Untuk para siswa baru MOS merupakan hari terberat untuk dijalani sebelum mereka masuk kedalam lingkungan sekolah tersebut. Dimana dia hari tersebut siswa baru akan didik metal mereka, sopan dan tertib terhadap aturan yang ada disekolah tersebut, dan solidaritas antar sesama. Dihari itu akan ada orang yang sering panggil kedepan, kemudian disuruh cari tanda tangan seniorlah dan lainnya.
Setelah kejadian dimana sang ketua OSIS selalu melihat kearah Dinda karena dia selalu menguap. Enggak hanya ngantuknya hilang namun, untuk melihat kedepan saja dia tidak berani dan hanya menunduk.
" Habis gue hari ini, sepertinya hari akan jadi hari terberat didalam hidup gue"sambil berkata pada dirinya sendiri.
Kemudian kepala sekolah mengakhiri pidatonya dan kembali ketempatnya semula.
"Terima kasih, saya ucapkan kepada kepala sekolah yang sudah berhadir, selanjutnya kata sambutan dari kepala OSIS kita, Mahesa Diandra dipersilahkan" sambil menyerahkan microfon kepada sang ketua OSIS.
"Assalamualaikum wr.wb, yang saya hormati kepala sekolah dan wakilnya, dan kepada adik-adik siswa baru yang telah berhadir. Tujuan dilakukannya MOS ini adalah untuk mengenalkan sekolah kepada adik-adik, dan untuk membentuk karakter kalian selama sekolah disini " sambil melihat kesemuanya. Dan kemudian ditutup dan diserahkannya microfon tadi kemoderator. Setelah ketua OSIS menutup pidatonya didalam hati Dinda ingin jingkrak-jingkrak karena dia tidak dipanggil kedepan.
"Alhamdulillah, untung dia enggak dipanggil kedepan " sambil mengelus-elus dadanya. Temannya yang disampingnya heran kenapa apa dia harus atau apa.
"Kamu enggak apa-apa ? Melihat kearah Dinda seperti orang yang cemas. Ketika cewek yang disampingnya Dinda ngomong secara tiba-tiba diapun terkejut.
"Haahh, enggak apa-apa kok santai aja, owh ya aku Dinda. Nama kamu siapa ? Dengan ekspresi terkejut .
"Nama aku Gea Andita, senang berkenalan denganmu "sambil tersenyum kearah Dinda.
Setelah moderator mengambil microfon dari ketua OSIS dan menutup acara formal pada hari ini diikuti dengan kepala sekolah meninggalkan aula. Setelah kepala sekolah pergi semua yang berada didalam aula menjadi tengang khususnya siswa dan siswi baru.
Kemudian microfon diambil alih oleh ketua OSIS. "Oke semuanya enggak perlu tegangan kita hanya pengenalan saja dulu untuk hari ini " sambil melihat kearah siswa baru yang terlihat tegang.
"Ada yang kenal sama saya ?? Sambil mengarahkan microfon kearah siswa baru.
"Ada" jawaban serentak umumnya dibarisan cewek. Dinda yang mendengar hal tersebut, terheran-heran memangnya dia siapa artis kok enggak pernah liat ditv ya. Dan dia biasa saja tidak seperti cewek yang lain yang mulai tersenyum kearah ketua OSIS.
" Kamu kenal sama saya, iya kamu enggak usah liat kebelakang lagi ?" menunjuk kearah Dinda dan pada saat itu dia terkejut kalau dia mempunyai sakit jantung pasti hari itu jantungnya kumat. Dengan gagap dia menjawab
" Ennnnggak kak " sambil tersenyum cengengesan dan bisa ditebak semua mata kearah Dinda. Para senior yang mendengar hal tersebut Mereka menahan tawa akibat ulahnya Dinda.
" Jadi kamu enggak kenal saya, memangnya kamu sekolah dimana dulu ? " Dia enggak terima bahwa ada yang enggak kenal dengannya.
"Memangnya situ artis, penting amat kenal dengannya" sambil berbicara didalam hati. Dinda tipikal cewek cuwek yang enggak terlalu peduli tentang hal yang enggak penting menurutnya. Tapi kalau masalah aktor Korea dia selalu berada didepan.
" Ya udah kalau gitu perkenalkan nama saya mahesa Diandra, bisa panggil Mahesa atau Dian salam kenal semuanya, owh iya satu lagi kamu yang dibelakang, iya kamu bisa lihat saya ? Kamu pindah kedepan". Melihat kearah Dinda.
"Saaayya , sambil menunjuk kearahnya sendiri.
"Mati gue hari, ini orang kenapa sih mau balas dendam karena gue enggak kenal dia, enggak penting amat" sambil ngomong dengan suara yang kecil. Dan berpindah kebarisan paling depan. Dirga yang melihat kejadian tersebut hanya dapat melihat tanpa membantu apapun.
" Yang bisa gue lakuin adalah hanya bisa tabah menjalaninya karena enggak lama lagi waktu makan siang" didalam hati.
Kemudian dia menerangkan microfon kepada temannya yang lain. Akhirnya yang ditunggu-tunggu oleh Dinda yaitu waktu makan siang. Rana bahagia terpancar dari muka Dinda.
Pada saat keluar istirahat dia sudah ditunggu oleh sahabatnya dari kecil selain dirga tentunya. Namanya adalah Annisa Chintya atau dipanggil dengan Sinta."Lama amat loe, gue udah capek nungging loe dari tadi pagi telat sekarang jugak telat, lelet amat sih loe? " dengan muka yang cemberut. Ya begitulah Sinta hari doyan banget toe ngerocos, untung tadi enggak disamping dia kalau enggak mungkin kuping ini udah enggak tau bilang. Walaupun cerewet sebenarnya Sinta orang sangat baik dan juga penyayang.
"Udah buk, asik merepet tiap hari, enggak ilang toe suara, malulah sama temen baru kita ini" sambil tersenyum kearah Sinta. Tanpa sadar Sinta tidak terlalu memperhatikan bahwa Dinda perginya tidak sendirian.
"Sorry ya Sinta memang gitu orangnya, cerewet banget, mudah-mudahan loe betah ya berkawan dengan kita" dengan wajah lesu.
"Enak aja Lo Dinda jelek-jelekin nama gue sama dia, enggak gitu kok aku enggak kek gitu palingan sama dia aja, aku orangnya kalem kok" bertingkah seolah-olah feminim gitu. Dinda yang melihat hai tersebut tertawa terbahak-bahak.
"Iyaa , enggak apa-apa kok santai aja, selow, owh ya nama aku Gea " sambil mengkat tangan dan menjabat tangan Sinta.
"Sinta" sambil bersalaman. " Udah ya kenalannya yokk kita makan" sambung Dinda. Dan mereka makan siang bersama bersuka ria dikantin sambil ketawa-ketiwi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Teen FictionCerita ini berkisahkan tentang dua remaja yang tinggal disatu komplek dan rumah keduanya berdekatan. kemudian kedua orang tua remaja tersebut bersahabat dari semanjak mereka kecil lebih tepatnya adalah ibu dari remaja tersebut. Tanpa mereka sadari k...