Suatu hari aku pernah bermimpi, mengenggam tanganmu lalu kusembunyikan dari dinginnya malam dan sepi.
Aku memetik senyum manismu di senja yang telah menghangatkan tawa kita, menjadikan aku begitu kecanduan akan kehadiranmu di sisiku.
Aku juga pernah bermimpi, suaramu adalah satu-satunya yang mampu mendamaikan gejolak hatiku. Dengan tatapan sayu itu, kau telah menciptakan debar yang tak berkesudahan.
Sayang semua itu hanya dalam anganku. Sebab, kau telah nyaman berbaring di lembaran masa lalu. Dan aku akhirnya memilih untuk melupakan mimpi semu.
Eruni Naya
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Puisi Untukmu
PoésieAku menulis ketika bibir tak sanggup mengeja kata, Lalu ku hadiahkan serpihan puisi ini untuk kita. Eruni Naya