🌸 52 🌸

924 100 11
                                    

-Minggu-

Sasuke mengerang. Ia kesal dengan dirinya sendiri. Dua hari lagi ia akan kembali ke Amerika. Alasannya adalah karena kemarin Itachi menelfonnya dan bilang kalau pria itu membutuhkannya di perusahaan di Amerika. Sepertinya ada sedikit masalah dan kali ini Itachi tak bisa mengurusnya sendirian.

Tapi kenapa? Disaat kini ia sudah kembali ke Jepang, ia harus kembali lagi ke Amerika? Apa memang ini cara Tuhan untuk memisahkannya dan Sakura? Apa memang mereka tidak ditakdirkan bersama?

Sasuke menghembuskan napas berat. Ia tidak suka dengan pemikiran kalau ia dan gadis yang dicintainya tidak ditakdirkan bersama. Ia tidak suka sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan rencananya. Ini menyebalkan.

Tapi ini mungkin memang salahnya. Sakura sendiri yang bilang begitu. Ia sudah menyakiti hati gadis itu terlalu dalam, kini ia harus berani merelakannya.

aku selalu kalah dengan perempuan lain diluar sana.

Perkataan Sakura waktu itu kembali terngiang di kepalanya. Andai saja gadis itu tahu kenapa Sasuke lebih memilih perempuan lain daripada dirinya dulu ... Tapi Sasuke tak pernah membenarkan sikapnya dulu. Ia hanya mencoba. Ya, mencoba melindungi gadis itu.

.

.:0o0:.

.

-Konoha High School-

9 tahun yang lalu ...

"Hei, Teme! Ada yang mencarimu tuh!" Naruto berseru.

"Wah, kau mau ditembak lagi, eh, Sasuke?"

"Berapa kali dia sudah ditembak perempuan minggu ini? Sepertinya lebih dari tujuh."

Berisik. Sasuke terpaksa membuka matanya ketika teman-teman disekitarnya berbicara. "Apa?"

"Ada yang mencarimu tuh!" seru Naruto lagi.

Mau tak mau, Sasuke bangkit dari posisi tidurnya, menghampiri seseorang yang katanya mencarinya. "Siapa?" tanyanya, ketika melihat seorang gadis yang tak dikenalnya.

"Uh, mm, S-sasuke-kun, ada ... ada yang ingin kusampaikan padamu. B-bisa kita bicara disana?" Gadis itu gugup. Pernyataan cinta lagi, eh? Seperti kata Kiba, entah sudah yang keberapa kali di minggu ini.

Mereka berdua menuju ke tempat sepi. Tempat dimana seseorang tidak banyak yang melewat. "Ada apa?" tanya Sasuke, jengah karena gadis dihadapannya tak mengeluarkan suara daritadi.

"A-a-aku suka padamu! J-jadilah pacarku!" serunya sambil menunduk.

"Maaf, aku sedang tidak ingin mempunyai pacar sekarang. Tapi terima kasih." Sasuke pergi. Ia tersenyum singkat pada gadis itu yang membuat gadis itu merona lalu pergi meninggalkannya.

Tangannya terangkat, sudah waktunya jam pulang sekolah. Ia harus pulang. Hm, apa Sakura masih ada dikelasnya? Memikirkan itu membuatnya langsung menuju tempat seseorang yang dipikirkannya dengan senang hati. Tapi yang dilihatnya sama sekali tidak membuatnya senang.

Gadis itu. Gadis yang ditujunya, sedang membereskan barang-barangnya yang berantakan di lantai. Penampilannya berantakan, rambutnya kusut, dan dia ... menangis. Hatinya terasa sakit saat itu juga. Tangan yang tadinya ingin membuka pintu kelas dihadapannya, tiba-tiba terhenti. Sakura tidak mau dilihat dalam penampilan seperti itu olehku, pikirnya.

Ia menunggu gadis itu menangis sambil membereskan barang-barangnya, merapikan penampilannya, lalu masuk kesana, menghampirinya.

"S-sasuke-kun? Kau ... disini? Kenapa belum pulang?" Sakura terkejut, tentu saja. Dia menyembunyikan tasnya di punggung, berusaha terlihat se-biasa mungkin. Aku sudah rapih 'kan? Dia tak mungkin menyadarinya 'kan?

Ada yang salah. Sakura menyembunyikan tangannya. Gadis itu memakai jaket. Ada yang salah. "Hn. Kau sendiri kenapa belum pulang?"

"Eh? A-aku ... aku tadi ketiduran. Tahu-tahu yang lain sudah pulang saja haha. Ino juga tidak membangunkanku." Sakura tertawa hambar.

"Tidak biasanya kau pakai jaket." Perkataan Sasuke berhasil membuat gadis itu tegang. Kaku untuk sesaat sebelum kembali bicara, "ya ... yah ... disini dingin. Iya 'kan?" Tapi Sasuke tak menjawab itu. Sakura ingin menyembunyikannya, jadi biarlah seperti itu.

Ia meraih tangan gadis itu. "Ayo pulang. Biar kuantar."

Tangannya mengepal. Siapapun yang membuat gadisnya seperti ini, takkan pernah ia maafkan seumur hidupnya.

.

Mulai saat itu, Sasuke berpikir, jika Sakura menderita karena dirinya, karena ia mendekati gadis itu, mungkin kali ini ia akan sedikit menjauh darinya. Meskipun itu berarti ia harus bersama perempuan lain, jika Sakura bisa terhindar dari penderitaan karena dirinya, ia harus melakukannya.

"A-aku menyukaimu! J-jadilah pacarku, Sasuke-kun!"

Sasuke memandang gadis dihadapannya dari bawah keatas. Menyeringai. Tidak buruk. "Boleh saja. Kita pacaran mulai saat ini." Gadis itu tersenyum lebar. Bahagia.

Caranya berhasil. Penderitaan itu berbalik. Mengikuti gadis yang menjadi pacarnya. Siapapun itu. Sialnya nasib mereka dan sadisnya perempuan-perempuan yang menyukai Uchiha Sasuke saat itu. Tapi ini demi Sakuranya. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyentuh atau menyakiti Sakuranya.

Tidak akan.

.

.:0o0:.

.

#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#

.

#Thank you!#

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang