Pandu's Pov
Saat aku tahu Alen menerima pertunangan antara dirinya dan Tasya, pikiranku langsung tertuju pada gadis itu, yah dia, Alyssa.
Aku mengetahui semua yang terjadi antara Alen dan Alyssa. Aku tahu kalau Alen sudah pernah mengatakan perasaannya pada Alyssa. Dan aku juga tahu kalau Alyssa menolaknya. Semua aku tahu. Yah karna aku selalu mengawasi mereka berdua secara diam-diam tanpa ada yang tahu satupun.
Saat itu setelah om Wiradana mengumumkan pertunangan Alen dan Tasya, aku melihat Alyssa dibawah sana sedang berdiri menatap kearah Alen dan Tasya dengan tatapan mata sedikit menangis. Aku memutuskan untuk meninggalkan panggung dan berjalan menuju kearah Alyssa tanpa ada seorangpun yang menyadari kepergianku termasuk ajik, mamah dan bahkan kekasihku Devi. Mungkin itu karena mereka terlalu fokus menatap kearah Alen dan Tasya. Terserahlah.. justru itu mempermudahku untuk menemui Alyssa karena aku rasa dia terluka jadi aku ingin menjelaskan kalau pertunangan Alen ini tak seperti yang ia pikirkan.
"Alyssa.. kita perlu bicara" kataku setelah sampai disamping kanan teman Alyssa yang memakai gamis dan jilbab berwarna navy itu.
Ketiga gadis berhijab yang sedang berdiri menghadap panggung dan menatap kearah adikku dan juga Tasya dengan tatapan terkejut, seketika langsung menoleh kearahku dan menatapku dengan tatapan bingung serta bertanya-tanya.
Kedua teman Alyssa yang berdiri disamping kanan dan kiri Alyssa itu menatapku dan mengamatiku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Yah.. aku tahu apa yang mereka fikirkan.. secara mereka tak mengenalku, mereka pasti bingung dan bertanya pada diri mereka sendiri, kenapa aku bisa sangat mirip dengan pria yang ada dipanggung didepan sana? Itu yang aku baca dari cara mereka menatapku. Lalu tatapanku beralih pada sosok gadis yang berdiri ditengah-tengah kedua temannya dengan gamis dan jilbab berwarna maroon itu.
Berbeda dengan kedua temannya, Alyssa justru hanya menatapku dengan tatapan penuh arti. Dan seketika tatapan kami bertemu dan untuk beberapa saat kami saling menatap satu sama lain dengan tatapan berbeda.
Saat aku dan Alyssa masih saling menatap tiba2..
"Aaaa....!!!" suara tepuk tangan, sorakkan dan siulan para tamu undangan mengagetkan kami berdua. Spontan aku dan Alyssa langsung menatap kesekaliling, terlihat semua tamu undangan menatap lurus kearah panggung sambil menunjukkan ekpresi yang beragam. Ada yang menatap senang dan ada yang menatap dengan wajah merah sambil menutup mulutnya, juga ada yang menutup dengan wajah malu. Kebanyakan mereka juga sesekali bersiul sambil terus bertepuk tangan dan tertawa. Sungguh aku tidak mengerti ada apa sebenarnya dipanggung, kenapa mereka bisa seperti itu? Aku langsung mengalihkan tatapanku kearah panggung tepat diamana keluargaku dan keluarga om Wiradana berada.
Dan....?????
Oh My God!
Apa yang sedang mereka lakukan???
Sungguh aku hanya bisa bertanya dalam hati sambil menatap Alen dan Tasya yang sedang melakukan aktifitas.....????
Ffuhh...Aku sendiri malu untuk mengatakannya. Bagaimana bisa Alen melakukan itu dan kenapa?? Sungguh aku tak mengerti. Aku dan Devi saja yang sudah hampir 3 tahun berpacaran, kami masih sembunyi2 untuk melakukan itu, tapi Alen dan Tasya?? Oh Hyang Widhi... ada apa dengan adikku??? Setahuku Alen bukan tipe orang yang akan melakukan itu dideoan umum.. tapi hari ini...????
Setelah cukup lama hanyut dalam pemandangan aneh yang Alen dan Tasya lakukan. Tiba2 aku teringat akan Alyssa, lalu aku menoleh dan aku melihat Alyssa sedang menatap lurus kearah depan yang aku tahu pasti Alyssa menatap Alen dan Tasya. Tatapan Alyssa terlihat begitu terkejut dengan mata membulat sempurna dan mulut sedikit terbuka. Nafas Alyssa pun terlihat kurang teratur karena terkejut. Tubuhnya pun seperti melemas.
Sungguh aku masih mematung menatap Alyssa dengan tatapan sendu. Tapi lama kelamaan mata Alyssa yang membulat sempurna terlihat berair dan memerah.
Ini tidak bisa dibiarkan!
Aku langsung menarik tangan kanan Alyssa dan membawa Alyssa pergi dari sana.
Alyssa tak memberontak dan juga tak merespon. Tubuhnya yang terasa lemas itu seakan pasrah saat aku menariknya untuk berjalan pergi dari tempat pesta.
Kini aku dan Alyssa sudah berada dimobil milik mamahku. Yah.. saat datang kepesta aku membawa mobil mamah, itu karena mobil sport milikku sedang diservis jadi terpaksa aku memakai mobil ini. Jika aku tidak menjemput Devi mungkin aku bisa 1 mobil dengan ajik, mamah, Alen dan Sintya. Tapi sepertinya Tuhan sudah merencanakan kenapa aku membawa mobil sendiri. Yah .. mungkin karena Tuhan ingin aku menolong Alyssa. Mungkin saja.
"Biar aku antar kamu pulang" kataku sambil menyalakan mesin mobil dan mulai melajukan mobil pelan keluar dari area parkir hotel. Aku sempat menoleh sebentar ke Alyssa lalu menatap kedepan lagi.
Alyssa hanya menoleh dan menatapku denagn tatapan bertanya-tanya.
"Lupakan apa yang kamu lihat dan kamu dengar malam ini! Semua itu hanya kebohongan!" Kata pria itu masih dengan mata menatap lurus kedepan dan ekspresi yang datar.
"Ma..maksud anda????" Tanya Alyssa padaku.
Mendengar pertanyaan Alyssa itu, spontan aku langsung mengerem mendadak dan menepikan mobil yang aku kendarai ketepi jalan.
"Lupakan saja!" Kataku sambil menatap tajam Alyssa namun tetap berusaha menunjukkan ekspresi tenang.
Mendengar jawabanku, Alyssa terdiam, aku rasa Alyssa pasti sedang mengingat-ingat kejadian dihotel yang aku bicarakan.
"Dan maaf.." aku menggantungkan ucapanku karena aku masih bingung harus memulai dari mana.
"Maaf?? Untuk apa??" Alyssa terlihat menatapku dengan tatapan semakin bingung.
".." aku tak menjawab dan aku lebih memilih melajukan mobil kembali.
Tapi meski aku menatap lurus kedepan, aku masih bisa tahu kalau Alyssa belum berhenti menatapku sedari tadi. Aku menoleh sebentar dan kudapati Alyssa sedang????
Menangis..???
Ya Tuhan.. seketika dadaku sesak dan tubuhku gemetar melihat air mata yang keluar dari kedua mata Alyssa secara perlahan. Ada apa ini?? Kenapa aku bisa merasakan apa yang Alyssa rasakan? Apa yang terjadi padaku? Sungguh aku sendiri tak mengerti.
Aku menghentikan mobilku lagi.
"Tolong jangan menangis .. aku paling tidak bisa melihat seorang perempuan menangis didepanku.. aku mohon dengarkan kata-kataku Alyssa.. lupakan apa yang terjadi dihotel tadi.. tolong lupakan" kataku sambil menatap Alyssa tepat dikedua bola matanya. Alyssa pun kini menatapku dan kami sedikit lama saling bertatapan. Aku ingin menyakinkan Alyssa lewat kedua mataku kalau apa yang ia dengar dan ia lihat dihotel tak seperti apa yang sebenarnya terjadi. Disatu sisi aku ingin sekali mengatakan kalau Alen mungkin hanya bermain-main dengan Tasya, tapi disisi lain dengan mengatakan itu maka otomatis aku akan menjatuhkan nama baik keluargaku sendiri. Sungguh aku menjadi serba salah sekarang."Alyssa maafkan aku dan percayalah padaku" aku hanya bisa mengatakan itu lewat isyarat kedua mataku.
Hai... hai...
Menurut kalian Pandu punya perasaan gak buat Alyssa?? Secara dia kayak perhatian gituh kan ke Alyssa hhe..
Iya gak??😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Karnamu dan Agamamu (TAMAT)
EspiritualSebuah kisah pertemuan hingga kisah cinta gadis cantik berhijab lebar yang selalu berpegang teguh dengan prinsip hidup yg diajarkan agamanya dengan seorg laki2 beda agama.. yang 3 tahun lebih muda darinya.. sang laki2pun begitu taat dan patuh pada a...