Demon Eyed Girl

1.4K 124 2
                                    

"OI!"
Mereka mendengar suara dibelakang mereka, saat mereka berbalik, orang itu langsung meninju muka preman satu dan Alice terlepas, Alice segera mencari lalu memakai kacamatanya, lalu melihat siapa yang menolongnya. Ternyata yang menolongnya adalah Fadli.
Fadli:"Alice, apa kamu baik baik saja?"
Alice:"iya terima kasih"
Setelah memastikan keadaan Alice, Fadli lalu lanjut mengalahkan penjahat yang tersisa lalu dia berlari sambil menarik tangan Alice ke sebuah gang. Mereka berdua sama sama kelelahan dan mengambil nafas.
Alice:"sekali lagi terima kasih Fadli, kalau kamu tidak datang aku tidak tau lagi apa yang akan terjadi kepadaku"
Alice tersenyum kearah Fadli, tapi Fadli tau kalau itu senyuman palsu.
Fadli:'senyuman itu lagi, aku tidak menyukainya'

Tapi Fadli tetap menjawab dengan biasa.
Fadli:"iya sama sama"
Fadli:"ngomong ngomong kenapa kamu tidak melawan mereka?"
Alice:"aku tidak bisa bertarung, dan juga kamu melarang kami untuk menggunakan sihir untuk melawan manusia tadi"
Fadli:"sepertinya kamu salah menangkap perkataanku, lagipula ada beberapa sihir kejut yang dapat membuat mereka pingsan tanpa melukai mereka"
Fadli:"dan setauku sihir itu diajarkan saat sekolah dasar"
Alice tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Alice:"hehe, sepertinya aku terlalu panik untuk menyadari hal itu"
Tapi dia tetap menggunakan senyuman palsu.
Fadli:'lagi lagi senyuman palsu itu'
Ekspresi wajah Fadli menjadi serius.

Fadli:"Alice bisakah kamu melepaskan kacamatamu?"
Alice:"ha? Maaf tapi aku sudah pernah bilang kalau mataku sangat sensitif terhadap cahaya, jadi aku tidak bisa melepaskannya"
Fadli:"seperti yang kamu lihat sendiri, di tempat ini gelap, jadi tidak masalah"
Alice:"e... Tapi...... Anu."
Alice sedang panik berusaha memikirkan alasan lain.
Fadli:"tidak usah memikirkan alasan lain, buka saja"
Alice:"tapi jika aku melepasnya kamu pasti akan membenciku"
Tapi Fadli hanya diam dan menunggu Alice melepaskan kacamatanya.
Alice:"baiklah"
Alice dengan perlahan melepaskan kacamata nya dan saat sudah lepas, mata iblis milik Alice terlihat dengan jelas.

Fadli yang melihat itu tetap tenang dan tidak terkejut sama sekali, hal itu membuat Alice bingung.
Fadli:"jadi memang benar"
Alice:"kamu sudah tau?"
Fadli:"aku hanya menyadari kalau kamu bersikap aneh setelah kita melihat mata Bernard, jadi aku beranggapan kalau kamu pasti juga punya kesamaan"
Alice:"tapi Fadli, aku manusia kok, aku bukan iblis, aku mohon percayalah kepadaku"
Fadli:"aku tau kok, aku juga tidak merasakan aura iblis darimu"
Fadli:"jadi, siapa saja yang tau tentang ini?"
Alice:"selain kamu hanya orang tuaku dan para pembuliku saat aku masih kecil, meskipun aku yakin mereka telah melupakanku"
Fadli:"bagaimana tanggapan orang tuamu?"
Alice:"mereka melindungiku, aku bersukur memiliki orang tua seperti mereka"
Alice kembali memasang senyuman palsu.
Fadli:'walaupun senyumanya palsu, tapi dia tidak berbohong tentang orang tuanya, itu bagus'

Fadli:"bagaimana dengan Chizuru dan Yuri?"
Alice:"mereka tidak tau apa apa"
Alice:"aku takut jika aku memberitau mereka, mereka akan membenciku seperti yang lainnya"
Fadli:"kamu beritau saja mereka, mereka adalah sahabatmu bukan? Jika mereka menganggapmu sebagai sahabat, mereka tidak akan membencimu, lagipula menurutku mata itu terlihat cantik padamu"
Wajah Alice sempat memerah, tapi langsung kembali lagi normal setelah aku memujinya.
Alice:"tapi Fadli, aku takut, kamu lihat sendiri tadi, orang orang itu menganggapku monster, setelah akhirnya aku bisa mendapatkan teman, aku tidak ingin kehilangan mereka"
Fadli:"justru kamu akan kehilangan mereka, jika kamu terus menyembunyikan hal ini"
Alice:"aku tau, tapi.......... tapi......"

Fadli:"kamu boleh menangis jika kamu sudah tidak kuat, aku ada disini untukmu"
Alice:"aku sudah terbiasa kok, aku sudah terlalu sering menangis hingga aku rasa tidak ada lagi air mataku yang tersisa"
Alice kembali tersenyum palsu. Fadli yang sudah muak melihat senyuman itu akhirnya menegurnya.
Fadli:"hentikan itu"
Alice:"hentikan apa?"
Fadli:"berhenti memberiku senyuman palsu itu, aku tidak menyukainya"
Alice:"sudah kuduga kamu juga menyadarinya, tapi itu juga mustahil, aku juga tidak bisa lagi tersenyum seperti dulu"
Fadli:"bagaimana kalau aku bisa membuatmu tersenyum bahagia?"
Alice:"coba saja, jika kamu bisa melakukan itu, aku akan memberi apapun yang kamu mau"
Fadli:"sepakat"

Royal Academy Of Magic & KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang