💫 Bagian 21

635 71 0
                                    

Bukan rasa sakit yang aku khawatirkan, tapi rasa takut kehilangan yang lebih aku khawatirkan sekarang.
•••

Suasana taman rumah sakit yang terlihat sepi membuat perasaan Senja sedikit tenang, ia menatap selembar surat yang dipegangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana taman rumah sakit yang terlihat sepi membuat perasaan Senja sedikit tenang, ia menatap selembar surat yang dipegangnya. Menghembuskan napasnya pelan saat merasa dirinya dijebak oleh seseorang.

"Senja."

Senja tersentak, ia menatap Bulan yang menatapnya dengan senyum manis.

Bulan duduk di samping Senja, menatap teman barunya tersebut dengan kening berkerut bingung.

"Senja? Kenapa?"

Senja menggelengkan kepalanya, "gakpapa."

Bulan tidak percaya begitu saja, ia menatap kertas yang Senja pegang, "itu apa?"

Senja menggelengkan kepalanya, "bukan apa-apa."

"Ada masalah?"

"Gak."

Bulan menghela napas, "kalau ada masalah, kamu bisa cerita ke aku."

"Gak Bulan." Senja melirik Bulan, menatap pakaian yang Bulan pakai membuat Senja mengerti sesuatu. "Udah boleh pulang?"

Bulan menganggukan kepalanya semangat, "iya, aku udah boleh pulang. Sebentar lagi Fajar dateng kok."

Senja menghela napas, ia beranjak dari kursi taman, "gue pergi dulu."
Senja berbalik, belum juga melangkah lengannya ditahan oleh Bulan.

"Senja."

Senja melirik Bulan sekilas, "hm."

"Boleh gak aku jenguk Kakak kamu?"

Senja menghela napas, ia menganggukan kepalanya pelan, "boleh."

Bulan tersenyum senang, ia beranjak dari kursi taman. Berdiri di samping Senja dengan senyum lebar, "ayo."

Senja mengangguk, mereka berdua melangkah di koridor rumah sakit yang nampak ramai.

"Kamu kayanya lagi ada masalah, dari muka kamu keliatan banget."

"Biasa aja."

"Iya Senja, aku tuh tau kalau ada orang yang badmood."

Senja menghela napas, ia mengedikkan bahunya tak acuh, "cuman lagi gak enak badan."

Bulan mengedikkan bahunya tak acuh, "terserah kamu, aku gak bakal paksa kamu untuk cerita kok."

Senja hanya melirik Bukan sekilas, ia membuka pintu ruang rawat Kakaknya dengan pelan.

"Ayo masuk."

Bulan masuk ke dalam ruang rawat Kakaknya Senja dengan melangkah pelan, matanya memicing saat mengenali seseorang yang terbaring lemah di atas brankar.

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang