Jangan Dibaca!

9 0 0
                                    

"Jangan Dibaca"
Itulah yang ku baca dari sebuah buku tua penuh dengan debu. Hei pikir saja untuk apa penulis itu menuliskan judul ini tetapi menerbitkan buku ini sangat tidak jelas. Apa dia memiliki gangguan jiwa sehingga memberikan judul yang sangat buruk ini?. Ckk kau pikir aku akan menurutinya? Yang jelas akan ku baca ada apa memangnya dengan buku ini sehingga di berikan judul yang sangat membuat orang penasaran ini?.

Duduk, ya posisi duduk adalah hal yang paling pas untuk membaca dengan ditemani teh maupun kopi. Suasana hari ini lumayan tenang untuk ku yang sedang penasaran dengan buku tua ini.

Hussss sangat berdebu! Bagaimana bisa ada orang yang membiarkan bukunya berdebu sangat tebal seperti ini! Benar benar menyebalkan.

Halaman pertama lagi lagi tertulis peringatan yang sangat konyol

Jangan Dibaca!
Aku peringatkan pada mu jangan membaca buku ini!
Jika memang kau benar-benar ingin membacanya resiko ditangan mu jangan meminta pertanggungjawaban pada ku!
Hati hati dengan petaka itu!
Aku peringatkan sekali lagi jangan dibaca!

Huhh kau pikir aku akan percaya dengan petaka yang engkau buat? Kau hanya ingin membuat pembaca mu ketakutan saja! Kau bodoh wahai penulis? Ini tidak akan memberikan keuntungan untuk mu saat menerbitkan buku ini, malah kau akan rugi! Idiot memang.

Dari pada membuang waktu dengan peringatan itu lebih baik aku lanjutkan saja membacanya. Di halaman kedua hanya kosong? Kosong? Apa ini? Wah benar benar tidak waras! Ku membalikkan halaman selanjutnya hanya ada gambar, gambar itu hanya ada satu setiap halaman, jika ku perhatian gambar tersebut nampak menyatu dan membuat seperti suatu adegan.

Di halaman ketiga ada gambar seorang anak sedang duduk di ayunannya sambil mengelus kucing berwarna putih itu
Di halaman keempat ada seseorang memeluk erat anak tersebut dan tersenyum manis
Di halaman kelima anak itu berbalik dan memeluk orang tadi dengan tawa lepasnya dan membiarkan kucingnya pergi menjauh
Sungguh sangat manis, dari mana hal yang dia sebut sebagai petaka hah?!

Aku melanjutkan membalikkan halaman
Di halaman keenam dan ketujuh orang itu menancapkan pisau itu kepada anak tersebut dan anak tersebut jatuh dengan darah yang terus mengalir dari punggungnya
Dan halaman selanjutnya mengambarkan orang tersebut nampak mendekati buku ku dan. . .

Brukkk aku menjatuhkan buku ini, hahh tidak itu tidak nyata! Bagaimana gambar itu nampak nyata! Tidak tidak tidak!

Tidak lama buku itu bergerak, tidak ini hanya lamunan ku. Buku itu melayang dan keluarlah cahaya yang benar-benar sangat terang sampai membuat mata ku sakit. Tiba-tiba orang yang membunuh anak tadi keluar dari buku itu dan mendekat ke arah ku, tidak ini benar-benar tidak nyata!

"Menjauhlah kau dari ku!" Teriak ku mungkin tidak akan mengubah pikirannya untuk menjauh dari ku

Orang itu terus mendekat semakin mendekat. Dia terus berjalan dengan tangan yang mencoba tuk menyentuh badan ku. Baju putih yang penuh dengan bercak darah, rambut yang panjang kusut dan juga kuku yang benar benar panjang. Dia mendekat terus mendekat. Aku terus mundur hingga tubuh ku menyentuh dinding ruangan. Tidak ada cara lain lagi untuk kabur!

Dia tersenyum dengan mulutnya yang terlihat sobek dan dengan mudah dia mencekik leher ku dan semuanya terlihat menjadi gelap.

Mata ku kembali terbuka, tidak ada rasa sakit lagi, tapi kenapa aku ada di ayunan kayu ini? Bukannya aku tadi dicekik oleh orang tersebut? Harusnya aku mati! Dimana ini? Ehhh kucing? Sejak kapan aku memelihara kucing?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jangan Dibaca!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang