Bagian 11

261 24 0
                                    


Denata

Bagian 11

Nata memegang tangan Ester dengan penuh harap agar gadis itu bisa segera sadar, inilah yang Nata khawatirkan tentang gadis ini jika dirinya ditinggalkan sendirian tanpa pengawasan Nata 24/7.

"Bangun Ester..." ucapnya sambil mengusap wajah gadis itu dengan lembut.

Kemudian Nata memejamkan mata ketika fikirannya merekam kejadian tak enak dengan Alaska, mereka berdebat lagi tentang Ester yang mulai drop karena kesehatannya. Alaska mengatakan hal yang sama padanya tentang "yang sebenernya pacar kamu itu siapa sih Nata!" Tapi sekali lagi, Nata tidak bisa menjawabnya.

Padahal pertanyaan ini begitu mudah, "ya lo lah pacar gue." Namun bagi Nata itu terlalu sulit. Sejak awal, bisa dibilang Nata tak menjalani hubungan ini dengan serius.

Kalau begitu kenapa tak putus? Karena Alaska begitu rapuh jika dibiarkan sendiri. Terlebih lagi Papanya yang begitu keras kepala dan memaksa, dan hal yang membuat Nata harus selalu menjauh dari Alaska adalah Papa gadis itu.

Sekarang ada dua pilihan, bertahan atau putus.

Putus berarti meninggalkan Alaska yang rapuh dan hancur, bertahan berarti meninggalkan banyak luka dan duri pada gadis itu yang sudah tertancap di hatinya sejak lama.

"Bang... pulang." Kevin muncul dengan wajah datarnya kemudian berjalan masuk sambil duduk di atas sofa.

"Lo ngapain?"

"Pulang. Alaska butuh lo."

Nata diam saja, ini konyol.

"BANG! PULANG! ALASKA BUTUH LO TOLOL! DIA DI PUKULIN BOKAPNYA!" Mendengar itu Nata menoleh, nada bicara Kevin tak main-main.

"Biar Ester yang gue jaga, karena apa? Karena dia suka sama gue Bang. Mulai dari sekarang sampai nanti, kasih amanah ini ke gue, gue dengan senang hati Bang. Sekarang mendingan lo ke Alaska tenangin dia, SEKARANG!" Nata bangkit kemudian mengambil kunci motornya di atas nakas dan meninggalkan ruangan ini dengan Kevin yang memijat pelipisnya.

Sesampainya disana, benar saja Alaska sudah di bawa keluar dengan tas biolanya yang rusak karena Alaska menggeret benda itu tadi. Tas biolanya saja, bayangkan!

"PAPA BELIIN MAHAL-MAHAL MALAH KAMU RUSAKIN! SEBAGAI GANTINYA GITAR KAMU PAPA PATAHIN!" Alaska menggeleng sambil mengapit kedua tangannya menjadi satu, memohon dengan derai air mata yang membanjiri pipinya.

"Jangan Pa! Jangan..." Alaska mengemis, namun saat gitar itu di banting kemudian diinjak Alaska sudah tak bisa berkata apa-apa lagi, gadis itu melongo menatap tak percaya pada Papa nya.

"Pa..." Panggil Alaska dingin.

"GAUSAH TIDUR DI RUMAH!!!"

"Aku anak Papa bukan sih? Seteganya Papa ngelakuin itu sama hobby yang aku sukai." Alih-alih mendapat tamparan oleh kata-kata Alaska, Papanya justru mencengkram rahang anaknya sendiri sambil mengeluarkan tatapan mengintimidasi.

"CEWEK NGGAK PANTES MAIN GITAR! KAMU COWOK APA CEWEK! CEWEK ITU MAINNYA BIOLA! PIANO! BALLET! KAMU MAU JADI COWOK?! JANGAN MEMPERMALUKAN PAPA ALASKA!" Alaska membuang mukanya, kemudian menampar pria di hadapannya itu dengan kuat, Alaska sudah menahan kesabarannya. Dan kini, ia tak bisa.

"JAGA MULUT PAPA! GITAR ITU NGGAK DIMAINKAN BUAT COWOK AJA! GITAR DIMAINKAN BUAT MEREKA YANG PUNYA BAKAT DALAM MUSIK! DAN INGIN BERMAIN MUSIK! PAPA NGGAK PERNAH NGERASAIN APA PERASAAN AKU SELAMA ITU! AKU UDAH NGELAKUIN SEMUA YANG PAPA INGINKAN AKU LAKUIN KARENA APA?! KARENA AKU SAYANG SAMA PAPA! KARENA AKU MAU PAPA PERHATIIN AKU KAYAK DULU! PAPA NGGAK PERNAH JADI PAPA YANG BAIK KALAU PAPA BEGINI TERUS! BERJUTA-JUTA KALI PAPA BERJANJI SAMA MAMA YANG TERBARING LEMAH DI RUMAH SAKIT! UNTUK MENYAYANGI AKU LAYAKNYA SEORANG MAMA! TAPI APA?!!!" Alaska terduduk sambil menutup matanya, mengambil nafas gusar ketika udara di rongga paru-parunya itu kosong.

"Papa malah buat aku makin menderita... Papa udah buat mental aku hancur." Mendengar kata mental, Papa terdiam kaku sambil menatap anaknya yang kini tengah terduduk sambil melihat gitar kesayangannya yang sudah terbelah menjadi dua.

"Aku nggak akan pernah pulang ke rumah lagi Pa, makasih atas semuanya yang Papa kasih ke Alaska... Papa jangan khawatir, Alaska masih mau les biola lagi." Ucapnya kemudian bangkit sambil mencium pipi Papanya dengan lembut, dan berjalan entah kemana yang penting, Alaska bisa menenangkan dirinya sendiri.



























Bersambung...


[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang