Part 23

1.5K 49 5
                                    


Dikky heran dengan sepupunya ini, sejak pulang dari sekolah hingga sekarang senyum-senyum sendiri, padahal nggak ada hal lucu di rumahnya.

Setiap gerak gerik sepupunya itu tak terlepas dari pandangan Dikky, gadis tersebut turun dari lantai atas menuju ruang keluarga.

Dan gadis tersebut duduk di sofa dan menyalakan televisi dengan senyuman yang tak luput hilang dari wajahnya.

Dikky menghampiri sepupunya itu, dan ikut duduk di sofa yang tak jauh dari sepupunya.

Gadis tersebut tak menyadari ada sepasanga mata yang tengah menatapnya intens.

"Lo kesambet,ya?" Akhirnya Dikky membuka suara.

Gadis tersebut melirik sekilas kemudian pandangannya kembali pada layar didepannya.

"Nggak."

"Benar, lo kesambet. Banyak ngelamun Raka sih." sindir Dikky.

Karena ia paling males menyangkut nama musuhnya itu.

"Apaan sih. Nggak bisa ya, lihat orang lagi bahagia." ketus Bianca.

Dikky merolling matanya malas.

"Nggak usah nyolot."

Gadis tersebut mengedikkan bahunya acuh.

Dan keheningan menemani mereka, gadis tersebut yang tengah menonton televisi sedangkan Dikky sedang memikirkan sesuatu yang ia lupa.

Dikky kemudian terlintas sesuatu di otaknnya. Ia baru ingat ingin menanyakkan pada Bianca tentang foto yang di kirimkan beberapa saat yang lalu oleh salah satu bawahannya.

"Bianca?"

"..."

"Bianca?!"

"..."

"Oi! BIANCA!!" panggil Dikky kesal, karena dirinya tak di hiraukan sama sekali.

"Apaan sih?! Nggak lihat gue lagi asik sama ni film." kesal Bianca di ganggu mulu sama sepupunya ini.

"Itu nggak penting. Sekarang, ini maksudnya apa?" Dikky to the point seraya menyerahkan ponselnya pada Bianca.

Bianca mengernyit.

"Lo dapat dari mana? lo penguntit ya?! Dasar sepupu sialan." pukul Bianca pada Dikky.

"Shit, ini sakit." keluh Dikky memegang lengannya yang menjadi korban aniaya.

"Biarin. Dasar penguntit."

"Terserah lo nyebut gue apa, karena itu nggak penting. Dan sekarang, Jelaskan maksud lo ini apa?"

"Hei, sepupu penguntit. Lo kan punya mata, bisa di lihat gue sedang apa di situ." kata Bianca ketus sambil menyerahkan ponsel Dikky dengan kasar.

Dan gadis tersebut kembali fokus pada televisi.

Dikky melihat itu menghelakan nafasnya berat.

"Lo nggak mikir apa akibatnya?!" kini Dikky bertanya dengan datar. Bahkan wajahnya kini berubah dingin.

"Nggak. Apa yang harus di khawatirkan, coba?" ujarnya santai.

Dikky berdecih. Ini yang ia tidak suka dengan sepupunya. Dia selalu menyepelekan sesuatu.

"Ck. Apa Raka akan senang setelah tau jika lo yang notabenya sahabatnya sendiri melukai Kayla, gadis yang dia suka. Dan Lo juga nggak tau jika gadis tersebut memiliki kakak yang sangat menomorkan satu adiknya itu. Kita lihat aja lo bakal di apain olehnya. Setelah lo melukai adik kesayangannya."

Setelah mengatakan itu, Dikky berlalu meninggalkan sepupunya yang diam tak bergeming, mencerna setiap katanya.

TBC..

Sengaja pendek, karena Author lanjutin chapternya sendiri.

FluffyAngel masih sibuk, jadi untuk selanjutnya kalo nggak ada something bakal Up lagi

Don't forget Vote an comment :)

RaKayla Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang