ENAM BELAS

5.6K 387 9
                                    

Dengusan sebal kembali keluar dari hidung Jeana saat Andra tak juga melepas belitan lenganya dari atas pinggangnya. Berkali-kali Jeana mengangkat lengan Andra, tapi lengan itu kembali memeluknya semakin erat.

"Ndra, Gisel belum Aku bangunin loh. Hari ini kita akan ke kebun stroberi." peringat Jeana. Andra menggumam sebelum kembali mendesakan wajah di ceruk leher Jeana.

Meski sudah beberapa kali melakukan hubungan badan pasca Ia mengerjai Andra agar setuju dengan rencana liburan ini, Jeana tetap merasa kegelian saat nafas Andra menggelitik lehernya setelah seluruh gairah mereka berhasil tersalurkan.

"Ndra. Come on!" pekik Jeana sebal.

"Sepuluh menit lagi, sayang." gumam Andra dengan suara mengantuk.

"Sekarang atau Aku tidur bareng Gisel mulai nanti malam."

"Yes Ma'am." seru Andra cepat. Ia langsung bangkit dan bergegas masuk kamar mandi.

Jeana mendengus. "Laki-laki, kalo ancaman berhubungan sama onderdil langsung nurut."

¤¤¤

Kebun stroberi yang di kelola oleh Emte Highland Resort tampak ramai di padati oleh keluarga yang sedang menghabiskan liburan bersama Anak-anaknya. Berjalan beriringan sambil memilah stroberi yang siap untuk di panen.

Gisel sangat antusias saat melihat buah stroberi yang bergantungan dengan warna merah menyala. Kalau saja tidak ada tangan Jeana yang menahan langkahnya, Gisel sudah hilang di antara ribuan pohon stroberi dan juga pengunjung lainya.

"Papi buruan, nanti Gisel nggak kebagian stroberinya."

Jeana tersenyum mendengar kalimat Gisel. Mana ada kehabisan stroberi di tengah kebun yang berbuah selebat ini? Ada-ada saja anak itu.

Dengan gemas Andra menyerahkan keranjang kecil dan gunting untuk Gisel. "Hati-hati, guntingnya tajam." peringatnya.

Entah Gisel mendengarkan atau tidak, anak itu hanya mengangguk sebelum menarik tangan Jeana untuk menyisir deretan pohon stroberi. Bergabung bersama pengunjung lainya.

"Itu belum matang, Sel." seru Jeana saat Gisel juga memetik stroberi yang masih putih kekuningan.

"Tapi lucuk warnanya." kekeh Gisel. Air liurnya sedikit muncrat.

Jeana memutar mata mendengar jawaban Gisel yang aneh itu. "Terus kalo lucu mau Kamu apain itu stroberinya? Makan? Yang ada Kamu lepehin nanti." Jeana melangkah perlahan mendekati Gisel yang ada di depan Andra. "Sayang juga kalo dibuang."

Dengan perlahan Jeana berjongkok. Meski perutnya belum terlalu membuncit, memasuki bulan ke empat ini membuat rasa kehati-hatian Jeana semakin meningkat. "Pilih yang seperti ini. Banyak nggak papa, nanti Kita bikin pudding stroberi. Pie juga boleh."

Kedua mata Gisel yang semula kesal langsung berbinar mendengar olahan stroberi yang dijanjikan Jeana. "Janji bikinin pudding satu loyang ya? Buat Gisel semua, dan Papi nggak boleh minta." Gisel melirik Andra tajam, sementara Andra hanya tertawai mendengar ancaman Gisel. Anak itu masih dendam karena Andra hampir saja menghabiskan puding stoberinya saat menonton bola.

"Iya Papi nggak akan minta."

¤¤¤

Bahu Andra meluruh saat lagi-lagi Gisel tak memberinya kesempatan untuk berduaan dengan Jeana meski hanya di selembar foto. Anak gadisnya benar-benar menempel pada Jeana, dari berburu stroberi sampai menjelajahi kebun teh.

I Take YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang