08

197 25 0
                                    

Hari ini hari Minggu dan Laura libur sekolah, kebanyakan orang kalau hari libur itu bangun siang atau apalah.
Tapi beda cerita dengan Laura.

Laura sudah bangun dari jam 4 pagi, ia sudah bersih dan rasa mengantuknya sudah digantikan dengan rasa segar.
Ia dari pagi belum melihat kedua orangtuanya, kalau kakanya Rey pasti belum bangun.

Cinta mengenakan celana hitam panjang dan memakai kaos putih pendek dengan kaus putih yg ada di pundaknya.

Ia masuk ke dalam ruangan khusus untuk Jim, disana tempat olahraga keluarganya.
Dan Laura mulai pemanasan singkat.
Ia mendekati samsak yg berwarna merah, lalu ia meninju tanpa ampun, keringat sudah membanjiri tubuh Laura ia tidak berhenti sedikitpun walau untuk minum.

Jika Laura melakukan ini, dia pasti sedang memikirkan sesuatu ia tidak peduli lengannya sudah memerah, ia terus memukul samsak itu dengan Tanpa henti.

" Gue benci diri gue sendiri" batin Laura lalu ia memukul samsak itu.
"Gue benci dengan semuanya" BUGH
"Gue nyesel dengan semua ini" BUGH
"Gue ngga mau kehilangan lo" BUGH
"Gue anjk" BUGH
"persetanan anjk" BUGH. Itu pukulan terakhir Laura.

Lalu ia duduk menatap dirinya dari cermin.
"Lo bodoh, Lo memang bodoh Ra" umpat Laura.

Ia melirik jam, ia terkejut karena sudah jam 8 siang tak terasa ia memukul samsak selama 3 jam.
Lalu ia keluar dari Jim itu lalu melangkahkan kakinya menuju dapur
Belum sampai di dapur ia mendengar suara bel pintu berbunyi.

Lalu ia mendekati pintu saat ia membuka pintu ia terkejut, asa lebih dari 5 laki laki yg ada di rumahnya, ia pikir itu adalah warga yg akan membakar rumahnya.
Tapi ia sudah mengenal mereka semua, mereka teman teman abangnya.

"Halo Ra apa kabar" ucap salah satu dari mereka, kalau tidak salah namanya adalah kai cowok yg menyukai dirinya sejak lama.

Laura membalasnya dengan senyuman Singkat.
"Rey ada" tanyanya lagi.
Laura hanya menganggukkan kepalanya, lalu ia mempersilakan mereka masuk.

"Gue ambil minuman dulu" lalu Laura pergi ke dapur.
"Masih masa tidak ada yg berbeda" ucap salah seorang dari mereka yg diangguki oleh semuanya.
Tak lama kemudian Laura datang dengan membaca minuman dan cemilan.
"Rara panggilin Abang dulu" lalu Laura menaiki tangga.

Sampai ia didepan pintu berwarna abu-abu.
Ia langsung masuk karena kamarnya tidak dikunci, Saat ia didalam ia melihat abangnya yg masih molor.
Lalu Laura mendekatinya.

"Bang bangun" Laura membangunkannya, tetapi tidak ada reaksi apapun.
"Bang ih bangun" kini Laura mulai emosi.
"Bang bangun kalau ngga rara ambil salah satu game Abang" dengan ajaibnya Rey langsung bangun dari tidurnya.

"Apaan sih Ra ganggu tau ga" ucap Rey dengan suara khas bangun tidur.
"Tuh dibawah ada temen temen Abang yg mau demo" lalu Laura pergi meninggalkan kamar.
"Hah demo???" Bingung Rey.

Rey turun dari kamarnya dan benar apa yg dikatakan Laura ada 7 orang temannya yg ada dirumahnya.
Rey sudah merasa segar karena ia telah mandi dengan air es.

"Heh rumah siapa ni, enak enakan kalian" maki Rey lalu memakan cemilannya.

"Lo kaya cewe lama banget" dumel Riko.
Rey hanya nyengir kuda.

"Bang mama sama papah kemana" ucap Laura tiba tiba menghampirinya.

"Kemarin malam bilang sih mau keluar kota, emang Ade belum tau" ucap Rey.
Laura hanya menggelengkan kepalanya.

"Ini nih yg gue ngga suka jadi perempuan, kalo liat berantakan gini ngga enak di pandang kalau mau diberesin males" dumel Laura sambil membereskan bekas makanan ulah teman teman abangnya.

Mereka hanya cekikikan mendengar Laura marah marah.
Lalu Laura pergi ke dapur untuk mengambil minuman ganti.

"Laura udah ada perubahan ya Rey" bisik kai.
"Iya dia ngga sedingin kaya dulu, meskipun yah begitulah ia agak terbuka sama gue, begitupun kalau gue desak dia untuk ngomong. tiap hari gue slalu ganggu dia buat dia bicara ataupun tersenyum dan alhasil dia berubah sedikit demi sedikit" ucap Rey menatap ke arah dapur dimana disana terdapat Laura.
"Ya sejak kejadian itu dia berubah total emang sih sikapnya turun dari bokap Lo " cengir kai yg diangguki oleh Rey.

Laura datang dengan membawa minuman lalu ia pergi ke sofa yg lainnya.

"Lo ngga main de??" Tanya Rey.
"Mager" jawab Laura lalu ia fokus pada ponselnya.

Saat sedang asik bermain game lalu tiba tiba ada nomor tidak dikenal yg menelponnya, dengan penasaran ia mengangkat teleponnya siapa tau penting.

"Halo Laura" Teriak orang itu, Laura menghela nafasnya ia sudah tau kalau itu suara Ghina.

"Dapet no ini dari siapa" tanya Laura malas.

"Ada deh itu rahasia, Ra gue bosen dirumah mulu kita main yu, gue maenya kerumah Lo atau Lo yg kerumah gue" ajak Ghina.

"Mager" balas Laura.

"Yaudah gue maen kerumah Lo ya" balas Ghina.

"Jangan!!!, Gue aja yg kerumah Lo" balas Laura dengan malas.

"Ok deh gue tunggu ya, gue chat alamatnya ya, bay bay sampai bertemu dirumah gue" lalu Ghina mematikan sambungannya.

Dengan cepat Laura memasuki kamarnya, ia memakai celana jens sepaha berwarna putih yg memperlihatkan paha mulusnya dan memakannya sweater berwarna abu abu dan memakai sepatu berwarna putih.
Simple, kata itu yg ia ucapkan.

Lalu ia turun menemui abangnya.
"Tadi mager sekarang mau pergi" sindir Rey.
"Masalah??" Tanya Laura.
"Kunci" pinta Laura.
"Ngga, Abang ngga akan kasih kamu kunci motor itu hukuman" balas Rey sambil memutar badannya.
"Mobil" balas Laura cepat.
"Itukan mobil lo de, masa kuncinya ada di gue sih"
"Kemarin di pinjem" mendengar itu Rey Menyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Hehehehe iya, nih " lalu Rey memberikan kunci mobil itu.

Dengan cepat Laura mengambilnya.
"Rara berangkat" lalu Laura pergi.

"Lo ngasih tindakan apa???" Ucap Riko tiba tiba membuat Rey menatapnya bingung.

"Maksudnya apa sih???" Rey merasa sangat bingung.

"Lo belum tau???" Timpal Kai.

"Kalo ngomong yg bener goblok" kini Rey emosi.

Cie digantung hehehehe^_^

Jangan lupa vote sama komen ya

Bubay😈

Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang