Ketika ku pandangi senja dan ku menutup mata untuk berbincang dengan senja ada sedikit tenang disana, ketika orang-orang tak paham dukaku namun senja selalu menyembuhkan kesedihanku. Dengan indahnya dengan hangatnya.
-hardijayanty-
[Perempuan, kopi dan senja]•••
Seperti biasa ketika ayah dan ibu pulang ke rumah tidak ada alasan membuat mereka betah di rumah atau paling tidak tinggal sehari saja.
Selalu ada pertengkaran antara mereka saat bertemu, aku yang kadang kala muak mendengarkan kata-kata yang tidak ingin ku dengar. Perdebatan yang kadang membuat kepalaku ingin meledak.
Aku mendengar Ayah dan Ibu kembali berselisih. Aku merasa dia lupa jika mereka sedang memiliki seorang putri yang butuh kasih sayang dari Ayah dan ibunya.
Aku ingin acuh berusaha tidak peduli pertengkaran mereka namun kali ini aku bemar-bemar muak sepertinya ini adalah waktu untukku membuka suara.
"Kamu yang tidak pernah mengerti ini bisnis penting" kata ibu
"bisnisku ini jauh lebih penting, lantas siapa yang akan datang ke acara wisudah keyla? " tanya Ayah
Aku benar muak mendengar semuanya, aku pun menghampiri mereka
"Sudah. Ayah.. Ibu.. Cukup...! " teriakku
Aku tau caraku ini salah besar, namun aku hanya menuntut hakku pada mereka
"Cukup, Yah Bu.. Keyla capek dengar Ayah sama Ibu berantem terus setiap ketemu.. " ucapku sambil menangis
"Bisa tidak Ayah sama Ibu ngertiin Keyla sedikit saja? Keyla gak butuh kemewahan ini semua.. Keyla cuma butuh kasih sayang dan perhatian dari kalian itu ajah gak lebih" lanjutku
"Key. .." ucap Ayah
"huss... " ucapku menahan ayah melanjutkan ucapannya
"Kalau Ayah sama Ibu gak bisa hadir di Acara wisudah Keyla it's okay gak papa ada bi Inah kok.. Keyla cuma minta Ayah sama Ibu punya waktu lama buat tinggal di rumah biar keyla juga bisa berbagi cerita sama kalian seperti apa yang teman Key lakuin ke orang tuanya. Itu ajah gak lebih" jelasku sambil menangis
"Tapi key, bisnis mama ini sangat penting"
"udahlah.. Key capek dengar Ibu sama Ayah ngomongin bisnis" ucapku kemudian pergi berlalu dengan tangisan kecewa
Kudengar ayah dan ibu kembali berselisih
"ini semua karna kamu mas"
"loh kok salahin aku? "
Aku pun pergi mengendarai sepeda motor kesayanganku dengan derai air mata.
Rasanya Tuhan tidak pernah adil padaku, tidak pernah sedikitpun memberiku kebahagiaan. Aku benci semuanya..
Aku mengendarai sepeda motor menuju tempat dimana akhir ini sering aku kunjungi, kupikir menikmati senja akan membuatku sedikit tenang.
Tak butuh waktu lama hanya 30 menit aku sudah sampai di tempat tujuan, aku turun dari sepeda motor kakiku perlahan melangkah menuju tempat biasa ku duduki.
Aku duduk di tempat ini memandangi senja aku perlahan menutup mataku seolah bercerita pada senja tentang hariku, tenang rasa sakit yang aku temui hari ini...
Aku benci semuanya tidak ada yang peduli, kenapa semua pergi Ayah, ibu dan juga Dia..
Aku menangis masih dengan menutup mata.
"Aku benci semuanya..." teriakku sambil menangis
"Key.. Lihat senjanya indah" kata seseorang tepat di sebelahku
Aku membuka mata menatap senja di hadapanku
Aku hanya diam tidak menanggapinya
"kemarin tidak ada senja, hanya ada hujan dan tangismu" ucapnya
Aku masih diam sambil menghapus jejak air mata
"Sekarang senjanya begitu indah seperti kamu saat tersenyum, kamu jangan sedih yah" lanjutnya
Aku berbalik menatapnya
"apa kamu pernah melihat aku tersenyum" tanyaku
"Coba deh ngomong M sambil senyum"
Dengan spontan aku ngelakuin apa yang ia suruh
"M.." ucapku sambil tersenyum
"Nah, itukan aku bener kamu cantik kalo lagi senyum" lanjutnya sambil tersenyum
Aku hanya terkekeh melihatnya
"kamu jangan sedih lagi yah.. "
"kenapa? "
"aku benci melihat perempuan menangis"
"aku gak bisa mikul semuanya Ka.. Hatiku udah lelah"
"ada masalah? "tanyanya
"Ibu sama Ayah yang gak pernah perhatiin aku, besok aku wisudah tapi mereka gak bisa datang mereka cuman peduli sama bisnis dari pada aku"
"Ada aku.. "
"maksud kamu? "
"aku bakal hadir besok di acara kamu"
"kenapa kamu baik sama aku? Kita baru kenal bukan? "
"apa salah? "
"aku memang seperti itu" katanya
"makasih yah... " ucapku sambil tersenyum
"sama-sama, jangan sedih lagi yah tetap tersenyum seperti itu kamu cantik nona senja" ujarnya sambil tersenyum
""nona senja? " tanyaku
"kamu sepertinya cocok dengan panggilan itu hehe" ucapnya sambil terkekeh
"dan kamu? Tuan kopi? Hehe" balaskuikut terkekeh
"aku hampir lupa, untung kamu mengingatkanku. Ini..! " katanya sambil menyodorkan secup kopi hangat kesukaannya padaku
"makasih tuan kopi"
"sama-sama"
Belakangan ini aku jadi lebih suka kopi karenanya yang hampir tiap hari membagikannya padaku.
Seperti biasa jika sudah ada kopi kita akan menikmati seduhannya dan juga hangatnya senja. Dan saling berkutat dengan pikiran masing-masing.
🌹🌹🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan, Kopi dan Senja
Roman pour AdolescentsAku melepasmu dengan ikhlas seperti senjaa yang indah yang tak bisa ku dekap sebab harus pergi berlalu karna tergantikan oleh pekatnya malam. Aku hanya bisa menikmati pergimu seperti menikmati secangkir kopi, walau pahit mendominasi namun selalu j...