Kejadian Memalukan

15 6 0
                                    

Kami berjalan bersama untuk kembali menuju kampus. Sudah pasti Qanita berjalan di depan dengan sang pacar. Kemudian keheningan terasa di antara aku dan kak Keanu.

Kemudian kami berpisah di dekat vestibula samping parkiran. Keadaan kampus masih ramai meskipun matahari sudah mulai tenggelam. Qanita melambaikan tangannya memanggilku mendekat. Entah bagaimana mereka bisa sampai di sana lebih dulu.

Kutolehkan kepalaku ke arah kak Keanu. Wajah tanpa eskpresinya membuatku memikirkan apa yang harus kukatakan.

"Duluan ya, Kak," kataku pada akhirnya. Ia hanya menganggukkan kepalanya namun masih tetap berjalan di sampingku. Aku menoleh kepalanya seraya mengerutkan kening bingung.

"Saya mau ke sana juga," ucap kak Keanu tanpa diminta. Malu kini sudah kurasakan. Mungkin wajahku agak memerah karenanya.

Kutundukkan kepala mengamati apa yang akan kuinjak. Persis seperti orang yang sedang mencari uang jatuh. Gelak tawa kudengar dari sebelah. Entah apa yang sudah mengundang tawanya itu.

"Kakak kenapa?"

"Kamu lucu."

Ya ampun. Please, itu cuma dua kata. Tapi jantung udah kayak habis lari dikejar setan. Cepat banget, takut dianya dengar.

"Emang aku kenapa?"

"Nggak apa-apa kok, hehe."

Ya Allah, aku lagi kenapa sekarang? Jangan sampai suka ke dia. Nggak mau nggak mau.

Sampai tanpa sadar aku menggelengkan kepalaku pelan.

"Kamu kenapa? Pusing?" tanya kak Keanu sekarang. Mengapa kami saling bertanya mengenai keadaan saat ini?

"Nggak apa-apa juga, Kak, hehe," tuturku mengikuti ucapannya tadi.

"Koniii, ya ampun gue kangen banget sama lo."

Ucapan hiperbolaku itu dihadiahi jitakan oleh Qanita. Ia berkata bahwa aku sangat alay saat ini dan bertanya apa yang sudah kak Keanu lakukan padaku selama perjalanan tadi.

Rasanya ingin kuberteriak mengenai apa yang kurasakan kini. Bahagia banget kayak habis dapat hadiah ulang tahun atau dosen ngasih nilai A padahal aku nggak pintar di mata kuliah itu.

Senyumku mengembang, mengajak Qanita untuk pulang bersama. Meski Qanita kembali ke indekosnya.

"Sekarang beneran duluan ya, Kak. Assalamualaikum."

Kutinggalkan tempat terdebut tanpa menunggu balasan darinya. Khawatir akan ada kejadian memalukan seperti tadi lagi.

♧♧♧

Jakarta, 11 Desember 2019

Menyempatkan nulis ini di sela-sela latihan. Karena takut nanti kelewat lagi huhu. Makasih ya gais udah dibaca. Kusayang kalyan ♡

31 Days Writing Challenge 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang