" Assalamualaikum. Sebelumnya maaf saya mengganggu waktunya. Perkenalkan saya muhammad fatir ash-shidiq. Dan ini kedua orang tua saya. Saya kesini mempunyai niat baik. Ekhem.. saya.. ingin melamar Adziva untuk menjadi istri saya"
Ucapan Fatir membuat Adziva membulatkan matanya. Dia hanya bisa membuka lalu menutup kembali mulutnya."Bagaimana va? Apakah kamu bersedia?" Adziva yang ditanya pun hanya bisa berdzikir berharap Alloh memberinya ketenangan.
"Sebelumnya, waalaikumussalam warohmatulloh wabarokatuh. Mohon maaf, saya membutuhkan waktu untuk memberikan jawaban atas pertanyaan ustadz tadi. Jika berkenan boleh kah saya meminta waktu?"
"Tentu Adziva, saya berkenan memberimu waktu. Apakah dua minggu sudah cukup?"
"Insyaa Alloh" Adziva lalu menundukan pandangannya. Dia mengeluarkan nafasnya dengan perlahan seolah baru saja menerima tugas yang berat.
Sedangkan Fatir hanya bisa berdoa, semoga Alloh berkenan meridhoi apa yang menjadi niat baiknya.
Setelah waktu menunjukkan waktu makan malam, ibunya adziva mengajak fatir dan kedua orangtuanya untuk menikmati hidangan yang ia siapkan secara mendadak. Karena jangankan tamu laki-laki yang sengaja datang ke rumahnya, kursinya pun hanya ia pakai saat lebaran tiba.
Keluarga fatir memutuskan untuk berpamitan karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Adziva menyalami ibunya fatir begitupun sebaliknya.
"Ibu tunggu kabar baiknya, nak" ibunya fatir mengelus lembut bahu adziva yang dibalasnya dengan 'Insyaa Alloh'.Acara lamaran dadakan pun selesai. Adziva segera pergi ke kamarnya lalu menjatuhkan tubuhnya dikasur.
'Ya Alloh.. apa ini yang menjadi jawaban dari semua doaku? Apakah sudah tak mungkin lagi dia yang menjadi imamku? Oh Alloh.. jika dia memang bukan untukku maka beri aku keikhlasan untuk menerima dia yang telah Engkau takdirkan untukku..' Adziva meneteskan air matanya berharap pedih hatinya menghilang bersama air wudhu yang membasahi wajahnya. Tak lama Adziva terlelap berharap esok lebih baik dari hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADZIVA
ChickLitMungkin inilah yang terbaik untukku. Sekeras apapun aku menolak, jika memang dia takdirku maka dia akan tetap datang. Sebelumnya, aku sempat memutuskan untuk menunggunya dalam sabar dan doa. Namun, saat akad terucap hati ini berubah tak karuan. Nyat...