Awal cerita

2 0 0
                                    

Ketika surya mulai tenggelam,suasana semakin mencekam seakan akan membumbui hidupku yang kian kelam,masa berlalu tanpa ku sadari hingga kini hidupku mulai sepi.
Dulu ketika diriku masih duduk di bangku sekolah dasar tidak tau menau apa itu masalah kehidupan,tidak pernah berfikir panjang siapa,dimana dan kapan hidupku akan dimulai.
Awalnya hidupku berjalan dengan semestinya melaju sesuai arah dan berlayar sesuai angin,namun semuanya berubah ketika aku duduk di bangku kelas dua SD,Ibuku pergi meninggalkanku tanpa meninggalkan sesuatu.Hanya satu yang ku punya dari ibu,itupun aku ambil secara diam diam,ketika ibu hendak pergi meninggalkanku,kubawa sebuah kertas berwarna hitam putih terdapat gambar keluarnya dengan senyum yang terukir dengan indahnya,gambar tersebut adalah foto keluargaku,ada aku,ibu,ayah  dan juga seorang bayi laki laki,ku tatap foto itu secara mendalam dan tak terasa airmataku menetes.
Ibu membawa barang barangnya dan juga membawa adikku,yang tersisa hanyalah ruang kosong yang dipenuhi dengan kenangan,entahlah aku tidak tau apa yang sedang terjadi,aku duduk di atas kursi sembari memeluk lutut,lalu ayah bertanya"kamu kenapa nak?" Dengan tersedu sedu aku menjawab"Ibu pergi ayah" Ayah tersenyum kepadaku dan memelukku "Jangan menangis nak,Ayah akan selalu ada untukmu,"Kata ayah.
Aku tau bukan hidup kalau tidak masalah,tapi satu pertanyaanku kenapa masalahku harus dimulai ketika akupun tidak tau arti dari masalah.
Beberapa tahun kemudian,aku sudah berusia sembilan tahun dan duduk di kelas empat SD,tidak terasa selama dua tahun aku hidup tanpa sosok seorang ibu,walaupun begitu aku tetap merasakan kasih sayang seorang ibu dari ayah,ayah selalu menemaniku dalam suka dan duka,selalu membelaku ketika semua orang menyalahkanku.
Kami hidup sangat sederhana,walau terkadang kehidupan kami selalu dihiasi dengan kekurangan.
Kami terbiasa hidup serba kekurangan,kekurangan makanan,apalagi uang,jangankan untuk membeli barang untuk mkaanpun kami susah,setiap hari kami memakan nasi tanpa lauk pauk,seringkali juga kami makan satu piring oleh dua orang,terkadang juga ayahku tidak makan,dia bilang "makanlah nak ayah sudah kenyang ketika melihatmu makan."

Di sekolah aku sering di ejek oleh teman temanku,entah mengapa padahal soal pakaian tidak akan mengaggu pelajaran tapi mereka sering mengejek pakaianku,ya ku akui sejak pertama masuk sekolah aku tidak pernah memakai baju baru,selalu saja bekas orang lain.
Hari demi hari telah ku lewati,selama enam tahun aku belajar di bangku SD tidak pernah sekalipun belajar dengan tenang,terkadang di pojokkan juga di salahkan,walau begitu aku tidak pernah peduli terhadap apa yang teman temanku lakukan,aku hanya ingin mengejar cita citaku menjadi orang sukses.
Waktu berlalu begitu cepat hingga kini aku duduk di bangku SMA,pada masa inilah hidupku banyak berubah,aku beruntung bisa sekolah disekolah terbaik di kotaku dengan gratis,udah gratis dapat uang bulanan pula.
Aku tidak pernah berfikir jauh tentang hidupku,tidak pernah berfikir aku akan melanjutkan sekolah,karena selama bertahun tahun aku hanya menjadi seorang pemulung,berangkat pagi untuk mengais rezeki dan pulang malam membawa uang yang tak seberapa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang