Warning For Typo!
Lima tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Jikyung untuk benar-benar bisa melupakan cinta pertamanya setelah hatinya di hancurkan dulu.
Berulang kali dia selalu mendapat kesulitan.Meski begitu, Jikyung akhirnya berhasil membuang jauh perasaannya walau selalu ada air mata ketika mengingat momen-momen berharga itu. Jikyung selalu berharap hatinya segera sembuh sehingga siap menampung cinta lainnya kelak. Namun itu hanya harapannya semata.
Karena takdir berkehendak lain.
Tepat hari ini, Jikyung justru harus menelan pil pahit sebab sosok yang pernah menciptakan luka di hatinya itu kini hadir di hadapannya. Dengan keadaan nyawa di ujung tanduk.
Ya. Itu memang Kim Taehyung.
Pria tampan yang tergeletak lemah itu kembali hadir dalam hidupnya dengan kondisi wajah bersimbah darah. Kilasan memori saat bersama Taehyung dulu langsung memenuhi isi kepalanya, menghadirkan rasa sakit yang pernah ia rasakan dulu. Ia ingat betul bagaimana rasa sesak itu.
"Dokter Jung, anda baik-baik saja?" Perawat berhasil menyadarkan dirinya. Ia sampai melupakan fakta bahwa dirinya tengah berada di ruang UGD dengan Taehyung yang tengah kritis.
"E-eh? Y-ya aku baik. Tolong segera siapkan tabung oksigen untuk pasien." Titahnya. Ia mencoba memfokuskan pikirannya yang kacau.
Sebenarnya hal yang ingin dilakukannya saat ini adalah pergi sejauh mungkin dari sana. Namun, sebagai seorang dokter Jikyung tidak mungkin melakukan hal tersebut.
Itu sangatlah egois.
Sekarang ia harus bisa mengenyampingkan urusan pribadinya, karena menyelamatkan nyawa pasiennya adalah salah satu tanggung jawabnya sebagai seorang dokter yang profesional.
Sekalipun pasiennya adalah Taehyung.
...
Sudah sekitar empat jam lamanya Taehyung di tangani pihak Medis. Taehyung sendiri mendapat banyak luka akibat kecelakaan mobil yang di alaminya. Beruntung pria tampan itu masih bisa di selamatkan. Jikyung memang sangat cekatan saat menangani pasiennya. Tidak heran dia dapat lulus sekolah kedokteran dengan nilai sempurna.
Kemudian lampu ruang UGD pun padam, Pertanda operasi telah selesai dilaksanakan. Maka Jikyung keluar dari ruangan tersebut dengan langkah gontai. Dan hal pertama yang dilihat saat ini adalah kehadiran Jimin dengan beberapa pria berseragam formal ada di ruang tunggu ruang UGD. Padahal ia baru saja bertemu dengan Jimin tadi pagi.
"J-jikyung!?"
Jimin yang melihat dia keluar dari ruang UGD total terkejut. Bagaimana bisa Jikyung keluar dari dalam ruangan itu, Yang mana Taehyung ada di dalamnya, pikir Jimin.
Ngomong-ngomong ia baru saja di beri tahu pihak rumah sakit mengenai Taehyung yang dilarikan kerumah sakit. Maka Jimin yang tengah mengadakan rapat di kantornya segera meluncur kesana bersama sang asisten.
"Kau dokter yang menangani Taehyung?"
Jikyung menunduk lalu mengangguk sekali. Membuat nafas Jimin berhenti sesaat. Lantas dirinya menarik tangan Jikyung untuk duduk di kursi ruang tunggu.
"Bagaimana kondisinya?"
"D-dia sudah melewati masa kritisnya..." Lirih Jikyung begitu lelah. Jimin dapat melihat wajahnya yang pucat.
"Kenapa harus kau dokternya? Kau bisa menyerahkannya pada dokter lain."
"Aku seorang dokter Jim, ini sudah menjadi tanggung jawab ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
IF WE WERE DESTINED [KTH]
Fanfic[On Going] "Kenapa kau datang setelah aku berhasil melupakan mu? Kau sudah membuka luka lama di hatiku." -Jung Jikyung. "Maaf, tapi aku tidak bisa jauh dari mu." -Kim Taehyung (REVISI)