Dua

9 1 0
                                    

"Zan, Mama mau jemput Ayah di bandara dulu. Kamu mau nitip apa?" ucap Mama Ghea.

"eh? Apa aja deh Ma yang penting makanan. Bentar lagi Fira, Dina sama Berlian mau kerumah, sekalian nginep juga soalnya" jawab Razan.

"oh ya? Mama pulang agak malem kayaknya. Kalo perlu apa-apa, mbak Jumi ada dibawah kok. Mama pergi dulu yaa sayang, Assalamualaikum" pamit Ghea sambil mencium pipi dan kening putrinya itu.

"iya waalaikumsalam, hati hati Ma..."

Tak berselang lama setelah kepergian Mama Ghea, tiga semprul yang baru saja dibicarakan tadi, justru datang tiba tiba saat Razan sedang asik melamun di kamar.

Dor!
"EH ANJIR JAN-" sebelum kalimatnya terlanjut, Razan justru membekap mulutnya duluan. Dia tidak ingin ketiga temannya tau suatu hal.

"BUAHAHHAHA" sontak para manusia laknat itu tertawa nyaring.

"kalian tuh ngangetin aja sih, ganggu orang mulu deh perasaan" omel Razan.

"ganggu apa? ngelamunin siapa hayo?" goda Syafira dengan menaik turunkan alisnya.
"apaan sih? Kan aku udah pernah bilang, aku gak kenal sama Janu Janu itu"

"eh kok? Hhaha ayolah cerita Zan, gue tau pasti ada yang lo sembunyiin" sanggah Dina.

Yah ketahuan deh, mau tidak mau aku harus jujur. batin Razan.

"Jadi gini ceritanya, kamu inget kan Fir pas pamitan sama aku?" Syafira pun menggangguk. "nah pas kamu udah jauh, tiba tiba aku nabrak cowok" sambung Razan.

"cowok? Tinggi gak? Ganteng?" tanya Dina.

"diem dulu ngapa, belum selesai ini ogeb" sahut Fira.

"biasa aja sih menurut ku. Pas aku liat badge kelasnya,  ternyata dia kelas XIII. Dan name tag nya ada tulisan Januar Lintang Antariksa. Aku gak kenal itu siapa, yaudah aku minta maaf lah. Cuma dijawab 'hm' dan pergi gitu aja masa "

"AHHHHHH"

"NON KENAPA NON?" tanya mbak Jumi dari bawah, saat mendengar jeritan dari kamar Razan.
"GAK PAPA MBAK. GUE TAKUT ADA KECOA TADI" bukannya Razan, justru Berlian lah yang menyahuti pertanyaan Mbak Jumi.

"oke oke lanjut" ujar Dina.

"WHAT? APA ZAN? KOK BISA? ENAK BANGET SIH. OMEGAT OMEGAT RAZAANN! GUE JUGA MAU KALI AH" ucap Berlian.

"emang kenapa?" tanya Razan.

"ITU KAK JANU WOI KAK JANU. COGAN YANG CERITANYA BELUM SELESAI GUE CERITAAIN" ucap Syafira.

Razan biasa saja saat menceritakan hal itu. Karena baginya memang tidak ada sesuatu yang patut untuk dibanggakan dari kejadian tersebut. Tapi yang membuat Razan bingung adalah, segitu besar kah pengaruh terhadap ketiga temannya?

"enak darimana, sakit mah iya kali"
Tak habis pikir, bagaimana bisa jatuh di lantai itu enak?

"kalo gue ya Zan, bodoamat mau sakit apa enggak. Yang penting itu tuh nabrak kak Janu astagaaa" ucap Syafira histeris.

"halah yaudahlah, aku nya juga gak peduli. Terus mau cerita apa kamu tentang dia?"

"ehe gak jadi deh, gue lupa Zan. Habisnya gue terlalu exited sama cerita elo. Tidur aja kuy? Gue ngantuk" jawab Syafira.

"tapi kan tante Ghea belum balik. Yakali kita gak nungguin makanan dulu" ucap Berlian.

"makan mulu lo Ber. Besok kan masih bisa, kita juga nginep disini sampe pagi" Dina jengah dengan Berlian, pasalnya hanya makan yang dia pikirkan.

"yaudah kuy tidur" ajak Razan.

"eitt tunggu, gue gak mau tau. Pokoknya sebelum Fira cerita kita gak bakal tidur! Kan gue belum tau apa apa" ucap Dina.

"oke gue bakal cerita. Seperti yang gue bilang, gue tuh mau jodohin Kak Janu sama Razan-" belum sempat tersambung, perkataan Fira diputus oleh Razan.

"kok aku sih?" tak terima namanya terbawa, Razan pun melempari Fira dengan bonekanya di kamar.

"aduh sakit pe'a! Masih gue liatin, belum gue tebas ginjal lo Zan" ucap Fira bernada datar.

"ih Razan mah, lanjut Fir" Dina dan Berlian malah nampak antusias mendengarkan cerita Fira.

"nah kenapa gue niat ngejodohin dia sama Razan? Alasannya karena Kak Janu dan Razan itu sama sama jomblo, famous, inceran anak semesta pula. Dari segi sifat juga kayaknya oke deh. Dingin, judes, gak pedulian, pokoknya sama. Kan bakal jadi viral tuh, lagian juga Kak Gio baik dan setia kok Zan" ucap Fira.

"Viral itu hanya Fana. Yang nyata itu, aku gak bakal sama dia" ucap Razan.

"gak ada yang gak mungkin Zan, masalah mengenal dan menjalin hubungan pasti butuh proses lah. Memang semua itu takdir yang bawa kita pergi. Tapi, gak akan ada takdir yang gak bisa diubah sesuai keinginan kita. Coba aja bayangin, saat lo jatuh masa lo mau gitu terus? Pasti lo punya keinginan untuk bangkit kan. Gimana caranya, lo harus bisa nunjukkin bahwa lo sekarang adalah orang yang paling bahagia di Bumi. Ya walaupun tidak sepenuhnya nyata seperti itu" jelas Dina.

"iya iya maafin aku. Aku mikir gitu ya ... karena aku rasa mustahil buat bareng cowok se-perfect dia" jawab Razan.

"tunggu, berarti lo mau?" tanya Fira. Razan hanya menjawab dengan gedikkan bahu saja.

"gue anggap itu jawaban iya. Tungguin aja agen Fira beraksi ya sayang akuu" ujar Fira dengan lebay nya.

"iyuh jijik Fir. Udah malem, tante Ghea mungkin jalan sama dulu sama om Arya. Kita tidur duluan aja yuk" ajak Berlian.

Every-THINK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang