"Yeji! Itu ada cowok ganteng didepan rumah lo, "
Yeji noleh kearah yang ditunjukan Lia, yang awalnya penasaran kini berubah menjadi raut malas.
Langkah Yeji berhenti menatap Soobin dari atas hingga bawah, Yeji mengintruksikan agar teman-teman nya lebih dahulu masuk ke rumah.
Teman-temannya bisa mengerti, terlihat dari gelagat Yeji yang berubah menjadi serius. Agak menakutkan.
"Ada apa kesini? " tanya Yeji.
Soobin tersenyum tipis dan memberikan rantang, entah apa isinya. Namun Yeji paham dan mengerti jika Soobin memberikan ini untuk tanda perpisahan karena telah berhasil berpisah rumah darinya.
"Ini dari gue buat mama, " kata Soobin.
Yeji mengambil dan meralat perkataan Soobin.
"Mama gue. "
Ia kira Soobin akan langsung pergi namun pemuda itu masih terdiam berdiri tegap didepannya.
"Ada apa lagi? " tanya Yeji angkuh.
Soobin menghela nafas lalu melihat keatas langit, tidak tahu apa maksudnya.
"Cerah ya, mungkin langit tahu kalau hari ini kita bakalan ketemu. "
"Apasih, enggak jelas. " tungkas Yeji dan bersiap meninggalkan Soobin menuju rumah.
"Mau kemana? "
Yeji berbalik.
"Masuk lah, cerah sih. Cuman panas, lo mau bikin gua jadi item. " sarkas Yeji namun tanganya ditahan Soobin.
"Kasih gue kesempatan buat terus berhubungan baik sama lo, gue tahu sikap gue selama ini sama lo. Gue banyak salah sama lo, tapi tolong jangan bikin gue bersalah setiap gue natap lo. "
"Ngomong apasih, jangan ngawur deh. " ucap Yeji dengan kekehan lalu melepaskan genggaman Soobin perlahan.
"Yang udah terjadi, biarlah terjadi. Gue enggak bakalan ngungkit lagi kok, gue udah maafin Lo. Dan gue harap Lo juga maafin kesalahan gua, "
Soobin tersenyum lebar, nafasnya terasa lega.
"Kayak lebaran deh, "
"Lagian situ yang duluan ngajak maaf-maafan, " hardik Yeji lalu tertawa kecil.
"Ya gue cuman enggak mau kita canggung aja, makanya gua luapin semua beban dikepala gua. Kasihan kepala gue udah penuh sama lo, "
"Hah maksudnya? "
"Enggak, " jawab Soobin cepat dengan tanganya yang menggaruk tekuk yang tak gatal.
Suasananya menjadi hangat, entah mengapa setelah mereka berdamai ketika saling menatap ada rasa tawa yang tidak bisa dijelaskan.
"Kalau udah baikkan gini, Lo enggak bakal darah tinggi lagi kan kalau ngomong sama gua? " tanya Soobin mengisi topik.
"Ya emang ngapain gue darah tinggi coba, kecuali kalau lo yang mulai bikin gua marah. " timpal Yeji.
"Eh ni rantang mau dikasih ke mama gak, perasaan ku nahan gua disini Mulu dah. " jawab Yeji yang sudah mulai pegal berdiri didepan rumah.
"Yaudah kalau mau masuk, masuk aja. "
"Yaudah, gue masuk ya. Enggak usah ngarep mau gua tawarin masuk, dirumah banyak temen-temen gue. Biasa, ga mau digangu. " kata Yeji lalu tersenyum.
Soobin jadi ikut senyum-senyum sendiri.
"Jadi gue ganggu nih, "
"Iya! "
"Aehhh, kapan-kapan gue deh yang bikin temen-temen lo jadi pengganggu kalau ke rumah. " sahut Soobin.
Yeji berbalik lalu memasang wajah bingung.
"Paan dah? "
"Enggak, "
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Choi vs Dekel Hwang「Byuntae Namja」
FanfictionEND [ Suatu kejadian membuat mereka menjadi pasutri ] "Lo enggak hamil kan? " ☑nonbaku ☑up kadang ☑banyak typo start: end: