My True Love

12 2 1
                                    

"Ri! Jangan pulang dulu!" Abiem menarik tangan Riri. Kelas sudah sepi. Tak ayal, Riri mengurungkan niatannya untuk melangkah keluar kelas.

"Ada apa, Biem?" Tanya Riri.

Abiem masih memegang tangan Riri yang tadi dia tarik. Diangkatnya tangan itu ke arah wajahnya. Gelang tali sutera itu. "Kamu masih memakai dariku?" Tanya Abiem.

"Tentu. Akan kupakai hingga akhir hayatku." Kata Riri.

"Bagaimana jika ternyata kita kelak tidak berjodoh?" Tanya Abiem.

Riri diam, memandang wajah Abiem. "Jika ternyata kita tidak berjodoh, akan tetap kupakai, Biem. Akan kukatakan pada jodohku bahwa gelang ini adalah tanda sambungan silaturahmi antara anak ayahku dengan anak sahabatnya." Jawab Riri.

Abiem belum juga melepaskan tangan Riri. "Siapa laki-laki yang paling kamu cintai di dunia ini, Ri?" Tanya Abiem. Abiem berharap, Riri menyebut namanya.

"Krisna Harimukti." Jawab Riri, mengejutkan Abiem.

"Ayahmu?" Tanya Abiem lirih. Riri mengangguk mantap.

"Ayah adalah segalanya bagiku, Biem. Daddy is my true love. Sejak kecil, aku tidak mengenali ibuku. Hanya nenek yang aku tahu. Kini, setelah nenek pergi, hanya ayah yang kupunya, Biem. Aku sudah kehilangan ibu dan nenek. Aku tidak mau kehilangan ayahku, Biem." Kata Riri. "Kamu belum pernah merasakan kehilangan orang tua sebagaimana aku. Jika kamu sudah mengalaminya, kamu akan menyesalinya, terlebih jika kamu belum sempat mewujudkan keinginannya. Lebih menyesal lagi, jika kamu pernah membantahnya." Lanjut Riri. Kalimat Riri itu meluncur menusuk tajam ke relung hati Abiem. Dia langsung terbayang wajah papanya, jerih-payahnya dalam bekerja untuk membahagiakan keluarganya, dan yang pasti, Abiem teringat permintaan papanya tentang perjodohan dengan Utari.

Abiem sebenarnya mencegah Riri pulang hanya untuk menyampaikan kepada Riri perihal perjodohan itu. Namun, begitu melihat wajah lembut Riri, dia tidak tega untuk menyampaikannya. "Andaikan kamu diminta untuk memilih antara ayahmu dan aku, kamu pilih siapa?" Tanya Abiem sambil memandang tajam mata Riri.

Riri membalas tatapan mata Abiem. "Jika aku harus memilih antara kamu atau ayahku," Riri diam sejenak. Tangannya masih dalam genggaman erat Abiem. "Aku pasti lebih memilih ayahku, Biem." Lanjut Riri dengan mata berkaca-kaca. Abiem pun terharu. Matanya pun berkaca-kaca. Abiem melepaskan tangan Riri lalu memeluk Riri erat-erat. Riri tidak mengerti maksud Abiem dan alasan Abiem dia memeluknya dengan sengaja seperti itu.

"Terima kasih, Ri. Kamu sudah mengajarkan cinta sejati padaku." Bisik Abiem. Abiem tidak menyadari bahwa di luar sana Emon dan Nana memperhatikan apa yang mereka lakukan.

Abiem melepaskan pelukannya saat HP Riri berdering. Riri segera mengambilnya. "Bunda." Kata Riri. "Iya, Bunda. Iya. Riri ke sana, Bunda. Bye." Riri memasukkan HP-nya ke tas. "Bunda sudah jemput, Biem. Aku duluan, ya." Kata Riri.

"Be careful on the way, Sweety." Kata Abiem.

"You too, Honey." Jawab Abiem sambil tersipu lalu dia meninggalkan Abiem. Abiem pun segera meninggalkan kelas, bergegas pulang.

"Hai, Pa." Sapa Abiem sesampai rumah.

"Hai, Biem. Sudah pulang?" Tanya Papa Abiem.

"Iya, Pa." Jawab Abiem. "Kog tumben juga Papa sudah sampai rumah?" Tanya Abiem sambil duduk di samping papanya.

"Iya, hari ini Pak Gandana tidak ada acara keluar jadi Papa diijinkan pulang cepat." Jawab Papa Abiem.

"Wah! Utari di rumah, dong?" Tanya Abiem lalu menenggak minuman dingin di tangannya. Papanya heran mendengar pertanyaan Abiem.

"Memangnya kenapa kalau Utari di rumah?" Tanya Papa Abiem.

"Lho? Apa salah kalau Abiem tanya tentang calon istri Abiem?" Abiem balik tanya.

"Calon istri?" Papa Abiem mengernyitkan kening.

"Katanya, Abiem mau dijodohkan dengan Utari? Papa kemarin itu serius atau cuma bercanda sih, Pa?" Tanya Abiem.

"Papa serius, Biem." Tegas Papa Abiem.

"Abiem juga serius, Pa." Sahut Abiem.

"Kamu setuju dengan perjodohan itu?" Tanya Papa Abiem, meyakinkan.

"Iya, Pa." Jawab Abiem.

"Serius, Biem?" Tanya Papa Abiem sekali lagi. Abiem mengangguk. "Abiem!" Papa Abiem memeluk Abiem erat. "Papa bangga denganmu, Biem." Papa Abiem melepaskan pelukannya.

"Papa adalah segalanya bagi Abiem. Abiem sayang sama Papa. Abiem akan lakukan apa saja untuk kebahagiaan Papa, Mama, dan adik-adik Abiem." Kata Abiem.

"Bagaimana dengan Riri?" Tanya Papa Abiem.

"Riri bukan siapa-siapa dibandingkan Papa." Jawab Abiem. "Perjodohan ini pasti akan mengecewakan Riri. Tapi, Abiem lebih tidak mau mengecewakan Papa." Lanjut Abiem.

"Walaupun kamu tidak mencintai Utari?" Tanya Papa Abiem.

"Utari gadis yang baik, Pa. Abiem yakin, mencintainya adalah hal mudah." Kata Abiem. Papa Abiem menepuk-nepuk pundak Abiem.

Hari itu, Abiem sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Abiem memasrahkan semua kepada Sang Mahakuasa.

Cinta AbiemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang