Cover by chalidaziah
Semua isi cerita murni fiksi belaka. Jangan dianggap serius :)
Plak!
Satu tamparan lolos dari tangan Lan Xichen tepat mendarat di pipi mulus istrinya. Jiang Wanyin termundur saat mendapatkan tamparan keras dari tangan suaminya yang murka. Sengatan perih seketika itu juga menjalar di pipinya. Jiang Wanyin gemetar. Ia tidak menyangka kalau Lan Xichen akan menamparnya begitu keras. Pria itu yang telah menjadi suaminya selama belasan tahun itu tidak pernah sebelumnya memarahinya apalagi sampai memukulnya. Tetapi keadaannya berbeda sekarang, Jiang Wanyin memang bersalah. Ia bersalah kepada suaminya yang telah sangat baik dan mencintainya dengan tulus justru ia balas dengan penghianatan. Penghianatan yang sangat kejam dan menghancurkan hati Lan Xichen."Ge, ge, ampun ge. Ampun," Jiang Wanyin memohon kepada sang suami yang tatapannya seperti mata kilat yang kapan saja bisa membelah perut bumi.
Tanpa mengindahkan permohonan sang istri, Lan Xichen justru melayangkan lagi tangannya untuk menjambak rambut Jiang Wanyin. Jiang Wanyin meringis merasakan kulit kepalanya seperti terkelupas, air matanya tak henti mengalir membasahi kulit wajahnya yang putih.
Plak! Satu lagi tamparan didapat Jiang Wanyin tepat diwajahnya. Lan Xichen seperti kesetanan. Ia hendak melayangkan tamparannya lagi namun Jiang Wanyin memeluk sebelah kakinya. Memohon-mohon seperti pengemis kepada suaminya.
"Ampun ge, ampun. Aku salah, aku salah. Ampuni aku, ge. Hiks," Jiang Wanyin bersusah payah melontarkan permohonan maafnya sambil memeluk erat kaki suaminya. Ia menangis sambil memeluk kaki jenjang milik Lan Xichen. Lan Xichen tersentak melihat istrinya yang sudah tampak tak keruan itu. Kulit wajahnya merah bekas tamparan Lan Xichen, matanya sembab karena banyak menangis, suaranya bergetar ketakutan, dan tangannya yang memeluk kaki Lan Xichen tampak bergetar pula meskipun ia berusaha semampunya untuk tidak melepaskan pelukannya dari sana.Lan Xichen menarik bahu Jiang Wanyin agar tubuhnya bangkit berdiri. Ditariknya tubuh yang sudah lemah itu dan dihempaskannya dengan kasar ke atas ranjang. Jiang Wanyin masih setia menuturkan kata maafnya. Berharap dengan sangat kalau murka sang suami berhenti. Namun Lan Xichen sudah kehilangan akal sehatnya, ia sangat murka dan tampak ingin mencincang Jiang Wanyin seperti daging sapi.
Lan Xichen melepaskan ikat pinggangnya dan melemparkannya ke sembarang tempat di kamar itu. Jiang Wanyin menggigil ketakutan melihat suaminya yang sedang murka saat ini.
"Ge," hanya kata itu yang dapat lolos dari bibir mungilnya yang basah akibat air mata yang jatuh melewatinya. Matanya tercekat kala menyaksikan Lan Xichen meloloskan celana panjangnya.
"Kenapa, A-Yin? Bukankah ini yang kau suka? Maka aku akan memberikannya. Aku akan memberikannya padamu. Persiapkan dirimu karena aku sedang tak ingin repot-repot."
Jiang Wanyin menggeser tubuhnya untuk mundur. Ia tahu apa yang akan dilakukan suaminya setelah ini. Ia takut karena sepertinya suaminya itu tidak benar-benar ingin bercinta dengannya. Tetapi lebih tampak seperti bernafsu ingin memperkosanya.
"Jangan, ge. Kumo- ahh"
Ctak!Entah kapan Lan Xichen memungut lagi ikat pinggangnya yang tadi sudah dibuangnya dan menghempaskannya tepat mengenai tubuh istrinya yang cantik. Jiang Wanyin merintih, kesakitan. Sakit dan perih ia rasakan secara bersamaan. Secepat kilat Lan Xichen naik ke atas ranjang dan mendekati Jiang Wanyin. Jiang Wanyin sungguh ketakutan melihat suaminya yang begitu dekat. Suaranya seakan sudah habis karena menangis, jadi ia hanya menggeleng lemah meminta sang suami untuk berhenti. Namun Lan Xichen tak menghiraukan permohonannya lagi.
"Lepaskan sendiri atau aku yang melepaskannya untukmu?" Tanya Lan Xichen dengan suara seperti berdesis.
Jiang Wanyin diam saja. Ia terus menggeleng menyatakan isi pikirannya bahwa ia tidak mau diperlakukan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrath
FanfictionSequel terpisah dari My Uncontrolled Desire Lan Xichen x Jiang Wanyin