22/06/2019
Stasiun kota lama
15.30"Masih lama pak keretanya?,"aku bertanya pada pak. Didit
"Sekitar 30 menit lagi" Aku hanya mengangguk menanggapi jawabannya.
Sudah 1 jam kami ber-4 menunggu kereta yang datang khusus untuk siswa baru SMAN 18, kereta ini berangkat dari ibu kota yang dilanjutkan ke kota lain dan kota ku mendapat bagian hari ini pukul 16.00.
Akhirnya kereta datang, kami mendapat duduk di gerbong 3, sekitar 20 menit berikutnya kereta mulai meninggalkan kotaku.
"Sampai jumpa di 6 bulan kedepan my city, i'm always miss you :)" batinku
Kami duduk saling berhadapan, aku berhadapan dengan Nirwana dan Elvara berhadapan dengan Pak. Didit.
Perjalan ditempuh selama 7 jam, di 2 jam pertama aku sangat menikmati perjalan pemandangan hamparan sawah yang dibarengi tenggelamnya sang surya sangat indah. Tapi, 5 jam berikutnya aku sangat tidak menikmatinya hanya kebosanan, kegelapan malam yang terlihat dan beberapa kali harus kehilangan sinyal karena kereta melewati... Entah melewati apa aku tak tau.
Untuk menghilangkan kebosanan kubuka chat grup SMAN 18 bertanya apa ada siswa yang berasal dari kota yang sama, namun nihil tak ada jawaban. Aku membuka media sosial yang lain juga percuma kadang sinyal hilang malah bikin emosi.
"Kamu punya cemilan yang pedes nggak?" Nirwana
"Bentar"ku geledah isi tas ku "nih ada,"kuberikan dia kripik singkong super pedas yang kubeli di super market stasiun tadi.
Drrt.. Drrt..
Pesan masuk dari chat grup
Unknow
AkuMe
Oh, are u seriously? Dimana
Tempat duduk mu? Di gerbong berapa?Unknow
Gerbong 3
Berdirilah, aku juga akan berdiriMe
OkSetelah menjawab pesan itu aku memberitahu Nirwana dan Elvara.
"Nir, El.. Ada siswa yang sama dari kota kita, dan satu gerbong, ia menyuruh kita berdiri"
"Yaudah ayok berdiri kita cari" Ajak Elvara
Disaat bersamaan kursi sebelah kanan 3 kursi depan kami berdiri 2 gadis berhijab satu bertumbuh subur dan satu bertubuh kurus bermata sipit. Aku melambaikan tangan mereka tersenyum lalu, kami bertiga duduk kembali dan mengirim pesan pribadi pada nomer yang menjawab pesanku tadi di grup.
Me
Boleh kami bergabung
dengan kalian?Unknow
Tentu silahkan, ada
Tempat kosong di depan kamiMe
Oke"Kita bergabung dengan mereka yuk," Ajakku.
"Ayo, itung-itung kita dapet teman baru" Elvara.
"Yaudah, nanti aku nyusul" Kata Nirwana yang sedang merogoh tasnya.
"Kuy" Ajakku.
Elvara berjalan di depan ku menuju ke tempat 2 gadis tadi.
"Hay" Sapa Elvara menepuk pundak gadis bertubuh subur.
"Oh.. Hay, kalian yang di grup chat itu ya?" Tanya si gadis bertubuh gempal Elvara menjawab dengan Anglikan kepal "silakan duduk" dan mempersilahkan kami duduk.
"Kalian dari kota mana?" Tanya ku.
"Kami dari kota ****** " Jawab gadis bertubuh kurus, ternyata mereka berasal dari kota sebelah utara kabupaten.
"Omong-omong siapa nama kalian?" Tanya Elvara.
"Namaku Dinda" Jawab gadis bertubuh subur.
"Namaku sylvi" Sambung gadis bertubuh kurus.
"Kalian hanya berdua?" Tanyaku.
"Tidak, kami berangkat 8 orang 2 pendamping dan 6 murid, itu disebelahmu namanya Ubed, sebelahnya Pak.Meka dan di depan beliau Pak.Agung" Sylvi menunjuk anak laki-laki bertubuh kurus di seberangku sebelah kiri.
"Dan mana 3 temanmu yang lain?" Tanya Elvara. Sylvi berdiri dan celingukan (?)
"Entah,eh.. Kalian belum memperkenalkan diri"
"Oh... Maaf, namaku Vanisa" Jawabku.
"Aku Elvara"
"Kami berangkat ber-4 satu teman kami laki-laki namanya Nirwana dan satu pendamping kami pak.didit" Terangku.
Setelah itu kami berbincang ringan tentang kota kami, sekolah, umur, bagaimana mereka bisa lolos jadi murid SMAN 18, dan masih banyak lagi.
Tak lama Nirwana dan pak. Didit menyusul.
"Itu Nirwana sama pak.Didit. " Seru Elvara. Nirwana menyalami Sylvi dan Dinda lalu, pak. Didit menyalami pak. Meka dan pak. Agung.
"Kita main Uno yuk" Ajak Sylvi.
"Ayo" Jawab kami serempak.
Kami main Uno sampai bosan dan kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam aku sangat lelah.
"Udah jam 10 malem nih, balik kuy" Ajakku pada Elvara dan Nirwana.
"Yaudah, kalo gitu kita balik dulu ya" Elvara pamit.
"Oke, senang berkenalan dengan kalian" Dinda.
Kami hanya tersenyum, sampai di tempat duduk aku memasang earphones dan mem-play musik, mata rasanya semakin berat dan akhirnya aku terlelap
_-_-_-_-_-_-_-_-_
"Kak, bangun kak" Seseorang menepuk-nepuk pipiku "kita mau sampai"
KAMU SEDANG MEMBACA
SMAN 18
Teen FictionPernah kebayang di Terima di sekolah ter-ELIT nasional? 50% kisah nyata 50% fiksi Mengingat pengalaman tak terlupakan