9. Are You Crying?

2.7K 241 29
                                    

"Kita hentikan saja kelasnya hari ini. Bagaimana?"

Sohee mendongak dan mendapati So Hyun sudah melepas celemek cokelat yang semula melekat di tubuhnya. Dia kini berdiri di hadapan Sohee dengan posisi kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana jins pudar, sambil menatapnya dengan penuh tanda tanya. Sohee mengernyit—sadar bahwa dia sama sekali tidak memperhatikan kelas baking-nya hari ini. Pikirannya melayang entah kemana. So Hyun yang sepertinya mengerti dengan situasi, berinisiatif menghentikan pelajarannya dan berjalan ke arah Sohee, mengambil alih waskom berisi adonan roti miliknya.

"Maaf ya, aku tidak melakukannya dengan baik hari ini." sesal Sohee, jujur saja dia merasa bersalah karena sudah menyita waktu So Hyun hari ini dan justru berakhir sia-sia.

So Hyun melirik ke arah perempuan itu sambil mengerutkan kening. Kemudian dia tersenyum lebar dan menjawab dengan nada riang, "Tidak apa-apa, aku mengerti. Tapi lain kali cobalah untuk fokus dan lakukan tugasmu dengan baik. Oke?"

Sohee berseru kepada So Hyun, yang lalu membentuk tanda oke dengan jari-jari tangannya dan tersenyum setelah mendengar ucapan So Hyun. Sohee mengikuti pria itu masuk ke dalam ruang penyimpanan makanan yang ada di dalam toko roti sambil membawa tepung sisa.

"Kau sedang ada masalah?" tanya So Hyun cepat—dia ingin memastikan apa yang saat ini dia pikirkan benar. Ketika pria itu tengah menumpuk waskom sisa adonan di atas waskom lain, Sohee menjawabnya dengan lemah.

"Tidak, aku hanya sedikit lelah."

Sohee mendongak, menatap sisi kiri wajah Sohyun yang mengeras. Apa ada yang salah dengan jawabannya barusan? Sohee melirik tangannya yang memegang sisa tepung, tanpa melihat ke arah So Hyun dia berkata, "Aku akan bercerai."

"Jo Sohee?"

Mendengar namanya dipanggil, perhatiannya kembali tertuju pada So Hyun. Ketika dia kembali mendongak ke arah pria itu, mata gelap So Hyun menatapnya lekat. Dia mengernyit ketika So Hyun mengamatinya. Jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Dia benar-benar sudah salah bicara, kenapa dia bisa membicarakan masalah pribadinya pada orang lain seperti ini tanpa berpikir panjang?

"Kau serius?"

Sohee berusaha menghindari pertanyaan lanjutan So Hyun dan membungkam pria itu dengan memberikannya sisa tepung yang di bawanya dan langsung membalikkan badan—pergi ke luar dari ruang penyimpanan. So Hyun yang ditinggalkan tanpa jawaban, buru-buru menaruh sisa tepung pada kotak kayu yang berada di sudut ruangan dan mengejar langkah Sohee.

"Aku bahkan belum sempat menanyakan kehidupan pernikahanmu, kenapa tiba-tiba... bercerai?"

Sohee terdiam. Matanya bergerak-gerak mencari jawaban, dia ingin menghentikan pembicaraan ini. So Hyun tidak harus tahu masalah pribadinya.

"Jo Sohee, kau kan baru menikah. Apa maksudmu dengan perceraian? Apa suamimu melakukan sesuatu yang buruk padamu?"

Sohee berbalik untuk kembali ke tempat So Hyun, namun pria itu sudah lebih dulu sampai di hadapannya. Sekujur tubuhnya bergidik mendengar pertanyaan pria itu. Tatapan sekilas ke arah jam tangan memberitahunya bahwa dia sudah cukup lama menghabiskan waktunya di sini. Dia bisa pergi sekarang, menghindari pertanyaan lanjutan So Hyun yang mungkin tidak akan pernah ada habisnya.

"Aku harus pergi sekarang, sudah sore. Kau juga haru melihat karyawanmu bukan?"

Segera, sebelum So Hyun sempat mengatakan sesuatu, Sohee berpaling. Perempuan itu berjalan dengan terburu-buru ke arah pintu. Denyut nyeri memukul-mukul dada tempat jantung So Hyun berada saat ini.

"Dia akan bercerai?" Senyum tipis terukir di wajah tampan kecokelatannya. So Hyun berdiri di sana selama beberapa saat setelah Sohee pergi, menyadari sejumlah mata karyawan yang tertuju ke arahnya. Dia menyadari tatapan penuh tanda tanya itu.

A Pieces of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang