Part 1

3 1 0
                                    

Aku terbangun dikagetkan dengan suara azan yang membahana dari sebuah mesjid yang tak jauh dari rumahku. Udara pagi yang sejuk terasa menembus tulang hingga mendorong mataku untuk menarik semua bagian mata agar terpejam kembali. Gerak tubuhku juga menyempurnakan posisi tidurku agar semakin terasa nyaman. Selimut kembali ku tarik menyelimuti tubuhku. Musim hujan ini memang membuat aku selalu terlena dalam kenikmatan tidur. Cuaca dingin memaksaku untuk bermalas-malasan menghadap kepada sang pencipta.

"Humaira, bangun nak" kata seorang perempuan yang tak lain adalah ibuku

"Iya Bu, sebentar lagi" jawabku

Panggilan itu terdengar jelas di telingaku. Akhh terasa berat sekali mataku ini. Seluruh badanku terasa lelah setelah mengerjakan tugas yang menumpuk.

Suara Iqamah kembali terdengar ditelinga ku, kini ku bangkitkan badanku berusaha untuk bangun, mataku ku celek kan agar tidak terkatup lagi. Ku langkahkan kakiku menuju pintu kamar, kemudian menuju kamar mandi untuk mensucikan diri guna menghadap kepada sang ilahi. Kesejukan semakin menjalar ke seluruh tubuhku tatkala air mulai membasahi tangan dan muka ku. Walaupun dalam suasana dingin mencekam, sebagai seorang hamba aku harus tetap menjalankan kewajiban ku. Memang terkadang aku sering menunda dalam melaksanakan sholat, tetapi aku selalu berusaha untuk sholat di awal waktu agar lebih utama.

Aku sholat berjamaah dengan ibuku. Seorang ibu yang sangat peduli dan penuh kasih sayang kepada anaknya. Kami melaksanakan sholat di rumah, karena sebaik-baik sholat bagi perempuan adalah dirumahnya terlebih lagi di dalam kamarnya, itulah sedikit ilmu yang aku tahu tentang sholat. Selesai sholat aku mulai membantu pekerjaan rumah yang sering dikerjakan ibu agar aku bisa mengurangi beban pekerjaannya.

****

Matahari mulai meninggi di ufuk timur, aku bergegas sarapan dan pergi ke sekolah. Disinari cahaya pagi yang menghangatkan ku serta memberikan semangat baru dalam menuntut ilmu. Lokasi sekolah dengan rumah pun tidak terlalu jauh sehingga aku hanya berjalan kaki. Di perjalanan ke sekolah banyak siswa-siswi yang juga berangkat ke sekolahnya masing-masing.

Sekitar jam 07.20 aku tiba di sekolah, setiba di depan kelas aku disapa seorang laki-laki yang tak lain pacarku saat itu. Setiap pagi dia menyapa ku dengan senyum manisnya. Ohhh indahnya kehidupan sekolahku. Ku sapa kembali dia dan aku melanjutkan masuk ke kelas menuju teman-temanku yang lebih dulu tiba di sekolah.

Semangat belajarku meningkat ketika aku mulai berpacaran dengan nya, proses belajar dihiasi dengan senyum manis dari bibir nya.

Sampai disini dulu ceritanya, nanti kita sambung.
Ikuti terus kelanjutan ceritanya ya 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cahaya Terang Di Kegelapan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang