04: luka???

275 34 19
                                    

Jika Cinta itu tidak bisa membuat aku bahagia, maka dengan tegas aku harus melupakan Cinta dari kehidupan ku, dan aku tidak akan pernah mengenal Cinta karena Cinta itu sangat menyakitkan.

-Laura Larisa Ayodhya

Laura membersihkan dirinya, dan ia kali ini merasa agak segar.
Lalu ia turun kebawah untuk makan malam.

Disana seperti biasa sudah ada keluarganya yg sudah standby di meja makan.
Lalu Laura duduk di meja makan.

"Mau makan sama apa de??" Tanya Rey sambil mengambilkan nasi untuk Laura.
"Sayur aja" jawab Laura sambil mengambil sendok.
Lalu Rey mengambilkan apa yg disuruh Laura.

"Gimana sekolah kamu Ra??" tanya Ayah Laura.
"Baik" jawab Laura sambil menyuapkan makanannnya.
"Bagus kalau begitu" jawab ayah Laura lagi.

Rey dan Rina hanya memandang keduanya dengan tidak percaya.

"Yah udah gitu aja??" Tanya Rey.

"Emang harus gimana" tanya Rendi.

"Ngga deh ngga jadi" jawab Rey.

"Rara udah selesai makan "lalu Laura pergi ke dapur untuk cuci tangan.
Dan Laura pergi keluar dengan menggunakan jaket.

"Mau kemana de" tanya Rey.

"Keluar" lalu Laura mengambil helm nya.

"Jangan pulang larut malam" peringat Rina, yg diacungi jempol oleh Laura.

Laura pergi ke garasi, ia mengambil motor sport warna hitam kesayangannya.
Lalu ia pergi melajukan motornya.
Inilah kelebihan Laura yg tidak semua orang mengetahuinya.

Setelah aga lama di perjalanan akhirnya Laura sampai di tempat tujuannya.
Ialah tempat yg sering ia datangi bersama dia Laura berdiri dia atas jembatan yg dibawahnya terdapat air sungai yg jernih.
Lalu ia mengingat kenangan yg dulu.

Saat ia sedang melamun tiba tiba sebuah tangan menepuk punggungnya.
Dia Kevin teman sekolahnya.

"Ngapain Lo disini??" Tanya Kevin lalu mensejajarkan badannya dengan Laura.

"Cari angin" jawab Laura, Kevin menyunggingkan senyumannya.

"Lo kenapa sih dingin banget sama orang, terutama buat laki laki" tanya Kevin karena sangat penasaran.

"Bukan urusan Lo" jawab Laura acuh.

"Lo mau minum kopi disana" Kevin mengalihkan pembicaraan dan menunjukkan cafe yg tidak terlalu besar.

Lalu Laura berjalan mendahului Kevin.
Kevin tertawa dengan sikap Laura yg berbeda dari wanita lain sungguh langka lalu Kevin mengejar Laura.

"Kopi dua" Teriak Kevin pada pelayanan itu.
Setelah aga lama pesanan pun datang.

Lalu Laura meminum kopi tersebut dengan tenang.

"Rupanya lo suka kopi ya, juga bisa jadi teman ngopi" Kevin yg sedari tadi memperhatikan Laura kini berbicara.

"Boleh" balas Laura.

Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang