#baiklah, kita mulai part ini ya? :) vote dan komen terus.
Happy reading..
Kriiinngggg.. kriiinggg...
Kelas seni pun akan segera dimulai, yah aku mengambil seni musik, memang benar aku tak sehandal keluargaku, tapi aku berusaha untuk belajar lebih giat lagi.
Aku dan zi beranjak dari kursi darimana tempat kami duduk tadi saat pelajaran bhs inggris dimulai. Kami berjalan menuju ruang seni di sebelah aula sekolah ini.
Ada separuh dari kelas kami yang mengikuti seni musik, meskipun guru musik disini tidak begitu menyenangkan. Mungkin memang mereka sangat menyenangi musik.
Kami semua duduk di tempat masing-masing...
"Pagi anak-anak.." bapak kepala sekolah tiba-tiba masuk dan menyambut kami.
"Pagi pak.." jawab kami serempak.
"Bapak kemari ingin memperkenalkan guru musik baru yang akan mengajar beberapa bulan disini, karena guru musik yang lama akan mengambil cuti untuk melanjutkan studynya."
Penjelasan bapak kepala sekolah yang panjang lebar, membuat kami tercengang dan bengong. Membuat kami semua penuh tanda tanya.
Tak lama kemudian, seorang laki-laki yang berumur 24 tahunan kata bapak kepala sekolah memasuki ruangan, laki-laki berperawakan tinggi tegap, dengan kulit putih dan rambut hitam, sangat cocok dengan badannya. Tanpa melihatnya terlalu lama, aku membaca-baca buku musik kepunyaanku.
"Perkenalkan, Saya Adrian, jelasnya Karan Adrian." Ucapnya lantang.
"Apaaaaa???? Karan kau?" Teriakku terhenti karena lirikan teman-teman membuyarkan kemarahanku yang berganti menjadi malu.
"Haiiiii Mia.." ucapnya lirih membuatku bergidik ngeri.
"Perkenalkan aku Karan Adrian guru musik kalian yang baru, aku lulusan dari jerman yang pindah kesini karena suatu keperluan." Sahutnya tegas.
Aku merasa tercengang mendengarnya, merasa sangat kagum. Mulutku terasa mengangah, dan dengan cepat aku menutupnya kembali. Dia memulai pelajaran dengan sebuah lagu yang akan diajarkan melalui biolanya.
Lagu itu, Talking to the moon..
apa dia berusaha berbicara padaku tentang suatu hal, siapa dia, kenapa dia bisa membuatku tercengang dan kagum seperti ini. Laki-laki berbadan tegap, tinggi, berkulit putih yang dulu pernah sangat ku benci karena kejorokannya dan tubuhnya yang kumuh telah berubah menjadi pangeran tampan.
"Mia, coba ulangi kembali lagu yang telah ku mainkan."
Kata-katanya begitu tegas, alis tebalnya yang terlihat sangat indah. Bibir kemerahannya, aku seperti terhipnotis. Dia sangat berbeda saat pertama ku kenal, dia tak sekonyol yang ku kira.
Dengan tak sadar aku mulai memainkan biola di depanku.
"Stoop Miaa.." teriak zi yang seketika itu membuyarkan lamunanku.
"A..aapa zi?" Tanyaku keheranan.
"Bukannya nilai biolamu paling jelek? Jangan berbuat hal yang bisa mempermalukanmu disini." Jawab zi ketus.
"Sebaiknya minta saja Karan mengajarimu di rumah." Lanjutnya.
Aku terdiam, tanpa sadar aku tersenyum pada karan, dan aku mengurungkan niat mematuhi perintah karan yang sejak tadi menjadi guruku.
Detik demi detik berlalu, pelajaran musik ini pun usai. Semua teman-teman mulai berhamburan keluar. Tinggal aku dan karan seorang di ruangan ini. Tak pernah aku merasa canggung seperti sekarang padanya. Aku berjalan beriringan dibelakangnya tanpa berucap sepatah kata pun.
"Miaa." Ucapnya memecah keheningan.
"Ya, apa?." Tanyaku.
"Aku akan menjagamu, BabyMoon.." telapak tangan kekarnya mengusap kepalaku kasar namun halus, setelah itu berlalu.
Aku merasa sangat familiar dengan panggilan itu. Laki-laki yang pantas menjadi kakak ku itu, siapa dia??? Semua ini membuat kepalaku mau pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberapa besar kebahagiaan itu?
Любовные романыDisinilah aku akan memulai kisahku. Namaku Mia, aku anak dari seorang musisi, ibuku seorang pianis, dan ayahku pemain biola.Sudah lama Aku tinggal sebatang kara. Sejak orang tuaku meninggal dan kakek yang kusayangi pun pergi dari dunia ini. disaat b...