37 | Ujian percakapan

596 81 0
                                    

Dengan cepat Soobin menahan tangan Yeji ketika gadis itu berusaha menghindar dan enggan memberikan penjelasan, Soobin sudah beberapa kali menyakinkan Yeji jika pemuda itu tidak memberitahu siapapun.

"Lepasin gue Soobin! Bisa ga sih sehari aja lo biarin hidup gue tenang? Gue capek, gue frustasi, gue pengen sendiri! "

Satu tarikkan nafas menyelesaikan keluh kesah Yeji, gadis itu terlalu sakit karena dimusuhi satu sekolah.

Masih untung ada Ryunjin yang mau menemaninya.

"Gue cuman mau penjelasan dari lo aja, kenapa lo jauhin gua, cuekin gua, diemin gua. Lo tahu ga? Gua ngerasa kalau lo enggak anggap gua ada, "

"Memang sejak kapan gue anggap lo ada? " tanya Yeji dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Perlahan genggaman Soobin merenggang, matanya memanas melihat Yeji menghempaskan lengannya.

"Lagi pula sebentar lagi, mama sama om. Bakalan pulang, gue bakalan angkat kaki dari sini. Gue enggak mau serumah lagi sama lo, gue benci sama lo! "

"Sebenci itukah lo sama gue? "

Yeji mendelik tidak mau menatap Soobin langsung, entah dirinya yang naif atau bagaimana. Namun perasaanya terobrak-abrik mendengar pertanyaan Soobin.

"Udahlah, gue mau ke sekolah. Lo ngancurin mood gua aja, "

Soobin menghela nafas, dia enggak bisa berbuat apa-apa. Soobin sudah terlalu kecewa.

Sesampainya disekolah Yeji sudah agak terbiasa dengan tatapan tak menyenangkan yang dilontarkan beberapa siswa, namun leganya sebentar lagi mamanya akan pulang.

Semoga saja itu akan membantu untuk mengembalikan nama baiknya.

"Permisi ada kak Yeji? "

Seisi kelas menatap seorang siswi yang berdiri menunggu seseorang menyaut pernyataan nya, namun setelah itu mereka melihat Yeji yang tengah mendengarkan lagu menggunakan earphone.

Botol minuman jatuh tepat di atas kepala Yeji, Yeji melepas earphone nya dan menoleh ke sang pelaku.

"Ada yang nyari lo tuh! " dengus Siswi itu, panggil saja Alisa.

Yeji melihat ke ambang pintu, ada Wonyoung yang menunggunya.

"Ada apa Wony? " tanya Yeji yang sudah berdiri didepan Wonyoung.

Wonyoung tersenyum canggung.

"Kak, boleh ngomong sebentar gak? Tapi enggak bisa disini."

"Ouh, yaudah boleh. Mau dimana? "

Dilain hal Soobin yang tengah mengerjakan ujian harus bersabar, tanganya mengetik jawaban yang benar-benar tidak ia ketahui kebenaranya.

Semalam Soobin tidak sempat untuk mempelajari pelajaran yang akan diujiankan, karena sibuk bercerita pada Wonyoung.

"Lima belas menit lagi, " ucap Pengawas yang berniat menegur salah satu siswa secara tidak langsung, karena terlihat jika ia menyontek pada teman didepanya.

Soobin mengusap wajahnya gusar, matanya tidak berfungsi dengan benar. Sejak dari awal yang ada dilayar komputer hanya bayangan wajah Yeji, ia tidak bisa memungkirinya.

Ia masih peduli pada gadis itu, meski dirinya telah kecewa.

"Baik, ujian selesai. "

Para siswa semester akhir itu pun keluar dengan wajah berbeda-beda, ada yang semuringah dan ada pula yang gelisah.

Soobin melihat jam ditangannya, seharusnya Wonyoung sudah menelepon nya. Untuk mengabari kelanjutan misi yang ditimbunkan pada sepupunya itu.

Ponsel Soobin bergetar.

"Wonyoung? "

"Bang, Wony tahu siapa dalangnya...


TBC

Kakel Choi vs Dekel Hwang「Byuntae Namja」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang