Ice Cream pt.2

1.2K 140 10
                                    

"Jisoo?! Kim Jisoo!"






Namjoon sudah hampir berkeliling satu taman, tapi tidak menemukan Jisoo sama sekali.

Dan kalian tau? Kesialan menimpa Namjoon di jalan tadi, gelato yang Jisoo pesan terjatuh ke tanah, Namjoon hampir berteriak kesal tadi, tapi tak jadi karena ada anak kecil yang menatapnya dengan mata berbinar.

Namjoon sempat bingung dengan tatapan anak kecil ini, tapi ia menyadari tatapan anak kecil itu menuju ke gelato yang ia pegang dan akhirnya ia memberikan gelato miliknya ke anak kecil tadi.

Tidak peduli, siapa tau dengan Namjoon berbagi ia bisa menemukan Jisoo lebih mudah.

Tapi kenyataannya tidak, taman ini semakin ramai dan Namjoon semakin kesusahan mencari keberadaan Jisoo.

Namjoon mendengar suara musik dari samping kirinya, dan melihat ada pusat keramaian disana, sepertinya ada pertunjukan. Instingnya membawa kaki panjang milik Namjoon berjalan ke arah sana.

Matanya menatap seluruh penjuru arah, jaga-jaga siapa tau ia menemukan Jisoo, ia berjalan masuk kekerumunan dan berdecak malas saat melihat badut-badut itu menari. Dan ia kembali keluar dari kerumunan.

Namjoon berjalan mengitari kerumuanan yang membentuk lingkaran besar itu, dan tatapannya berhenti di bawah pohon rindang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Namjoon berjalan mengitari kerumuanan yang membentuk lingkaran besar itu, dan tatapannya berhenti di bawah pohon rindang tak jauh dari tempatnya berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa itu sakit? Maafkan Noona ya? Noona tak melihatmu"

"Tidak kok, tidak luka juga, aku pergi dulu ya Noona!"
Anak kecil itu kembali berlari seakan-akan ia tak ingat kalau ia habis terjatuh.

Tubuh kecil anak itu tak sengaja tertabrak tubuh Jisoo, saat wanita itu berusaha masuk kekerumunan. Hal itu membuat Jisoo takut setengah mati, bagaimana jika ia dilabrak orang tuanya? Dan Jisoo disuruh membayar pengobatan anaknya? Ia takut dimarahi Namjoon, Namjoon itu seram tau jika marah.

Eh? Namjoon? Ah! Ia lupa dengan pria itu, ia harus kembali.
Tapi... tunggu! Sejauh apa ia berjalan? Dimana ia sekarang? Bagaimana caranya ia kembali? Semua orang ini... Jisoo takut, Jisoo takut dengan keramaian.

Parno, Jisoo parno dengan keramaian, ia mulai takut, tubuhnya gemetar, dahinya mulai berkeringat dingin, matanya bergerak kekanan dan kekiri. Bagaimana jika ia tak bisa kembali? Jika ia dimarahi Namjoon bagaimana?

Kepala Jisoo semakin pening memikirkan semua pertanyaan-pertanyaan tadi, hanya satu yang ia pikirkan, bagaimana caranya ia kembali? Bagaimana caranya ia meenemukan Namjoon? Jisoo menyesal sekarang, seharusnya ia tidak penasaran dengan suara-suara musik tadi.

Jisoo ingin menangis, matanya berkaca-kaca, air matanya sudah tidak dapat di bendung lagi, ia berjongkok di bawah pohon sambil menyembunyikan kepalanya di lutut, tak peduli dengan orang-orang yang mengatainya karena tak sengaja menyandung tubuhnya, ia tak peduli dengan tubuhnya yang tak sengaja terinjak atau pun terdorong.

stammi piu vicino [Namjoon × Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang