
"Nggak. Aduh, Cin. Sumpah ya. Kok gue penasaran!"
"Ah, udahlah. Nanti dia juga dateng sendiri kalo emang butuh."
"Tapi, kok dia bisa kenal sih sama lo? Ternyata lo mainnya lumayan jauh juga, ya. Sampai temenan sama anak seni yang terkenal dengan kebadungannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Found a Home in Yours [SUDAH TERBIT]
Ficción General⚠️AWAS BAPER! Novel bisa dipesan melalui WA +6285230484744 . . . Cinella. Biasa dipanggil Cincin oleh orang terdekatnya. Hidupnya datar saja. Tidak ada yang spesial. Pernah ia menginginkan kisah hidupnya seindah, seromantis drama-drama Korea. Tapi i...