2. Penutupan Ospek

191 14 0
                                    

Alea pov

Malam ini penutupan Ospek jurusan di laksanakan. Aku sudah siap dengan menggunakan dresscode yang sudah di tentukan.

Aku menggunakan kaos putih dengan lengan pendek dan jeans warna navy tak lupa aku menggunakan blazer abu-abu untuk menghalangi udara dingin.

Kuhampiri Apsari di kamarnya yang terletak disamping kamarku. Ku lihat dia juga menggunakan baju warna abu-abu lengan panjang dan jeans hitam. Dia sedang memoles wajahnya di depan meja riasnya.

"Cantik." Batinku

"Hey... Ngapain lo bengong. Ayo berangkat." Ajaknya.

Aku tersenyum dan mengikutinya menuju pintu kost. Kami berjalan beriringan menuju tempat acara.

Sesampai disana, banyak yang sudah sampai dan berhambur menikmati dentingan musik yang menurutku memekakkan telinga.

Aku yang memang tidak terlalu suka dengan kebisingan, memilih menjauh ke depan gedung di sebelah lapangan.

Kuputuskan untuk mencari Karin dan Kirana, teman pertama yang aku kenal saat masuk kampus.

Karena tak kunjung bertemu. Aku memutuskan untuk duduk di teras gedung sambil menikmati makanan yang tadi ku beli di stand menuju kesini.

***

"Kok sendirian?"

Alea menoleh ke asal suara, rupanya Rifqi. Alea hanya tersenyum melihatnya datang bersama Riska.

"Bising." Jawab Alea cuek.

"Gak suka rame ya?" tanya Riska dan Alea hanya mengangguk. "Jangan sendirian disini. Horor."

Alea bergidik ngeri mendengarnya. Riska dan Rifqi kompak terbahak-bahak saat melihat wajah ketakutan Alea.

Merasa di kerjai, Alea mencebikkan bibirnya.

"Ih kakak nakutin aja." Ucap Alea kesal.

"Udah sana. Jangan sendirian. Udah malem." Ucap Rifqi.

"Iya."

Alea pun melangkahkan kakinya menuju lapangan. Alea menghampiri Wahyu, Ari, Dyah dan Santi, teman Maba seangkatannya.

"Dari mana?" tanya wahyu.

"Depan gedung elektro." Jawab Alea

"Ngapain? Lo sendiri disana? Disana kan horor lho." Ucap Ari.

"Iiih udah deh. Horor." Jawab Alea

Acara penutupan terus berlanjut hingga pembacaan puisi. Alea mulai merasa bosan. Dia memilih duduk di pinggir lapangan sambil selonjoran, tiba-tiba Karin datang menghampirinya.

"Alea, mau nemenin gue gak?"

"Kemana Rin?"

"Masjid. Lupa Gue belum sholat isya'." Jawabnya.

"Ayo."

Mereka pun berjalan menuju Masjid di kampus, saat melewati koridor dekat parkiran suasana begitu sepi, bulu kuduk Alea berdiri. Tanpa sengaja dia refleks mendekatkan diri pada Karin.

"Jangan takut, ada gue." Ucap Karin menenangkan.

"Gue takut."

"Hantu itu gak ada." Ucap Karin lembut.

Mereka bergegas menuju Masjid, sesampai di teras masjid, Karin langsung membuka sepatunya. Dia melihat Alea yang masih berdiri menatapnya.

"Lo..." Karin menggantung perkataannya.

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang