07. SIUMAN.

3 1 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU !!
JANGAN JADI SILENT READERS !!

HAPPY READING PEOPLE🌈

—SWEET PROMISE—


Ghani memasuki ruangan Tassya dengan aura mencekam disertai tatapan menghunusnya yang ditujukan pada Abi. Di belakang Ghani, muncul juga dua sosok wanita seumurannya tak lupa ada buah tangan yang dibawa. Abi meyakini mereka adalah para teman si gadis yang terbujur kaku tersebut.

Abi bangkit dari tempat duduknya mempersilahkan para teman Tassya menjenguk. Ghani melirik ke arah Abi dan tak sengaja tatapan elangnya bertemu dengan tatapan datar Abi. Hingga langsung saja tanpa permisi Ghani menduduki tempat yang semula diduduki Abi.

Siska tersenyum kecut melihat dua insan tersebut, terlebih lagi pada Ghani yang seolah tak suka ada pria selain dia yang mendekati Tassya.

“Wah, gak nyangka kalau kak Abi di sini juga ternyata ?” Ujar Bella yang dibalas Abi dengan senyuman tipisnya.

Siska ikut menimbrung, “Udah lama ya kak?”Abi sontak menggeleng pelan menjawabnya. Kedua perempuan itu hanya ber-oh ria selepas mendengarnya.

“Uhm ... Kak Abi juga kenal Tassya ? Kalian pacaran ?” Tanya Bella dengan ragu. Jiwa miss kepo Bella tiba-tiba keluar tanpa di duga.

Siska sontak menyikut pelan ke samping kanannya membuat Bella mengaduh pelan. Menurut Siska sepantasnya Bella tidak terlalu kepo seperti ini. Toh, juga jikalau Abi tak mengenal Tassya mana mungkin dijenguknya. Aneh memang si Bella. Apalagi ada embel-embel ‘kalian pacaran?’.

Tanpa disadari si Ghani pun menyimak dialog mereka. Dalam lubuk hatinya jujur hal semacam ini sangat sensitif dan berperasa untuknya. Abi yang diberi pertanyaan seperti itupun nampak tak bisa untuk tak terkejut namun sebisa mungkin ia tutupi.

“Mengenal belum tapi jika tahu Tassya itu iya. Gue ke sini sebagai teman Fajar, bukan sebagai pacar Tassya.”

Mendengar jawaban dari Abi yang dirasanya jujur respon Bella hanya mampu tersenyum seraya menampilkan deretan gigi rapinya. Tangannya juga menggaruk kepala seolah merasa gatal padahal tidak. Di sisi lain Ghani merasa mendapat kelegaan dalam lubuk hatinya. Setidaknya sampai saat ini semesta masih ingin Tassya untuk bisa digapainya.

“Ngomong-ngomong kak Fajar, dimana dia sekarang kak Abi ?” Tanya Siska seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Fajar di kenal Siska sedari kecil sangat posesif terhadap Tassya, mana mungkin barang sedetikpun Fajar meninggalkan Tassya dalam kondisi seperti ini. Bukan Fajar itu namanya, tapi jika Tassya ditinggal seperti sekarang itu tandanya Abi benar-benar kepercayaan Fajar. Wow menakjubkan! Sekeras-kerasnya kak Fajar ternyata bisa luluh sama modelan Abi, batin Siska.

“Pulang ke rumah buat mandi sama makan.” Jawab Abi seadanya.

“Gue salut sama kak Fajar sampai segitunya belum mandi sama makan cuma buat jagain Tassya. Andai gue juga gitu.” Celetuk Bella tanpa sadar. Ups! Segera saja Bella menyadari akan ucapannya yang kelebihan 'something'.

Ia sudah terlambat. Tatapan-tatapan dari para kedua temannya bisa nampak jelas tersirat akan menuntut penjelasan tak terkecuali Abi ikut melirik namun sekilas saja.

Krik ... Krik ....

Tiba-tiba suara hening namun suasana mencekam. Melihat raut-raut para teman Bella berubah dua kali lipat lebih membuat detum jantungnya berdebar kencang. Inikah akhir dari cinta dalam diam seorang Bella kellyne? Jujur ketawan sama perasaan yang lo sembunyiin rasanya tuh bikin gue cengengesan gak jelas banget, batin Bella.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWEET PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang