-"Date with Rendy.

21 6 0
                                    

Zara, Rilla, dan Naya mulai meramaikan suasana.
"Ciee, Melly dah mulai baikan nii" celutak si Zara tukang ghibah.
"AAA MELLY! SO SO SO SWEET BINGITTT" tambahnya. Mereka heboh karna hal itu, sampai tak sadar bahwa seluruh mata yang ada di kantin menatap kita dengan tatapan heran.

"WOI BRISIK BANGET!" Sentak Kak Fyna, yang pada saat itu dia dan genk nya duduk di seblah bangku gue.

"Ngapasih. Yuk ah move taman aja. DISINI GERAH!" Jawab Zahra dengan nada menyindir.

"Bacot" Saut Kak Fyna, dan gue heran dong kok tumben si Fyna ini ga begitu marah, mungkin karna suasana hatinya yang sedang baik-baik saja? idk.

Gue dan temen-temen gue pindah ke taman sekolah, karna emang waktu istirahat masih tersisa banyak.

Taman

"Gue tuh sebel banget sama si Fyna. Ngapain sih sok-sok gitu. Mana muka putih amat tapi lehernya rungsep. Bedak sekilo dia tancepin kesana kali ya" Oceh si Zara.

"Huss.. jaga bicara Zar, tau tau dia disini gimana?" Ucap Naya.

"Kelaarrr" Tawa Rilla.

"Udah ahh. Eh girls? Lo semua, besok pada ada acara ga?" Tanya gue.

"Kagak. Emang ngapa?"

"Jadi nyokap bokap gue ke Bali buat ngurus perkerjaan. Ya alhasil gue cuma berdua aja sama Melza" Jelas gue.

"YEAYYY!! KETEMU SI MELZA!!" Ucap Rilla dengan senang.

"Okeiii Mell.. Lagian rumah lo kan gede, ga baik di tinggalin 2 orang aja. Ntar lo ketindihan lagi hz" Tambah si Zara dengan nada tertawa.

"Yaelah.. walau rame-rame gue tetep bisa tindihan kali" Ucap gue dengan nada kesal.

*fyi: tindihan yang dimaksud adalah sleep paralysis, atau dikenal di Indonesia dengan sebutan "tindihan"

"Yaudah. Besok kalian mau langsung kerumah apa pulang dulu?" tanya gue.

"Cuss rumah lo aja lah, mager bolak balik"

"Okaylah"

Skip rumah

Gue bingung milih baju apaan buat ntar, ya emang setelah masuk SMA gue jarang banget ketemu Rendy.

Malam ini bunda sama ayah prep buat ke Bali besok pagi. Gue panggil bunda, tanya dress mana yang cocok buat pergi sama rendy. Bunda milihin dress selutut dengan warna pink kombinasi biru laut, dannn rambut yang terurai indah.

Setelah gue siap, datenglah Rendy.
"Melly.. Rendy sudah datang. Cepet turun" Teriak bunda.

"Hei Ren.."
"Mell, lama juga ga ketemu, hehe"
"Yaudah gih berangkat, pulangnya jan malem malem ya Ren, tuan putri ini, haha" Canda Bunda.
"Eh, iya bun. Siappp komandan" Jawab Rendy.

"Yaudah bun, berangkat dulu" Pamit gue.
"Assalamualaikum" Gue&Rendy.
"Waalaikumsalam.."

Rendy satu taun lebih tua dari gue. Ketika gue kelas 10 dia kelas 11. Dia anak yang dimanja orangtuanya, sampe sampe dia dibolehin bawa mobil sendiri. Ya, seidaman itu Rendy. Gue emang suka sama Rendy, tapi yaaaaa, yaudah lah b aja, ga suka yang gimana gimana gitu.

Gue sama Rendy berangkat pake mobil yang dia bawa. Gue menuju ke salah satu caffe Ibu Kota Jakarta. Di jalan kita diem aja, ya agak diselingi candaan dikit. Emmm, wajar ga si? jarang ketemu soalnya, hehe.

"Mell, gue ga ganggu kan?"
"Ganggu apaan Ren?"
"Ya kan, lo sekarang sibum gitu"
"Hehe, alhamdulillah engga Ren. Tugas tugas dah kelar"
"Sans aja ngapa Mell. Gue dulu waktu baru masuk SMA ga gitu gitu amat, hehe"
"Gitu-gitu amat? Maksud lo?"
"Emm, gapapa deh. Skip aja"

Gue sejenak natap mata Rendy. Maksudnya apa coba? Emm. Gue langsung aja nyantap makanan yang gue pesen tadi.

"Mell.."
"Hmm.. Apa Ren?"
"Lo kenal Iwan ga si?"
"Iwan? 10 IPS 2 itu?"
"Eh.. Bukan bukan"
"Sapa? Ga kenal gue Ren.."
"Itu loh  Mell..  Iwant to be ur girlfriend. Hehe"
"Astaga Rendy... Lucu banget sih haha"
"Gimana ni?"
"Kenal Si Piki?"
"Kagak):"
"Pikir pikir dulu ya Ren"
"Ah elah Melly, lucu batt cara nolaknya, haha"
Gue hanya ikut tertawa aja.
Why gue bilang gitu sama si Rendy? Ya karna emang gue cuman suka, dan ga begitu cinta. Dan gue juga ga suka Rendy terlalu ngekang gue gitu, hikss):

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Paralysis Brings LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang