Alvaro Marito, anak lelaki yang dijuluki sebagai "Jeger SMAN 1 Jakarta". Tak heran jika hampir semua murid di sekolahnya mengenal ia.
Dan Nadira Fasyra, murid yang dikenal dengan kepintaran dan prestasinya. Tak hera juga jika banyak murid lelaki yang mengincarnya.
Berbanding jauh, kan? Hal itu yang membuat mereka selalu bertengkar, bahkan hampir setiap harinya.
----
"Eh nad, parah sii!" Ucap Fadia, sahabat Nadira.
"Apaan?" Tanya Nadira.
"Itu, si Alvaro. Masa ya, dia mau jadiin lo bahan taruhan!" Jawab Fadia.
"Taruhan gimana si?" Tanya Nadira.
"Eh, masa lo gatau sih taruhan tuh kayak gimana? Itu loh, yang kalo misalnya salah satu dari mereka bisa ngelakuin tantangannya, bakalan ada imbalannya." Jawab Fadia.
"Terus? Lo pikir gue perduli?" Tanya Nadira.
"Nad, serius dikit napasii." Ucap Fadia.
"Yaa gue ga perduli fad." Balas Nadira.
"Pokoknya, awas ya kalo lo sampe terpengaruh sama si Alvaro!" Ucap Fadia meninggalkan Nadira.
"Hmm." Gumam Nadira.
Sore itu, di gerbang sekolah terlihat Alvaro sedang mengobrol dengan kawannya.
"Nad, pulang bareng gue yo!" Ajak Alvaro.
"Ada apaan lo? Kok tiba-tiba baik gini si?" Tanya Nadira.
"Ceilah, berbuat baik mah gapapa meureun." Jawab Alvaro.
"Yaa, gapapa kalo gaada taruhan taruhan." Balas Nadira.
"Maksud lo? Gue taruhan gitu sama anak anak buat deketin lo?" Tanya Alvaro.
"Hm, udah ya. Gue mau balik." Jawab Nadira meninggalkan Alvaro.
"Anjir, ah. Sial!" Ucap Alvaro mengepal tangannya.
Nadira sampai di rumah menggunakan ojol, di sambut oleh kucingnya, Grey.
"Holaaa grey kuu sayaaang.." Ucap Nadira sambil memeluk Grey.
"Miaww." Balasan dari Grey.
"Ka, lo ga ngampus apa?" Tanya Nadira yang menggendong Grey ke arah Ihsan, kakanya Nadira.
"Libur." Jawab Ihsan singkat.
"Dih, kesambet apaan lo jadi pendiem gini." Ucap Nadira.
"Udeh lo kaga usah bacot disini, mending lo mandi. Tu badan bau tau!" Ucap Ihsan.
07.14 PM
"Tok tok tok." Ketukan pintu dari luar.
"WHAT?! ....."
----
Maap yaa kaloo awalannya gajelass, mwehehe:3