Tathayur, Praktik Syirik Masa Jahiliah

4 0 0
                                    

Setiap perilaku yang dinisbahkan kepada masa jahiliah adalah tercela, demikian disebutkan oleh asy-Syaikh Shalih al-Fauzan dan lainnya. Namun, sangat disayangkan masih banyak kaum muslimin yang memiliki keyakinan seperti orang-orang di masa jahiliah.

Di antara sekian perilaku jahiliah yang banyak kaum muslimin terjatuh ke dalamnya adalah tathayur; beranggapan sial dengan yang dilihat, didengar, atau lainnya; disebutjuga thiyarah. Tathayur adalah perbuatan orang musyirikin jahiliah, perbuatan orang-orang yang mengingkari para rasul Allah Subhanahu wata’ala.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

فَاِذَاجَآءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَاهٰاذِهِ ۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوْسٰى وَمَنْ مَعَهُ ۗ اَلَآ اِنَّماَ طَآ ئِرُهُمْ عِنْدَ اللهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرُهُمْ لَايَعْلَمُوْنَ۝

Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata, “Itu adalah karena (usaha) kami.” Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (al-A’raf: 131)

Makna ayat di atas, ketika Fir’aun dan pengikutnya mendapatkan kebaikan berupa kesuburan, kelapangan, dan kesehatan mereka berkata, “Kami memang pantas dan berhak mendapatkannya.” Namun, ketika mendapatkan musibah berupa bencana atau kemarau, mereka pun bertathayur dengan Musa dan pengikutnya. Mereka berkata, “Ini adalah karena kesialan Musa dan pengikutnya, kita tertimpa kesialan mereka.” Maka Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah.”

Yakni, datangnya kesialan datang dari Allah Subhanahu wata’ala karena sebab kekufuran mereka dan perbuatan mereka mendustakan ayat-ayat Allah Subhanahu wata’ala dan para rasul-Nya. Tathayur adalah simbol musyrikin dan perilaku jahiliah. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

قَالُوْآ اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۚ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ  وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا  عَذَابٌ اَلِيْمٌ۝ قَالُوْا طَآئِرُكُمْ مَعَكُمْ ۗ اَئِنْذُكِّرْتُمْ ۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُوْنَ۝

Mereka menjawab,“Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami.” Utusan-utusan itu berkata, “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas.” (Yasin: 18-19)

Makna ayat di atas, bagian kalian dan apa yang menimpa kalian berupa kejelekan adalah karena sebab perbuatan dan kekufuran kalian serta karena kalian menyelisihi para pemberi nasihat. Bukan karena kami ataupun sebab kami, melainkan semata karena perbuatan kalian yang zalim dan melampaui batas. Kesialan orang zalim ada pada dirinya sendiri. Kejelekan yang menimpanya adalah dia sendiri yang menyebabkannya dan tentunya terjadi dengan takdir Allah Subhanahu wata’ala.

Makna Tathayur

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin rahimahullah berkata, “Tathayur adalah beranggapan sial dengan sesuatu yang terlihat, terdengar, atau sesuatu yang telah maklum. Yang terlihat seperti terbangnya burung, yang terdengar seperti suara burung dan sejenisnya, serta yang maklum yakni sesuatu yang tidak terdengar dan tidak terlihat, seperti beranggapan sial dengan hari tertentu, dengan bulan tertentu, dan lainnya.”

AqidahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang