Intro

1 0 0
                                    

Ku putuskan untuk mengemas barang-barang ke dalam tas, dan beranjak pulang. Saat itu semua dimulai..


"De pulang on-time kan? Buka puasa di rumah gak?" Pesan masuk dari Ibu pada hari Senin dan jam di layar ponsel ku menunjukan pukul 4 sore. Belum sempat ku balas, namanya muncul kembali di layar ponsel sebagai panggilan tidak terjawab. Langsung ku balas pesannya dan melangkah pulang dari tempat kerja.

"De, temenin ibu ke rumah sakit ya? Ibu maunya sama kamu" Ucapnya memohon.

"Iyah ayok de solat maghrib batalin puasa dulu ya, sakitnya belum merada ya bu? Kenapa gak daritadi minta anterin ke dokternya sama yang lain bu? 

"Ibu maunya sama kamu, ibu enak kemana-mana sama kamu" ucapnya sambil mengatur nafasnya yang tersengal.

1 jam kemudian, "Ibu harus diopname ya mba, kita observasi terlebih dahulu karena keluhan dan penanganannya belum dapat dipastikan apa. Kasian ibu kalau harus pulang"


Rabu, ponsel ku berdering dari kakak perempuan ku satu-satunya "De, ibu sekarang dipasang alat bantu oksigen. Katanya nafas sudah berat, harusnya mba gak perlu ngabarin kamu, biar kamu bisa fokus kerja kata ibu"

Pandangan mata ke layar komputer menjadi ngeblur, dada ku berdegup cepat, IBU !

Sepotong senyum untuk mu, BuWhere stories live. Discover now