1 tahun lalu
"Fasy! Lo ngeroko?."
" hmm emang kenapa?, apa urusannya sma lo?."
"Lo cewe bukan cowo."
" terus klo gue cewe emang gue ga boleh ngeroko?."
"Ya ampun lo kapan tobatnya sii kita udah SMP kelas akhir lo mau di DO, gue sebagai sahabat lo gamau masa depan lo ancur."
" Sahabat? Sahabat lo bilang? Lo ga usah so perhatian sama gua, bilang lo mau apa dari gua, gua kasih apa aja. Bukannya lo deket sama gua cuman pengen manfaatin gua. Bangsat pencintraan."
"Lo kenapa sii bahas itu, gue kan udah minta maaf, gue khilaf waktu itu, lo taukan latar belakang keluarga gue?."
" lo kalo mau duit sama gua bilang, lagian gua ga butuh, dan ga usah atur atur gua, gua bukan bayi." Ujar fasya yang langsung meninggalkan sahabatnya yang bernama Kaira di rooftop
"Fasy tunggu!."
***
Fasya merebahkan tubuhnya diatas kasur king sizenya. Ia mengusap wajahnya dan mengacak ngacak rambutnya. Ia kesal kedua orang tuanya tidak peduli terhadapnya, ia mempunyai harta yang sangat melimpah namun ia tidak tahu apa artinya kasih sayang.
Fasya kesal dengan dunia, ia merasa tidak adil. Ia kesal terlahir dikeluarga yang seperti ini, ya memang sahabatnya kaira terkadang lebih beruntung darinya. Walaupun mereka hidup berkekurangan tapi kasih sayang dapat dirasakan.
Fasya hanya ingin mendapatkan ketulusan saja dari orang orang. Hanya saja mereka selalu salah menilai fasya. Mereka tidak tahu bahwa fasya broken home namun ia menyembunyikannya.
Fasya sudah muak dengan semuanya ayahnya selalu membawa wanita lain kerumahnya ataupun ibundanya yang tidak peduli dengan semuanya walaupun suaminya sendiri telah berselingkuh. Karena ibundanya adalah wanita karier, ia hanya peduli kepada perusahan miliknya.
***
" Fasy lo kenapa ngelamun?." Tanya Sabila teman sebangkunya
"Hahh, ehh sorry gue ga denger tadi lo ngomong apa?."
" makannya lo jangan ngelamun."
"Engga, gua ga ngelamun ko."
" lo mau ke kantin? gue laper nih." Tawar Sabila, fasya menganngukan kepalanya
***
Fasya memesan mie ayam dan es teh.
Sabila memesan nasi goreng dan jus jeruk. Namun fasya terlihat tidak berselera makan ia masih mengaduk aduk dan belum memakannya."Fasy!". Ujar Sabila
" hmm, apa bil ?."
"Lo kenapa, klo lo punya masalah cerita sma gue. Masa lo gamau cerita sii sma sahabat lo sendiri."
" belum waktunya bil, gue masih trauma."
"Ehh lo tau? Ada murid yang pindah dari sekolah kita tapi gue belum tau namanya, katanya dia ganteng banget. Kelasnya sebelahan sama kita. Gue kira bakal sekelas, gue pasti bahagia dunia akhirat."
"Lahh terus apa hubungannya sama gue?. Lo jangan lebay dehh disini cogan banyak woi!."
" ahh lo kaya yang ga tau jomblo aja."
"Sa ae lu haha."
***
Ketika mereka hendak pergi dari kantin banyak sekali sorotan yang mengacu kepada pria murid pindahan itu. Fasya menyipitkan matanya, siapa murid baru hingga orang orang berkerumun ingin melihatnya. Ia melihat punggung laki laki itu lalu menghadap ke kiri. Fasya tercengang kaget lalu Sabila menyiku lengan Fasya.
" ganteng yaa kan?."ujar Sabila tersenyum jahil pada fasya
"Sab kita pergi yuk, gerah banget nih banyak orang."
"Ahh lo, bonus ini."
Tiba tiba laki laki itu memanggil fasya sangat keras saat di koridor, Sabila sangat aneh terhadap sikap fasya yang tiba tiba berubah. Fasya tidak melihat kebelakang ia melanjutkan jalannya dengan cepat ia menarik tangan Sabila agar mengikutinya.
Pria itu mengejar fasya lalu mencekal tangan fasya, fasya berusaha melepaskan tangannya, namun tangan laki laki itu sangat kuat memeganggnya.
"Fasya! Lo mau kemana? Maafin gue, gue khilaf. Kasih gue kese...." pria itu belum menyelesaikannya namun fasya memotong pembicaraanya
"Bangsat, sekarang lo jauhin gue!! Lo punya telinga atau lo budek?. Lo jangan deketin gue lagi. Gue benci sama lo Arga!!." Ujar fasya lalu mengehempaskan tangan Arga
" Tapi gue sayang sama lo fasy." lirih arga yang melihat punggung fasya yang sudah menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
mahkota syurga
RandomWanita remaja berumur 16 tahun bercita cita menjadi hafidzah, namun masa lalu yang selalu membisikan kepada jalur yang tidak benar. Tetapi ia akan berusaha istiqomah agar selalu berada dijalan yang benar. Wanita itu bernama Fasya, ia dahulu bukan...