Semuanya berangsur pulih seiring berjalannya waktu. Jeongin menjadi super ketat pada kakaknya, melebihi ibu dan yu na. Mungkin karena ia sendiri yang melihat dengan mata telanjang apa yang sudah terjadi pada hyunjin.
Hyunjin tidak pergi ke sekolah umum lagi, ia home schooling dibantu jeongin sebagai guru private nya, terapi tetap berjalan lancar. Keadaan hyunjin semakin membaik, ia sudah bisa mandi sendiri, memakai baju sendiri, makan tanpa bantuan siapapun, komunikasinya pun mulai sejajar.
Hujan mengguyur kota seoul sore ini, sambaran kilat terlihat begitu jelas dari jendela kamar jeongin, pemuda bermata rubah itu bersembunyi dibalik selimutnya, takut sekali. Ibunya belum pulang, yu na sepertinya mampir kerumah temannya dulu, hyunjin mungkin tidur.
Beberapa menit kemudian, seseorang tengah merayap dikasur single bed jeongin, memeluk jeongin dari belakang selimut.
"Eh? Kak hyunjin." Dengan cekatan tubuhnya membalik kebelakang, balas memeluk kakaknya sayang.
"Jeongin-ie takut petir?" Ia bertanya sambil mengerucutkan bibirnya, dan menangkup pipi jeongin lembut.
" ... Iya, setiap dengar suara petir, aku merasa kembali ke beberapa tahun silam ... Saat- "
"Tidak perlu takut, hyunjin ada disini ... " Kembali ia memeluk tubuh kecil jeongin, dibenamkannya kepala si adik di dadanya, maka yang jeongin bisa dengar hanya detak jantung sang kakak yang berirama.
Jeongin tersenyum, ia merasa kembali dilindungi, merasa kembali mempunyai sosok kakak yang telah lama hilang.
"Kak?" Ia dongakan sedikit wajahnya.
"Iya jeongin-ie?" Sahut sang kakak ikut menunduk, tampan sekali batin jeongin, iris matanya yang jernih bak batu krystal nan polos, jeongin bisa melihat dirinya disana, hidungnya yang bangir, bibir plumpnya yang merah serta kedua lesung pipit samar-samar terlihat setiap kalia kakaknya mengeluarkan sepatah kata dari bibirnya.
"Aku amat menyayangimu, maaf jika selama ini aku kadang ah- selalu berkata kasar padamu, aku tidak bermaskud seperti itu."
"Hm cepat sembuh kak hyunjin." Imbuhnya, kembali membenamkan seluruhnya wajahnya didada hyunjin.
"Tidak apa, hyunjin memakluminya ... Semoga, hyunjin juga ingin seperti orang lain, s-seperti kakak yang lain ... Yang melindungi adik-adiknya."
Keduanya pun jatuh terlelap ke alam mimpi masing-masing, masih dengan posisi saling berpelukan, hujan dan petir di luar semakin menjadi-jadi, mengharuskan yu na menginap di rumah temannya dan ibu mereka, kerja lembur selama pekerjaan masih bisa dikerjakan.
━━━━━━━━━━━━━
Pagi yang cerah, keluarga kecil jeongin tengah sarapan sekarang, jeongin sibuk menumpukan rotinya hingga enam lapis dengan berbagai macam selai, yu na ikut-ikutan, hyunjin hanya tertawa melihat kedua adiknya yang memiliki nafsu makan begitu kuat, ibu mereka ikut tersenyum.
"Ekhem ... "
Seluruh mata tertuju pada sang ibu.
"Butuh beberapa waktu untuk ibu memutuskan semuanya, dan ibu pikir, pagi ini adalah waktu yang tepat."
"Ada apa bu?" Suara jeongin yang pertama menanggapai.
"Kakak kalian, hyunjin ... akan pindah ke jepang minggu depan, disana ia akan-"
"Tapi kenapa? kita keluarganya! kita bisa mengurusnya bu!" Seru jeongin bangkit dari meja makan.
"Iya bu!" Sahut yu na.
KAMU SEDANG MEMBACA
Convivencia ❲ hyunjin ft jeongin ❳
Fanfiction( Start : 2019 December - End : 2020 July ) Bagaimana rasanya mempunyai saudara tiri yang memiliki kekurangan pola dalam berpikir dan bertindak atau kebanyak orang lebih mengenal dengan istilah autis? 一 Jeongin rasanya sudah muak. Background story ;...