Shinta membawakan sepiring bihun ayam dengan segelas jus mangga yang di taruh meja makan. Alex yang duduk di salah satu kursi tampak tengah menikmati sebatang rokok.
Shinta yang melihat Alex mengahampiri pria itu lalu menduduki kursi berdekatan dengan Alex.Alex yang melihat Shinta duduk di dekatnya lantas melempar ponsel kekasihnya itu di meja.
Shinta tampak kebingungan dengan sikap Alex.
"Siapa Bima?." tanya Alex pada Shinta secara tiba-tiba.
Shinta mengambil ponselnya lalu meriksa riwayat panggilan pada ponselnya kemudian mengarah Alex.
"Kamu kenapa engga kasih tau aku kalau ada panggilan." ucap Shinta."Kemarin Deon sekarang Bima. Besok siapa lagi, Hah?." ketus Alex seraya menyundutkan bara api rokok ke tangan kiri Shinta.
Tangan kanan Shinta menaruh ponsel itu kembali ke meja seraya berusaha menahan sakit sundutan rokok di tangannya.
"Alex, Bima itu teman kampus aku." ucap Shinta seraya menangis tak kuat menahan sundutan bara api rokok.
Alex pun semakin menekankan rokok tersebut ke lengan Shinta hingga membuat bara api itu mati.
"Alasan." ucap Alex lalu berlalu memasuki kamar tidurnya.Shinta yang melihat tingkah Alex hanya menangis sesegukkan.
Alih-alih tertidur, Alex keluar dari kamar tidurnya menghampiri Shinta. Dia melempar tas Shinta begitu saja.
"Pergi gih." ucapnya lalu kembali memasukki kamarnya.Shinta memasukki ponselnya kedalam tas selempangnya. Dia beranjak dari tempat duduknya kemudian berlalu begitu saja.
***
"Rio, yuk foto bareng." ujar Dini yang sudah menyalakan kamera ponselnya.
Rio tengah menikmati ice cream dengan selesehan di depan plaza mengabaikan ucapan Dini.
Dini yang kesal berjalan meninggalkan Rio tengah asik dengan ice creamnya.
Menyadari hal itu, Rio berdiri lalu mengejar Dini."Ngapain?." ucap Dini sedikit ketus saat melihat Rio menghadangnya.
"Masa begitu aja marah." celoteh Pria itu.
Dini menatap kekasihnya sebal, "Sebenernya hubungan kita itu apa sih?." selorohnya.
Seketika, Rio terdiam.
"Di sosmed aku engga ada tuh foto kita berdua, aku merasa jomblo aja." dengus Dini.
Kali ini, Rio membuka mulutnya dengan mimik wajah yang serius.
"Engga semua pasangan yang di sosmed itu sebahagia di foto, Din." ucapnya menjeda."Sekali aja. Lo engga mau." ujar Dini.
"Karena gue udah bahagia bisa memiliki lo dan engga perlu di umbar ke publik." jawab Rio.
Rio mengarah sepasang kekasih yang tidak jauh darinya tengah sibuk memegang ponsel masing-masing.
"Tuh liat, mereka lebih sibuk dengan gadget masing masing." ujar Rio seraya mengarahkan kepala Dini kepada sepasang kekasih yang sedang sibuk memandang ponsel mereka."Bertemu hanya untuk berselfie ria lalu bicara hanya sepentingnya membahas tempat yang viral atau spot foto untuk berselfie, tanpa bertukar cerita." ucap Rio ke Dini.
Dini mengarah rio,
"Itu kan romantis." belanya pada pasangan tersebut.Rio terkekeuh mendengar sahutan Dini,
"Romantis gimana? Coba kamu lihat apa di raut wajah mereka terlihat bahagia?." tanya Rio pada Dini.Dini kembali mengarah dua sejoli itu, dia melihat mereka hanya tersenyum seraya menatap ponselnya. Dia hanya terdiam.
"Kita engga tau entah pihak dari siapa yang sedang bermain-main dan pihak siapa yang serius." pungkas Rio.
Dini mengarah Rio, menatap Pria itu penuh kagum.
"Terus, kamu cinta engga sama aku?." tanya Dini.Rio membalikkan badannya seraya berkata, "Engga." sedikit senyum-senyum jahil yang muncul di bibirnya.
Seketika Dini pun mencubit pipi pria itu.
Dini, Aku mencintaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Degree
ЧиклитBermula dari Shinta Aulia, seorang penulis novel romance dengan judul Adelish yang bestseller dimana kisah manis antara Calvin dan Gabriella yang memanjakan tiap pembacanya. Realitanya?. Alex kekasih Shinta, Pria itu berubah dalam sekejap mata. 180...