Nirwana POV
Ting!
Hmm... Aku melirik malas notifikasi chat di WhatsAppku. Sejenak kulihat ternyata dari Bu Vina, guru Bahasa Indonesia dikelas. Hah? Ngapain nih? gak ada angin gak ada hujan. Karena terbawa rasa penasaran akhirnya aku baca pesan itu.Bu Vina
Nirwana, kamu bisa tidak sekarang keruang BK? Sebentar saja kok.Hahh!? Ke ruang BK? Perasaan gak bikin masalah apa-apa.
ME
Kalo boleh tau ada apa ya bu?Bu Vina
Ya ada urusan,udah jangan banyak nanya!Nih orang,itu juga nyangkut aku kan? haish... Mau gak mau aku angkat pantat dari zona nyaman ini.
"Bu Sumi, yang itu tadi tambahin aja ke bon yang kemarin, totalnya 14 ribu." sambil melangkah keluar dari kanti.
"Ehh.. kamu ini, yang 7 ribu kemarin juga belom" kata wanita setengah baya penjaga kedai soto langganaku "Hihi ada urusan penting buk" kataku sambil nyengir lebar.
Inilah aku,Nirwana Trianatan. Anak bungsu dari tiga saudara. Ya saat ini aku memang berusia 17, mengingat sudah duduk dibangku SMA kelas 10 itu termasuk sudah agak tua sih. Banyak orang yang menilaiku baik, ramah,sopan.. tapi ya gitu kepribadian orang tidak bisa dilihat dari permukaannya saja kan? Untuk masalah otak,Aku sedikit diberi kemampuan oleh Dia Yang Punya Hidup. Aku pernah menjuarai beberapa Olimpiade Sains dan Olahraga seni.
Tok.. tok.. tok..
"Permisi.." kataku didepan ruang BK."Ah.. iya silahkan masuk Nir" sahut Bu Vina dari dalam. Setelah masuk diruang BK,ternyata disana sudah ada Elvara, yang notabenenya anak IPS. Ini ada apa sih? pikirku dalam hati.
"Maaf ya waktu istirahat kamu jadi terganggu" kata Bi Vina
"Tidak apa-apa kok bu, hehe" Munafik sekali aku ini tapi, emang bener sih ganggu banget.
"Ini sebenernya ada apa Bu?" Akhirnya Elvara buka suara. Hah? dia gak tau juga ternyata
"Sebentar, Kurang satu anak lagi sih. Biar lebih enak jelasinnya, kamu hubungi dulu deh Nir. Vanisa suruh kemari." Kenapa dia juga ikut dipanggil??
Me
van..
Kamu dimana?
Bu. Vina nyari kamu,
Beliau ada di ruang BKVanisa 💙
Iya
Aku dikantin
Ok, bentar lagi aku meluncur :*Aduh... Sindrom alay nih anak lagi kumat pake acara nambahin emoticon titik dua bintang lagi, untung sayang huft...
Tak lama setelah itu, Vanisa masuk ruang BK dengan mimik muka kaget.
"Vanisa, silakan duduk." Sapa bu. Vina ramah.
"Iya bu." Wajahnya tampak kikuk. Aku sudah harap-harap cemas, takut jika hubunganku dan Vanisa terbongkar, semoga saja tidak.
"Kepala sekolah menunjuk kalian sebagai perwakilan sekolah menjadi murid baru di SMAN 18, regristrasi data dimulai minggu ini dan 3 minggu lagi kalian berangkat untuk biaya transportasi ditangung sekolah" Itu yang dikatan Bu.Vina.
Oh... finally terima kasih Tuhan kau telah mengabulkan doaku. Sejak kelas 9 SMP aku merintis nilai dan prestasi nonakademik agar bisa lolos masuk di SMAN 18, tidak sia-sia semua usahaku.
Eh... 3 minggu? Mendadak sekali bahkan aku belum menyiapkan semua perlengkapan bahkan, 2 minggu lagi aku naik gunung dengan sohib-sohibku.
"3 minggu bu? Itu sangat singkat untuk menyiapkan semua" Nadaku sedikit meninggi.
"tidak, administrasi sudah diurus sekolah kalian hanya perlu mempersiapkan kebutuhan pribadi saja" Bu Vina menjawab dengan santai. "Kalau begitu kalian boleh kembali ke kelas, untuk pengumuman lebih lanjut ibu akan hubungi kalian nanti" lanjutnya.
Keluar ruangan dengan perasaan senang luar biasa tapi, Vanisa terlihat seperti ragu nanti akan aku tanyakan.Dulu saat awal pacaran kami sepakat untuk profesional di OSIS dan berperilaku seperti biasa di lingkungan sekolah.
Aku kembali ke kelas karena bel berakhirnya istirahat 10 menit yang lalu.
-_-_-_-_-_-_-
Maaf untuk semua typo.
Masih belajar nulis
Dan Terima kasih atas dukungannya
anawriN_DYDan semua teman" Yang kenal saya
(☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞
KAMU SEDANG MEMBACA
SMAN 18
Teen FictionPernah kebayang di Terima di sekolah ter-ELIT nasional? 50% kisah nyata 50% fiksi Mengingat pengalaman tak terlupakan