Teman (?)

19 7 0
                                    

"Gue pusing banget parah," ucapku tiba-tiba saat aku dan Qanita sedang menikmati makan sore kami.

"Kenapa lagi?"

"Tugas gue numpuk banget, mana lagi banyak rapat. Gue harus gimana?" keluhku mengingat tugas-tugas yang sebun.

"Ya dikerjain atuh, kalau cuma dipikirin mah mana bisa selesai."

"Lo nggak mau bantuin gue apa?"

"Males banget," balas Qanita cepat.

Akibat selalu menunda pekerjaan, padahal jika mau aku sudah bisa menyelesaikannya. Kalau memikirkan teman sih bisa saja aku mencontek. Namun jika seperti itu aku tidak dapat memahami materi dengan baik. Lagi pula tidak bisa selamanya mengandalkan orang lain, 'kan?

"Gue tahu kok kalau lo bisa ngerjainnya, tapi lo nggak mau kalau nggak ngerjain jauh hari sebelum tenggat waktunya," kata Qanita di sela-sela keterdiaman kami.

Kuanggukan kepalaku pelan. Mungkin aku akan mengerjakan sambil mengikuti rapat atau mengerjakan saat menunggu rapat dimulai saja. Aktivis juga harus kuliah dengan benar. Karena bisa ada di sana karena kuliah bukan bisa kuliah karena di sana. Jadi teringat dengan seseorang.

"Ta, doi anak organisasi bukan? Soalnya gue kayak pernah lihat orang yang mirip sama dia pas mau masuk sekretariat minggu lalu," celetukku kembali mengingat laki-laki yang sedang berdiri tak jauh dari sekretariatku.

"Iya, anak organisasi tingkat fakultas. Lo kan udah nge-stalk doi masa nggak tahu."

"Gue nggak pernah stalk akun dia kali, gue kan nggak sepenasaran lo orangnya."

"Tapi ujungnya lo nanya gue juga, 'kan? Sama aja kali. Intinya mah lo suka sama dia titik. Bentar lagi juga jatuh cinta. Gue lihatin aja sambil makan batagor."

Pikiranku menolak apa yang diucapkan Qanita. Aku tidak ingin jatuh cinta kepada orang yang tidak seharusnya. Karena hal itu akan terasa menyakitkan. Apalagi jika hanya cinta sepihak saja.

"Oh my god, rezeki banget sih lo hari ini," gumam Qanita pelan lalu tersenyum sambil memanggil nama kekasihnya itu.

Kuputar tubuhku untuk melihat sesuatu di belakang. Ternyata dia tidak sendiri, melainkan bersama laki-laki yang baru saja kami bicarakan.

♧♧♧

Jakarta, 9 Desember 2019

Ini ga danta banget sih rasanya ;(
Lagi gabisa mikir pake banget gara-gara salah ngerjain tugas. Makasih udah baca yaa ♡

31 Days Writing Challenge 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang