003. Pertemuan Pertama

25 3 0
                                    


003. Pertemuan Pertama

Aku pernah kembali menemukan setelah kehilangan, meski siklus yang sama akan terulang lagi.


-Sandra Reanna Fadilah-

••••

Langit telah merubah warna nya, entah sejak kapan dirinya berdiri dihadapan gundukan Tanah yang bertuliskan nama seseorang yang ia sayangi.

Seseorang yang membuat nya selalu hangat, tak pernah merasa dirinya itu sendiri, ya itu ayahnya.

Sekali lagi ia menatap nanar Batu nisan dan gundukan itu sambil mengusapnya.

Ayah Putrimu ini merindukanmu

****

Sandra melihat keskelilingnya Seperti biasa ia selalu dianggap perempuan dingin,aneh,dan Angkuh seperti itulah Sandra.

Perempuan itu Sudah terbiasa dengan semuanya dijauhkan, dicampakkan selalu selalu seperti itu, terkadang Sandra mengeluh jika dirinya ini  benar - benar lelah dengan semuanya.

Dengan membawa sebuah buku bersampul hitam kecoklatan yang terlihat sudah sedikit usang, dialah temannya diare itu yang selalu ia bawa kapanpun dan dimanapun Sandra ingin pergi seolah olah teman hidupnya yang tak bisa dipisahkan.

Lihat tuh sendirian mulu kayak gak punya temen ajh.

Kasian ih, menyendiri terus padahal kita kan udah tahun kedua ajaran sekolah tapi tetap ajh gapunya temen makan atau mengobrol.

Sandra menulikan pendengaran nya itulah yang membuat dirinya malas berteman dengan orang-orang.

Mereka semua itu munafik hanya ingin berteman karena Sandra itu punya kelebihan misalnya Selalu Menjadi Juara umum Disekolah atau Kecantikannya matanya yang tidak terlalu lebar, hidungnya yang mancung, kulitnya yang bersih tampak pucat tapi tetap terlihat segar dan bibir merah muda alami tanpa lipbalm sekalipun itulah yang mereka inginkan menjadi populer dikalangan sekolah karena berteman dengannya.

Sandra mendesis jika memikirkan itu semua dirinya lelah dengan Kehidupan ini
Ingin sekali mengakhiri hidupnya.

Tapi pikiran itu seketika menghilang saat ia teringat Ucapan seseorang yang dulu sempat ada didalam hatinya,Tapi itu dulu sekarang Ia menjalaninya sendiri dan berjanji tak akan berpikir seperti itu lagi.

"Nana gaboleh sedih gitu ih acel ada disini temenin nana"ujar seorang anak laki-laki yang disebut acel

"tapi kenapa semua orang jahat sama nana cel!" jawab gadis yang masih berumur 6 tahun itu sambil mengusap air matanya

"aku gamau sayang sama siapa-siapa lagi kecuali acel." Lanjutnya sambil memeluk tubuh anak yang ada didepannya

"nana jangan khwatir. acel akan awasin semuanya walaupun kita akan berpisah sekarang. Jangan lupain acel ya nana." Setelah itu punggung acel menjauh makin menjauh kedepan cahaya matahari yang sudah mulai terbenam.

Tes.

Satu air matanya menetes. hari mengerikan setelah papah nya meninggal hal lain pun membuat Sandra seolah tak punya semangat hidup.

Papah nya pergi.

Mamahnya entah pergi kemana sejak kemarin. Ia pasti pulang dengan keadaan mabuk dan berakhir Sandra yang menderita.

"Hai cakep! Kenalan dong. oke dengerin ya cakep. gw Marseliano Ad---" ucapan nya terpotong karena lawan bicaranya meninggalkan dirinya.

"Astaghfirullah ganteng-ganteng gini ditinggal awas ajh gw bakalan dapetin nomor tuh cewek cakep. Abis itu deketin. Pepet sampe dapet. HARUS POKOKNYA!!"

Hello! My Name Is SandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang