CHAPTER 19

76 14 3
                                    

          Sudah setengah jam berlalu, Lila masih duduk di lantai kamarnya dengan tatapan yang kosong. Pikirannya benar-benar kosong, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tubuhnya seakan membeku. Sudah setengah jam ia sama sekali tidak bergerak dari posisinya.

          Perlahan ia mulai melirik layar ponselnya. Ada banyak sekali panggilan tidak terjawab muncul di layarnya. Ia mengulurkan tangannya untuk meraih ponsel yang tergeletak di lantai tidak jauh dari posisi ia duduk. Kali ini layar ponsel menunjukkan panggilan dari Maya. Lila menjawab panggilan tersebut.

          Pagi Bu, meeting sebentar lagi akan dimulai. Apakah Ibu sudah mau sampai di kantor?” Tanya Maya di seberang sana.

          “Tidak Maya, hari ini saya tidak masuk kantor. Tolong diatur ulang jadwal meeting menjadi besok,” jawab Lila dengan nada yang dibuat setenang mungkin.

          Hening beberapa detik sebelum akhirnya Maya menjawab “Baik Bu. Lalu bagaimana dengan janji temu dengan klien siang nanti?”

          Lila memijit pelipisnya, ia memang memiliki jadwal bertemu dengan klien siang ini di café Brian “Untuk sementara kau bisa meminta David untuk menggantikanku bertemu dengan klien hari ini,” jawab Lila.

          Baik Bu,” jawab Maya singkat berniat mengakhiri percakapan di telepon.

          “Maya.” Panggil Lila tiba-tiba.

          “Ya Bu?” Maya tidak jadi menutup teleponnya dan kembali fokus mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh atasannya.

          “Sudah ada perkembangan mengenai email kemarin?” Tanya Lila pelan. Entah mengapa ia mulai merasa sedikit ragu dan enggan untuk mengetahui fakta mengenai kecelakaan kedua orang tuanya.

          “Sedikit lagi Bu. Saya akan segera mengabari ibu jika sudah menemukannya,” jawab Maya.

          Lila menggigit bibir bawahnya merasa gugup dan kalut “Cepatlah Maya, karena sepertinya aku tidak memiliki banyak waktu lagi,” ujar Lila lirih.

          Hening kembali sebelum akhirnya Maya menjawab “Baik Bu,” lalu segera menutup sambungan teleponnya.

          Lila merasa waktunya tidak banyak lagi. Pengirim email tersebut, siapapun dia pasti memiliki niat terselubung mengirimi Lila foto-foto tersebut. Apakah ia berniat menakut-nakuti Lila? Atau malah ia sengaja memberikan petunjuk kepada Lila. Beberapa kali Lila juga merasa ada yang mengawasinya. Jika dipikir kembali, semua kejadian aneh muncul tidak lama setelah ia mengenal Steve.

          Lila ingin sekali menghubungi Steve untuk meminta penjelasannya. Meskipun sesungguhnya ia merasa sangat takut. Takut untuk mengetahui jawabannya. Takut jika Natalie menjadi alasan penyebab kecelakaan kedua orang tuanya. Hatinya mulai berdenyut nyeri membayangkan pengendara yang menyebabkan kecelakaan maut tersebut adalah adik dari Steve.

          Masih terlalu dini untuk menyimpulkan sesuatu. Bisa saja Natalie hanya salah satu pengendara yang kebetulan lewat dan melihat kecelakaan tersebut. Lagian Natalie tidak akan kuat menarik dan mengangkat tubuh Lila menjauh dari lokasi kecelakaan tersebut. Semua masih terasa begitu samar, begitu abu-abu.

La Douler Exquise (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang