Bahagiaku, bahagiamu, bahagia kita. Satu hati, satu perasaan, satu jiwa. Cinta yang bersemi mulai bersatu, melengkapi kekosongan yang ada.
•••Senja, Langit, dan Pelangi melangkah di koridor sekolah yang nampak sepi. Mereka sengaja pulang terakhir untuk menghindari murid-murid yang sibuk mencemooh mereka.
"Sebentar." Langit merentangkan tangannya, menahan langkah Pelangi dan Senja. "Itu Adik kelas yang disekap di gudang kan?"
Senja dan Pelangi mengikuti arah tunjuk Langit.
Pelangi menganggukan kepalanya, "iya bener dia."
"Kita samperin gimana? Kita jelasin ke dia kalau bukan kita yang jahat, di sini kita sama kaya dia. Korban."
"Emang dia bakal mau?"
Senja mendengus, "gue yakin dia gak bakal mau, dia aja ngeliat kita kaya apaan tau. Kalian lupa ya kalau Orang tua dia nuntut kita."
Langit menghela napas pelan, "seenggaknya kita jelasin kejadian yang sebenarnya, dia juga harus tau." Ia melangkah mendekati perempuan yang sibuk memainkan ponselnya di depan kelas. "Hai."
Perempuan tersebut tersentak, ia menatap Langit, Pelangi, dan Senja bergantian. Perempuan tersebut langsung berdiri dan melangkah menjauh, "kalian mau ngapain?"
Langit mengerutkan keningnya, "kita gak jahat kok."
Perempuan tersebut menggelengkan kepalanya, "gue gak percaya, pasti kalian mau nyekap gue lagi kan?!"
"Asal lo tau ya, kejadian di gudang bukan kita pelakunya," ujar Senja sedikit kesal.
"Gue gak percaya sama lo."
"Bagus, percaya sama kita musyrik."
Perempuan tersebut menatap Langit, Senja, dan Pelangi bergantian dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia membalikkan tubuhnya dan pergi begitu saja meninggalkan Senja dan yang lainnya.
"Malah pergi," ucap Senja.
"Kalian."
Senja, Langit, dan Pelangi membalikkan tubuhnya. Mereka menatap Putih yang melangkah mendekat.
"Kalian gak pulang?"
Langit melirik ke arah Senja sekilas, ia menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Putih, "lo sendiri?"
"Ini mau pulang, ngapain kalian?"
Pelangi menggelengkan kepalanya, "gak ngapa-ngapain kok."
Senja berdehem, membuat Langit, Pelangi, dan Putih menatap ke arahnya, "lo kayanya biasa aja ke kita."
Putih menganggukan kepalanya, ia tau maksud ucapan Senja, "awalnya gue juga anggap kalian psychopath, tapi... Dari tadi pagi gue perhatiin kalian. Kalian pembawaannya tenang dan mencoba untuk gak peduli sama omongan sekitar. Gue juga liat dari wajah kalian, kalau kalian itu jujur." Ia menghela napas. "Saat kejadian, gue beneran mikir kalau kalian itu psychopath. Tapi sekarang gue yakin, itu bukan salah kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dua Waktu
Teen Fiction[COMPLETED] Seperti ingin menyatukan dua waktu yang tidak bisa bersatu. Semesta kembali mengambil alih untuk mempertemukan dua waktu yang berbeda Ketika dalam kenyataannya dua waktu itu tidak bisa saling bersatu karena terhalang, apakah semesta bisa...