5 Bulan sudah, novel Adelish sudah terbit ke pasaran. Shinta yang saat itu mengadakan Meet n Great dengan pembaca setianya.
"Ka cerita Adelish itu terinspirasi dari mana sih?." tanya salah pembaca setia kepada Shinta.
Shintya terdiam sejenak lalu tidak butuh waktu lama dia membuka mulutnya seraya berkata,
"Adelish itu terinspirasi dari kisah nyata." jawabnya seraya memasang senyuman di bibirnya.Semua pembacanya berdecak kagum karena mengetahui kisah Calvin yang selalu menjaga dan sangat romantis pada Gabriella itu ternyata kisah nyata si penulis. Sebetulnya, 180 derajat berbeda.
"Ka Shinta, berarti Calvin itu pacarnya kakak dong?."
Shinta hanya mengangguk pelan dengan memasang senyuman di bibirnya.
Dalam bantinnya, dia menangis.
Dia rela membohongi dirinya bahkan orang orang hanya untuk novelnya di minati banyak orang.
***
"Din, ada yang nelphone tuh." ucap Damar, rekan kerja Dini di toko busana.Dini tengah melipatkan baju lantas mengarah Damar yang memegang ponsel miliknya.
"Makasih ya, Mar." ucap Dini seraya mengambil ponselnya.
Dia melihat Rio yang menelphonenya lantas menerima panggilan.
"Ada apa sayang?."
"Din, gue engga bisa jemput engga apa-apa kan?." ucap Rio terdengar dari ponsel Dini.
Dini mendengus kesal, "Kenapa?."
"Ada karyawan yang cuti katanya sih bininya mau lahiran jadi gue yang gantiin."
"Kamu full dong kerjanya." sahut Dini.
"Iya nih, engga apa-apa kan pulang sendiri?." kali ini Rio terdengar lembut sekali.
"Iya engga apa-apa. Kamu—"
"Din, udah dulu ya ada customer." ucap Rio mengakhiri panggilan.
***
Shinta memasuki mobil mendapati Alex yang duduk di kursi pengemudi terlihat jenuh menunggunya.Shinta lantas mengarah Alex.
"Kamu kenapa, Lex?." tanya Shinta.Ekspresi pria itu berubah menjadi sangar dalam sekejab.
Dia tidak menjawab ucapan Shinta."Lex, jawab dong." ucap Shinta lagi.
Kali ini Alex mengarah padanya.
"Kamu ngapain ngadain beginian? Mending ngabisin waktu di Apart." ucap Pria itu dengan nada jengkel.
"Lex, novelku—"
"Alah! Dari pada ngurusin buku sampah begitu mending di Apart." ketus pria itu.
"Alex kan cuma sehari." ujar Shinta.
"Bilang aja kamu mau cari cowok lain kan?." ucap Alex malah menyudutkan Shinta.
Shinta mengerutkan keningnya, "ko kamu bisa mikir seperti itu sih?." balas Shinta.
"Liat aja kalau lo berani main sama cowok lain." ancam Alex seraya mengangkat jari telunjuknya mengarah Shinta.
Alex menyalakan mesin mobilnya kemudian melajukan mobilnya.
Di perjalanan, Shinta menghela nafas dalam air matanya terus berlinang membasahi pipinya.
"Aku minta putus, Lex." ucap ShintaAlex tidak memperdulikannya melainkan mempercepat lajuan mobilnya.
Shinta yang tidak kuat bersama Alex lantas membuka pintu mobil lalu melompat dari mobil, mengetahui Shinta berhasil pergi Alex memberhentikan mobilnya kemudian dia keluar dari mobilnya mengejar Shinta yang sudah lari jauh darinya.
Alex memberhentikan aksi larinya kemudian dia kembali berjalan ke arah mobilnya.
Shinta sesekali menengok kearah belakang melihat Alex yang tidak mengejarnya. Dengan tubuh yang tergores luka, dia berusaha lari dari pria itu yang mungkin saja melakukan aksi yang lebih mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Degree
ChickLitBermula dari Shinta Aulia, seorang penulis novel romance dengan judul Adelish yang bestseller dimana kisah manis antara Calvin dan Gabriella yang memanjakan tiap pembacanya. Realitanya?. Alex kekasih Shinta, Pria itu berubah dalam sekejap mata. 180...