29. Dia Adikku

166 12 0
                                    

Alea comiiing

Aku bakalan kasih dua part nih.

Semoga suka dengan part ini.

Terimakasih juga untuk yang masih setia membaca.

Happy reading everybody❤

***

Hari ini Panji pergi kerumah Cindy, karena Cindy meminta bertemu dengan dia. Panji saat ini sedang berada di kamar Cindy yang tidak mau makan.

"Kakak, aku mau kakak yang nyuapin aku." Rajuk Cindy Manja pada Panji.

"Ok tapi abis makan kakak ke kampus ya."

"Iya sayang."

"Manja."

"Manja ama kakak aja. Aku seneng deh kakak udah maafin aku. Aku janji gak akan ninggalin kakak lagi. Kecuali kalo aku mati."

"Jangan bilang gitu. Kamu mau ninggalin kakak lagi, heumb?"

"Nggak. Cindy maunya ama kakak."

"Ya dah, ayo makan."

Panji menyuapi Cindy dengan sabar. Ya dia kembali dekat dengan Cindy. Panji tidak tega harus meninggalkan Cindy yang saat ini sedang sakit.

Dan saat ini Hubungan Panji dengan Alea juga merenggang. Dia jarang menghubungi Alea karena sibuk dengan Cindy dan juga skripsinya.

Sedangkan Di tempat Alea, saat ini mereka sedang sibuk karena BEM akan mengadakan turnamen futsal dan basket. Kebetulan Alea juga terpilih sebagai panitia.

"Lho jadwal mainnya mana ini?" Tanya Virzu.

"Ada di tas gue Kak. Bentar gue ambil dulu." Jawab Judika. Dia berlalu menuju ke tempat dimana tasnya berada

"Gue beli minum buat peserta dulu ya." Ucap Alea pada Virzu dan Vian

"Ama siapa Al?" Tanya Vian.

"Yang nganggur yuk. Gak mungkin kan gue bawa sendiri." Ajak Alea

"Ama gue aja Al." Tawar Virzu.

"Oke."

"Virzu!" Panggil sebuah suara.

Virzu menoleh ternyata Angga, teman sekelas sekaligus teman dekatnya menghampiri.

"Ada apa, Angga?" Tanya Virzu begitu Angga di sampingnya.

"Lo di panggil dosen Mekanik di ruangannya." Ucap Angga.

"Sekarang banget emang?" Tanyanya.

"Taun depan. Ya sekarang lah ogeb." Cengir Angga.

"Ya udah, gue ama anak yang nganggur lainnya. Lo nemuin dosen dulu aja." Ucap Alea.

"Gak apa-apa Alea?" Tanya Virzu tidak enak sambil mengusap kepala Alea lembut.

"Santuy." Jawab Alea dengan senyum manisnya.

"Ulu ulu kalian kayak pacaran tau. Jadian sama." Timpal Angga.

"Bacot." Ucap Virzu menatap Angga garang.

"Atut." Goda Angga.

"Ya udah gue pergi dulu ya." Pamit Virzu.

"Vian, yang nganggur anterin Alea beli minum." Pinta Virzu pada Vian yang di jawab anggukan kepala oleh Vian.

Dia langsung menuju ke ruang dosen meninggalkan Alea, Vian dan Angga, sedangkan Angga senyum-senyum sendiri.

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang