Selamat membaca cerita "The Perfect Couple"
***
Bisakah aku memaafkanmu jika kamu masih terus melakukan kesalahan yang sama? Mengertilah, jika memang maafmu bisa mengembalikan semuanya menjadi baik - baik saja, aku mohon untuk tidak melakukan hal itu lagi.Vero mengerjapkan matanya perlahan. Cahaya lampu dan dinominasikan dengan bau obat yang menusuk penciuman Vero, Vero mengedarkan pandangannya, ini bukan rumahnya. Dilihat jam ditangannya menunjukan pukul 11 malam. Vero menatap ke arah depan dengan pandangan yang kosong, seingatnya, ia meninggalkan Nindy sendirian di tempat makan.
Sesegara Vero meninggalkan rumah sakit dan kemudian menuju rumah Nindy berniat untuk meminta maaf. Keadaan Rumah Nindy terlihat gelap, sepertinya semuanya sudah terlelap di alam bawah sadarnya. Vero mencoba menghubungi Nindy lewat ponselnya. Tetapi sambungannya tidak aktif.
"ARGHHHSSS!!"
Vero mengusap wajahnya kasar. Ia sangat bodoh, baru saja ia dengan Nindy kembali bersama, dan dengan bodohnya Vero mementingkan Airin dan meninggalkan Nindy. Tetapi bukan masalah itunya, Nindy marah karena Vero berbohong. "Nindy ... Maafin gue ..."
Di tempat lain, Nindy sedang menatap ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Nindy hanya menatap sinis ponsel itu. Kemudian ia melemparkan ponselnya ke kasurnya. Nindy juga masih punya rasa kepada ponsel itu. Kemudian ia mendengar suara teriakkan milik seseorang, Nindy langsung mengintip lewat jendela, terlihat Vero yang berteriak kencang memanggil namanya. Nindy hanya tersenyum kecut. "Maafin gue, untuk saat ini gue gak mau nemuin lo dulu Ver,"
•••
Pagi ini Nindy bersiap - siap menuju sekolahnya, wajahnya sangat muram akibat semalam. Kantung matanya sedikit membengkak, Nindy semalam tidak bisa tidur. Pikirannya saat itu sangat kacau. Saat sampai di ruang makan, terdapat Gerald, Mila dan Barra sedang makan. "Pagi ma, pa"
"Pagi, kok tumben mukanya kecut? Kenapa hm?" Tanya Mila seraya memasukan nasi ke dalam piring.
"Aku gak pa-pa ma,"
Acara sarapan berlangsung tanpa ada suara apa pun, terkecuali dentingan sendok dan garpu. Nindy sangat tidak nafsu makan, baru 4 sendok pun ia langsung meminta izin berangkat sekolah. "Nindy udah kenyang ma, Nindy berangkat ya?"
"Lohh ... Itu masih banyak loh sayang, masa mau dibuang - buang!" Tegur Mila sambil menunjuk nasi yang belum di habiskan Nindy.
"Nindy gak nafsu makan, Nindy mau berangkat aja ya?"
"Sama siapa?" Tanya Gerald.
"Gak tau, angkot mungkin,"
"Gue aja yang anter," pinta Barra tiba - tiba.
"Tumben amat lu!"
"Cepetan deh! Mau gak?!"
"Iya-iya gue mau!"
Saat di mobil, Barra memperhatikan raut wajah adiknya,, ia merasa seperti ada yang berbeda. Kemudian Barra bertanya dengan wajah yang datar. "Ada masalah lu? "
Nindy menoleh lesu ke arah Barra. "Enggak ada,""Bohong."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Couple (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : wira putra *BEBERAPA BAB DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT Banyak orang di luar sana yang ingin memiliki kekasih yang sempurna. Tapi, tak selamanya sebuah hubungan berjalan dengan sempurna. Akan ada di tengah perjalanan, ketika kamu sed...