BAGIAN LIMA

592 52 1
                                    

"HAH!"

Indah berteriak saking kagetnya, "Kok gue gak tau lo sepupunya kak Alan? Lo sengaja sembunyiin ini?" tanya Indah.

"Iya, lagian gue males berurusan sama fans-fans fanatik nya kak Alan." ujar Adel. Adel memang sengaja menyembunyikan nya, selain karena fans-nya, Adel juga bisa dibilang kurang dekat dengan Alan.

"Ihh, kalo Letta gak bilang lo tetep sembunyiin ini dari gue?"

"Ya iyalah,"

"Berarti yang kata lo, foto di Instagram nya kak Alan bener dong Letta?"

"Iyalah,"

"Kok gak bilang sih?"

"Kan gue udah bilang, dodol. Letta juga udah ngaku kalo di foto itu dia, terus kenapa lo gak percaya?" ujar Adel gemas.

Indah menggaruk tengkuknya, cengengesan. "Hehehe,"

"Kok lo bisa deket sama kak Alan sih? Kak Alan kan dingin nya kebangetan," sambung Indah bertanya.

"Ya bisalah," jawab Letta santai.

"Cerita in, dong!"

"Garis besarnya sih, kita itu kenal sejak kecil, terus ternyata orang tua kita sahabatan yaudah deh jadi dekat sampai sekarang." Letta mengangkat bahunya.

Kringg.. kringg....

Baru sebelum Indah membalas ucapan Letta, suara bel masuk berbunyi nyaring. Membuat mereka harus memasuki kelas masing-masing.

"Kelas yuk, udah bel." ajak Letta yang disetujui oleh keduanya.

Mereka bertiga berjalan beriringan di koridor kelas X, sebelum sampai dikelas mereka harus menaiki tangga. Adel masuk kedalam kelasnya duluan sedangkan Letta dan Indah tetap berjalan menuju kelas mereka yang berada di ujung.

"Sekarang pelajaran apa, Ndah?" tanya Letta saat mereka sudah mendudukkan tubuhnya.

"Kimia, Let." Saat setelah Indah mengatakan itu, Bu Endah—selaku guru kimia yang terkenal sangat killer itu memasuki kelas sambil mengucapkan salam.

Kelas yang ramai seperti Mall pun langsung hening seperti kuburan. Semua murid duduk diam tidak ada yang bersuara, jangankan bersuara bernafas juga rasanya tidak bisa saking takutnya udah gitu wajahnya yang datar tidak ada senyum-senyumnya.

"Saya absen terlebih dahulu," satu persatu nama murid yang dipanggil mengacungkan tangannya sambil bilang 'hadir'. Setelah selesai pelajaran pun dimulai dengan khidmat.


•••

Bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu, tapi Letta dan Indah masih berada di kursinya masing-masing. Indah tengah sibuk menyalin catatan yang berada di papan tulis ke buku catatannya, sedangkan Letta sibuk bermain game yang sedang booming.

"Let?" panggil Indah sambil sibuk menyalin, matanya sesekali mendongak dan menunduk.

Letta masih fokus kepada ponselnya, "Hm,"

"Akhirnya selesai juga," ujar Indah merenggangkan otot tangannya yang terasa kaku akibat terlalu lama menulis dengan kecepatan maksimum. Tadi guru pada jam pelajaran ke-3 tidak masuk dan murid hanya disuruh untuk mencatat, tidak ada tugas tapi siapa yang tau bahwa catatan itu harus dikumpulkan sebelum istirahat.

ArlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang